Apa yang Dilakukan jika Tulisan Kita Didatangi Cheetah?

Foto: steemit.com

Kemarin sore, saat sedang menunggu teman di sebuah pusat perbelanjaan, ponsel saya bergetar. Muncul nama Bang Risman di layarnya. Dalam hati langsung terbersit, tumben Bang Risman telepon. Ada apa nih?

Sebab, meskipun sering berkomunikasi via pesan teks, jarang, bahkan hampir tidak pernah beliau menelepon kecuali jika ada urusan yang penting. Dan selama ini tidak pernah ada yang penting ha ha ha.

Pasti ada sesuatu yang penting, batin saya ketika itu. Dan ternyata benar. Begitu terhubung Bang Risman langsung memberitahu informasi yang sudah saya duga sebelumnya.

"Dek, tulisanmu didatangi Cheetah."

+++

Bagi pendatang baru di Steemit, sekadar informasi saja. Cheetah adalah akun robot yang tugasnya tak ubah seperti polisi yang sibuk berpatroli. Dia akan memeriksa setiap tulisan yang ditayangkan di Steemit, apakah tulisan tersebut mengambil (plagiat) tulisan orang lain atau tidak.

pla.gi.at

n pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan

Kalau tulisan yang kita buat tersebut terindikasi plagiat maka si Cheetah akan berkomentar seperti di bawah ini. Dengan menyertakan link tulisan tempat kita 'mencurinya'.

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:

Cheetah adalah pembeda antara Steemit dengan platform blog lainnya. Keberadaan Cheetah telah memaksa konten kreator Steemit mau tidak mau harus berkreasi seorisinil mungkin. Ini adalah strategi dan budaya yang baik.

Dengan sistem reward di Steemit, sudah sepatutnya kita melahirkan karya-karya orisinil sesuai kemampuan dan keahlian masing-masing. Kalaupun terpaksa mengambil karya orang lain sebagai pelengkap, sudah sepatutnya pula kita cantumkan sumber sebagai bentuk apresiasi kita kepada si empunya karya.

Lalu, gimana ceritanya tulisan saya bisa didatangi Cheetah? Sejak awal menayangkan tulisan https://steemit.com/indonesia/@ihansunrise/renungan-akhir-tahun-dari-cerita-seorang-bocah-pemotong-rumput saya sudah punya firasat, sepertinya bakal didatangi Cheetah. Karena cerita itu memang bukan isi kepala saya, melainkan saya ambil dari pesan yang masuk ke salah satu WhattsApp Group.

Ceritanya yang inspiratif dan menyentuh menjadi alasan mengapa saya menayangkannya di Steemit. Namun di pengantar sudah saya katakan bahwa itu memang bukan tulisan saya. Sebelumnya saya sempat cari-cari di Google dengan kata kunci tertentu yang kira-kira akan mengarahkan ke cerita itu. Tapi nihil.

Ternyata, catatan tentang itu ditayangkan di Facebook oleh sebuah akun pada 2013 lalu. Memang, di sinilah kita perlu robot untuk mendeteksi hal-hal yang tidak terjangkau 'jari-jemari' kita.

Dalam pembicaraan singkat dengan Bang Risman sore itu saya membatin, oh, ternyata begini ya sensasinya kalau didatangin Cheetah. Saya langsung terbayang wajah @akbarrafs yang juga pernah didatangi makhluk menggemaskan itu.

Apa yang saya lakukan? Berdasarkan saran dari Bang @rismanrachman, langsung saya balas komentar si Cheetah dengan isi berupa permintaan maaf. Kemudian menambahkan link tulisan yang dirujuk si Cheetah sebagai referensi tulisan saya.

Dan untuk itu saya harus login dari ponsel. Padahal selama ini belum pernah sekalipun saya memposting tulisan dari perangkat ponsel. Layarnya yang kecil membuat saya tak nyaman karena ngetiknya pasti lama hehehe.

Ini, seperti arahan Bang Risman pula, kalau sudah didatangi Cheetah tak bisa dibiarkan berlama-lama. Nanti bisa datang si Cleaner, bisa-bisa dihapus semua konten kita. Lebih berisiko kan?[]