PENJARA BANDA ACEH RUSUH

Kerusuhan yang berujung pembakaran terjadi Kamis pagi hingga siang di lembaga pemasyarakatan (LP) kelas ll A Banda Aceh, di kawasan Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.

Dalam kerusuhan itu, para napi yang mengamuk nekat membakar sejumlah ruang LP, misalnya ruang pemeriksaan tamu beserta perangkat X-Ray, ruang binapi data, ruang administrasi, ruang kepala keamanan LP, dan gudang LP. Satu unit mobil penerangan Dalmas Polresta Banda Aceh juga di bakar Napi.

Kronologi Kejadian
Maksud kedatangan tim untuk menjemput tiga napi yakni Gun, Bah, dan Muh dari LP. Ketiga napi narkoba itu akan di pindahkan ke LP kelas l Tanjung Gusta, Sumut.
Penjemputan Bah dan Muh berjalan lancar. Namun, Gun yang berada dikamar terpisah menolak dipindahkan ke Sumut. Lalu ia memprovokasi napi lainnya.
Para napi yang terprovokasi pun bereaksi dengan melempari petugas. Akhirnya, kerusuhan pun terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.
Hingga pukul 12.00 WIB suasana semakin kacau, apalagi sejumlah bangunan didalam LP dibakar napi yang mengamuk.
Menjelang siang, polisi berhasil mengendalikan situasi dan tujuh napi yang dinilai memprovokasi napi lainnya diamankan dan di tahan di sel Mapolda Aceh.

PETUGAS MENEMUKAN TANAMAN GANJA DAN SABU

Setelah situasi terkendalikan dan dilakukan pendataan, aparat keamanan melakukan penggeledahan.

Dalam penggeledahan itu berhasil ditemukan sejumlah barang yang dilarang berada didalam sel. Barang yang ditemukan itu berupa ganja kering sejumlah 1kg, sabu 10 paket, bong (alat hisap sabu), laptop, telepon genggam, dan senjata tajam.

Selain itu, ada temuan yang mengejutkan, yaitu ditemukan tanaman ganja hidup yang tingginya sekitar satu meter didalam pot yang di letakkan napi didalam ruang tahanan. Semua barang temuan diamankan oleh polisi sebagai barang bukti.

Selain itu, tujuh napi yang diduga sebagai provokator kerusuhan juga diamankan ke Mapolda Aceh, termasuk salah satunya napi kasus narkoba atas nama Gun yang merupakan salah satu napi yang menolak dipindahkan ke Sumatera Utara hingga memicu kerusuhan.

Sumber: (Serambi Indonesia)