[KiatMenulis] #1: Menulis Itu... Semudah Mengatakan I Love You

in #indonesia7 years ago (edited)

menulis.jpg
Teman-teman Perempuan Peduli Leuser asal Banda Aceh

Hmm... benarkah seperti itu? Iya. Sesederhana itu. Hanya saja, untuk mengatakan I Love You membutuhkan keberanian yang luar biasa. Terutama mental. Sebab menunggu cinta kita diterima atau ditolak bukan hanya sekadar butuh lutut yang kuat agar tetap bisa berdiri tegak. Tapi juga mental yang kuat agar siap dengan segala risiko terburuknya. Jangan sampai ketika cinta ditolak akan membuat kita terpuruk dan down.

lalu, apa hubungannya dengan teknik menulis? Ini hanya ilustrasi sederhana saja. Bicara mengenai bagaimana seseorang bisa menulis, sama halnya dengan apakah aku bisa mencintai seseorang? Jawabannya bisa iya bisa tidak, tergantung sejauh mana keberanian yang kita punya.

Saat kita memutuskan jatuh cinta dan mencintai seseorang, pada saat itu pula kita akan mencari sepuluh ribu satu cara untuk mendapatkannya. Begitu juga halnya dengan menulis. Saat kita memutuskan bahwa kita ingin jadi penulis, maka kita akan berusaha sekuat tenaga untuk berusaha.

Lalu, jika cinta ditolak? Nah ini sama halnya ketika kita sudah berani menuliskan sesuatu, lalu tulisan itu kita lemparkan ke pembaca, entah itu melalui sosial media atau blog. Dan tulisan itu menuai komentar yang beragam, di antaranya komentar negatif. Sebagian orang mungkin akan mengatakan tulisan kita jelek, kacau, tidak jelas substansinya, curhat kelas nomor sepatu, atau beragam penilaian buruk lainnya.

Jika tak kuat mental, maka penilaian-penilaian seperti itu akan membuat kita malu, marah, kecewa, putus asa, bahkan frustasi. Di sinilah kita memerlukan mental yang kuat, karena kalau tidak bisa-bisa kita 'buang pena' selamanya. Patah hati. Tak mau jatuh cinta lagi. Padahal cinta itu begitu indahnya.

Dalam berbagai kesempatan diskusi kepenulisan, saya selalu menekankan bahwa hal penting dan utama untuk mulai menulis adalah mencari tahu _why-_nya. Why inilah yang akan menjadi mesin alias penggerak untuk memacu seseorang mau menekuni dunia tenulis. Orientasi profit bisa menjadi salah satu pemicu yang jitu, sebab untuk menjadi penulis tidak dibutuhkan latar belakang khusus. Selama kita mengerti teknik dan menguasai apa yang kita tulis, hayuk saja.

Ada juga orang yang termotivasi agar terkenal dengan menjadikan media tulisan sebagai alat untuk self branding. Di luar dari sekadar menyalurkan hobi, saya sendiri menjadikan tulisan sebagai alat untuk self healing atas berbagai kecamuk dan gejolak yang lazimnya dialami oleh anak muda. Gejolak-gejolak itu berubah menjadi puisi, cerpen, dan catatan-catatan singkat.

Kalau sudah menemukan alasan kuatnya, sekarang mari kita bicarakan teknik. Dua minggu lalu saya mengikuti coaching Perempuan Peduli Leuser yang didampingi mentor mantan wartawan Kompas, Maria Sinurat. Tak ada salahnya teknik yang diberikan kepada kami juga saya bagikan kepada para Steemian agar kita bisa belajar dan berkreasi bersama di platform ini..

Cara mudah membuat sebuah tulisan adalah dengan memulainya dengan membuat kerangka. Anggap saja kerangka ini bagai sebatang pohon yang terdiri dari akar, cabang dan ranting. Unsur-unsur ini akan kita ubah menjadi kerangka tulisan yang terdiri:

1. Tema

2. Judul

3. Sub-tema

=> Apa saja bagian yang ingin disampaikan melalui tulisan ini? Paragraf seperti apa yang dibutuhkan dalam sub-tema ini? Data apa saja yang dibutuhkan untuk menyusun paragraf ini?

4. Paragraf

=> Tiap paragraf memiliki pikiran pokok yang ingin disampaikan
=> Paragraf dibuat berdasarkan hasil observasi/pengamatan, wawancara, dan data yang dinarasikan ulang.
=> Paragraf umumnya terdiri dari lima kalimat

5. Kalimat

=> Kalimat adalah unsur yang akan membentuk sebuah paragraf. Sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, kalimat terdiri dari Subjek + Predikat + Objek (keterangan waktu + keterangan tempat).

Jika kita ambil contoh dari tulisan sederhana yang saya buat ini, maka:

Tema: kiat menulis
Judul: Menulis Itu... Semudah Mengatakan I Love You
Sub-tema:
=> Kaitan antara aktivitas menulis dengan jatuh cinta
=> Mengapa saya harus menulis?
=> Alasan seseorang menulis

Contoh kalimat yang mengandung Subjek dan Predikat:

Aku menulis

Contoh kalimat yang mengandung Subjek + Predikat + Objek:

Aku menulis tentang keindahan Lampuuk

Selamat mencoba. :-)

Sort:  

Keren, tambah ilmu lagi nih tentang menulis.
Ilustrasinya pas banget Bang @ihansunrise

Trims Mbak @patriciadian, just sharing...

Tepat sekali, menulis itu seperti berapa kali menyatakan cinta, walaupun banyak yang nolak. Tapi pas diterima, malah orang yang paling cantik dan muda #Ehcurhat

cieeee yang udah dapat id line kemarin ituuu

lumayan juga, buat jaga-jaga #Eh

bilang I love you kadang susah juga bang @ihansunrise :)

makanya susah postingkan? wkwkkw

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 61869.35
ETH 2414.51
USDT 1.00
SBD 2.63