Lebaran Pertamaku Tanpa Malaikat Kedua

Assalamualaikum wr wb
Minal aidzin wal faidzin untuk seluruh warga Steemian yang merayakannya. Dan selamat pagi semua ....
Sebelumnya juga saya ucapkan terimakasih kepada Mas @DjamiDjalal selaku pembuat event dan Mbak @EttyDiallova selaku ketua dan pembimbing saya di KSI-TW.

Dan inilah moment lebaran pertamaku tanpa malaiku keduaku, atau lazim kupanggil Ayah. Tak banyak yang mampu kutulis di sini, tidak ada opor dan ketupat buatan ibu, tidak ada barisan jajan dalam toples di sampingku. Semuanya sepi. Karena aku tinggal dan hidup di Negara Taiwan menjadi BMI. Aku tak pernah mengeluh dengan keadaan, aku juga tak pernah protes dengan Tuhan. Karena aku yakin, masih banyak ribuan manusia di luar sana yang hidup lebih menderita dari pada aku.

Tahun lalu, tepatnya 2017 silam. Aku sempat pulang ke rumah, bercanda dengan ayah, beliau berkata,"pulanglah, ibumu sudah tua, apa gak pengen menemani bapak ibu sampai meninggal?" Namun pertanyaan itu aku anggap angin lalu. Namun siapa sangka 56 hari setelah lebaran, ayah pergi tanpa berpamitan lagi. Sementara aku? Terkulai lesu di tanah perantauan. Lebaran kali ini, mungkin ibu yang terpukul hebat, karena ibu akan sendirian. Pernah kemarin aku berkata,"kok gak photo-photo Bu, suruh kakak motoin, nanti dikirim aku." Ibu pun menjawab, "tidak mau, bapakmu tidak ada."

Lebaran tahun ini tidak ada yang istimewa, hanya mendapatkan kiriman photo beberapa jajan ditoples yang terpajang di ruang tamu, hatiku sudah bergejolak rindu. Tapi aku bersyukur padaNya, masih diijinkan menjumpai idhul fitri tahun ini. "Sabarlah Bu, anakmu sebentar lagi pulang."
Lebaran di tanah rantau adalah moment paling tidak aku sukai. Ketika raga di sini, hati dan pikiran melambai-lambai ingin lompat ke negara sendiri. Namun aku yakin, makna lebaran tidak melulu tentang kebersamaan tapi bagaimana kita mampu menjadi manusia yang lebih baik lagi dari tahun-tahun yang telah terlewati.

Wassalamualaikum wr wb