Kanselir Indonesia mengunjungi Peru dengan maksud untuk merundingkan perjanjian perdagangan.
Retno Marsudi adalah kanselir pertama dari Indonesia yang mengunjungi Peru, selama 42 tahun hubungan diplomatiknya, Kementerian Luar Negeri Peru melaporkan.
Retno Marsudi, kanselir Indonesia. (Foto: Reuters)
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, kemarin mengunjungi rekannya dari Peru, Néstor Popolizio, dengan maksud untuk memulai negosiasi perjanjian perdagangan dan mekanisme kerjasama dalam perikanan dan pariwisata.
Marsudi adalah kanselir pertama Indonesia yang mengunjungi Peru, sejauh ini dalam 42 tahun hubungan diplomatiknya, Kementerian Luar Negeri Peru melaporkan, dan untuk alasan ini kedua menteri menekankan pentingnya "terus memperluas peluang bisnis dan memanfaatkan komplementaritas mereka."
Para menteri sepakat untuk mengintensifkan koordinasi untuk memulai negosiasi perjanjian perdagangan dan untuk maju dalam negosiasi mekanisme kerjasama di bidang perikanan dan pariwisata.
Demikian juga, para menteri luar negeri mendiskusikan aspirasi Peru untuk mematuhi Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Marsudi menyatakan dukungannya untuk inisiatif ini.
Pada masalah lain, Popolizio dan Marsudi menekankan kecaman negara mereka terhadap penggunaan senjata kimia dan fakta bahwa kejahatan ini tidak luput dari hukuman.
Mereka juga menyoroti pentingnya bekerja sama dalam pendekatan perdamaian berkelanjutan yang mempengaruhi pencegahan konflik untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Sementara itu, Peru meratifikasi dukungannya bagi pencalonan Indonesia untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB pada periode 2019-2020.
Menteri Peru memberlakukan Marsudi hiasan "Orde Matahari Peru", dalam "Kelas Grand Cross", sebagai pengakuan atas pekerjaan yang telah dilakukan diplomat Indonesia untuk memperkuat hubungan dengan Peru.