Semangatku Masa Depanku menjadi Dokter Spesialis Anak

in #indonesia7 years ago (edited)

IMG_5191.JPG

Aku adalah seorang anak pertama dari empat orang bersaudara dengan Papa bersuku Mandailing dan Mama bersuku Padang. Menjadi seorang dokter adalah cita-cita yang sudah tertanam sejak aku kecil disaat pertanyaan “Kalau sudah besar mau menjadi apa?” Dan kalau lebih spesifiknya menjadi dokter anak karena anak-anak terlihat lucu. Disamping mama yang tetap memberikan semangat dan selalu menceritakan kalau anak teman-teman mama sudah menjadi dokter dengan wajah bangga dan antuasiasnya. Terbesit di kepala betapa bangganya orangtuaku seandainya aku bisa menjadi seorang dokter. Ternyata langkahku menjadi seorang dokter tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Sebenarnya aku mendapat beasiswa di Kedokteran USU dari SMA karena nilaiku yang lumayan bagus dan dipastikan lulus. Tetapi jiwa petualanganku saat itu lebih dominan dan aku memilih untuk mengambil beasiswa di UGM Jogya. Pilihan beasiswa hanya boleh satu saja. Karena aku memilih UGM secara otomatis untuk USU gugur. Hmmm, ternyata aku tidak ditakdirkan untuk bertualang di Jogya. Kemudian aku mencoba ujian SPMB waktu itu namanya di USU, namun kenyataannya nilaiku tidak mencukupi dan aku dinyatakan tidak lulus. Belum selesai perjalananku dan aku tidak ingin menyerah, aku mulai ikut penerimaan di dua universitas swasta Medan yaitu UISU dan UMI, kemudian Atmajaya dan UKI Jakata dan selanjutnya Maranata Bandung. Sudah lumayan banyak bukan. Di Jakarta dan Bandung aku dinyatakan tidak lulus, namun yang di Medan aku lulus untuk kedua universitas. Setelah pertimbangan satu dan banyak hal, aku memilih UISU.

Akhirnya aku memulai pendidikan dokter di UISU. Di awal pendidikan masih ada plonco-ploncoan tapi yang tidak terlalu seram, namun terkesan lucu. Kebetulan kampus berada di sebelah rel kereta api, dan setiap kereta api lewat, kami mahasiswa baru harus tiarap. “TIARAAAAAAAP”, teriak senior dengan lantangnya. Kami pun sudah seperti mau berperang. Tepat 1 bulan kemudian, tanggal 13 September 2000 aku kehilangan seorang mama yang aku sayangi, yang selalu ada untukku selama 18 tahun usiaku. Mungkin inilah hikmah bahwa aku tidak lulus di universitas luar Sumatera, tidak bisa kubayangkan dan sudah bisa dipastikan aku akan putus sekolah di tengah jalan. Semakin berat perjalanan sekolah yang kulalui dengan hanya 1 orangtua saja yang bekerja yaitu Papa dengan 3 orang adik yang masih duduk dibangku sekolah.

Namun dengan semangat dan kemauan keras, aku tidak pernah putus asa karena ini adalah masa depanku. Tetap meminta kepada Allah agar cita-citaku segera terwujud bagaimanapun susahnya. Allah Maha Baik, bulan Desember 2016 aku pun selesai menyandang gelar dokter didepan namaku. Rasanya percaya tidak percaya aku bisa melewatinya yang kalau kuceritakan detail perdetail sudah seperti sinetron bersambung.

9.jpg

Aku mulai menjadi dokter PTT di Bener Meriah selama 1 tahun dimana daerah yang tidak pernah aku tahu sebelumnya. Seperti meraba di dalam tumpukan jerami awalnya, namun lama-kelamaan aku mulai bisa berinteraksi dengan masyarakat yang ternyata baik dan ramah. Pendaftaran PNS pun dibuka, aku tertarik untuk mengikutinya. Karena tidak ada satu orang pun dikeluarga yang menjadi PNS. Allah Maha Baik, ternyata aku lulus sebagai PNS di Bener Meriah dan mulai menjalani pekerjaan sebagai Kepala Puskesmas (Kapus) di Puskesmas Ronga-Ronga Bener Meriah. Banyak lagi cerita menjadi Kapus, dari aku menjadi orang pertama di puskesmas, karena puskesmas baru selesai dibangun, jadi belum ada staf, belum ada barang apapun didalamnya sampai orang-orang yang tidak yakin dengan diriku yang masih terlalu muda, belum punya pengalaman ditambah lagi aku bukan putri daerah. Aku jalani semampuku, dan selalu aku katakan bahwa aku mau sekolah lagi mengambil spesialis anak jadi ini untuk sementara dan menjadi batu loncatan selanjutnya. Sebenarnya aku merasa gerah juga dengan underestimate nya mereka. Allah Maha Baik, Allah dengarkan lagi keinginanku menjadi dokter spesialis anak. Tidak mudah juga jalanku untuk masuk pendidikan spesialis anak. Di awal-awal saja sudah banyak kendalanya, tapi lagi-lagi aku pantang menyerah karena ini adalah masa depanku. Langkah demi langkah aku mulai pendidikan dengan segala macam cobaan dan kendala di dalamnya, namun pada akhirnya aku bisa menyelesaikan dan berhak menyandang gelar spesialis anak dibelakang namaku..

FB_IMG_1521994318559.jpg

Demikianlah cerita tentangku, semangatku dan masa depanku.

Regard,
dr. Ifrah Ayuma Siregar, Sp. A | @irasiregar

Sort:  

Cerita yang sangat menarik!!
Dan saya sendiri terharu bacanya 😭😭
Dengan semangatnya itu sudah menjiwai yaitu bukan sosok wanita cengeng pantang menyerah 👍👍

pantas dapat yang terbaik, karna semua sudah di awali dari niat yang baik, sudah tertanam dalam - dalam dan pada akhirnya tercapai dengan cita-citanya yang sangat di kagumi...
Congratulation @irasiregar

~ Salam Steemian Bersama ~

Waaah... terimakasih @alghazalifahmy.. Kayak sinetron ya ceritanya.. Hahhaa.., sedih-sedih nya mah udh lewat, sekarang tinggal menjalani aja...
Salam kenal ya.. 😊

Hahahhahaa tentuuu ???
Sudah kayak sinetron "kisah sedih di hari minggu" 😂😂😂

tapi.. All the best lah kak @irasiregar 🙏😎

  • yaa kak! Salam kenal kembali ☺

Tiada mengenal kawan dan lawan, fakir miskin maupun hartawan. Semua dilayani dengan penuh hati. Profesi yang sangat mulia saudariku @irasiregar. Semoga Allah tetap menghujamkan keikhlasan dalam hati. Sukses terus dan tetap semangat 87. Meeerrdeeekaaa..hehe

Hahahhaa.. semangaaat 87 ya... Terimakasih saudaraku @munawar87.. Semoga ilmuku berkah dan berguna untuk agama nusa dan bangsa.. 😊😊

Allahumma amin ya rabbal 'alamin. Amin amin ya mujibassailin.

Aku adalah seorang anak pertama dari empat orang bersaudara

Ini point penting berarti masih ada adik tapi jangan - jangan laki ha ha ha

Hmmmm, cari jodoooooh ya kmyuuu.. hahahhahaa.. Udh nikah semua looh.. 😁😁😁

Sial deh ha ha ha

Terus tersenyum ya buk @irasiregar semangat-semangat (Y)

Makasiiih @bangmimi..😊😊😊

Pertama saya ucapkan atas naiknya reputasi jadi 40, semoga kedepan makin sukses.

Untuk sebuah impian memang penuh cobaan ya Dokter @irasiregar, dan kini sudah pasti puas dengan hasil yang di dapat, dan Do'a saya buat almarhumah ibunda tercintanya, semoga kuburannya diluaskan dan di jadikan taman surga oleh ALLAH.S.W.T. Amin.

👍👍👍👑

Baru mau bilang ke @najmifajar.. Akhirnya 40.. hahhahhaa...
Makasiih doanya,hmm. Jadi rinduuuu mamaaaa... 😊😊

Teruslah berjuang dan teruslah berusaha memberikan yang terbaik kepada orang-orang di sekitar. saya salut melihat semangat pantang menyerah saudari @irasiregar meski banyak halangan dan rintangan. Ingatlah satu hal "Perjuangan tidak akan menghianati hasil"
Semoga menang buk dokter.

"Perjuangan tidak akan menghianati hasil".., kata-kata ini benaaar bangeet..
Terimakasih saudaraku @andhika12.. 😊

Sama-sama buk dokter.

Abg terharu sekali baca kisahmu dek, Ahamdulillah perjuanganmu berakhir sangat indah. Ajak abg ngopi ya...hehe..

Kisah sediiiih sebenarnya bg.. hahahaha.., kapan kita ngopi?? Ayoklahh.. aq traktir dehhh..

Malam selasa yaa...nanti abg usahakan cepat ngabarinnya. ;)

Cerita yang sangat menarik buk @irasiregar sukses selalu buk.

Kisah sedih di hari Minggu lebih tepatnya.. hahaha.. Skrg udh gak lagi loh @wahyu23.. hehhehhee..

alhamdulillah kok gak lagi buk @irasiregar

Terharuuu 😢, semangat yang luar biasa ya kak, gk pernah menyerah sampai akhirnya alhamdulillah tercapai cita2nya

Alhamdulillah.., indah untuk dikenang nih @nisarunnisah88.. hehehhee.. Airmata udh habis mah.. Salam kenal. 😊😊

Salam kenal kembali kak 😄

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62904.22
ETH 2571.38
USDT 1.00
SBD 2.76