Jalan Malioboro dan Arsitektur Kolonial

in #indonesia6 years ago

Yogyakarta tidak terlepas dengan jalan Malioboro dan Bangunan yang ber arsitejtur Kolonial , Malioboro menjadi pusat keramaian menjadi daya tarik wisata baik lokal maupun wisata asing, nama jalan Malioboro identik dengan beragam makanan tradisional, oleh-oleh legendaris , pedagang kaki lima, mencari batik, tempatnya untuk jalan-jalan, berkumpulnya para seniman.

Belum lengkap wisata ke Yogyakarta tidak mampir ke Jalan Malioboro, kenapa begitu menjadi magnit jalan Malioboro, dari sejarah Jalan Malioboro dibangun pada Pemerintah Hindia Belanda dengan difungsikan sebagai pusat Pemerintahan dan Pusat perekonomian.

Nama Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Yogyakarta pada tahun 1811 sampai 1816 yang bernama Marlborough, jalan Malioboro terdapat aktivitas tradisional dan modern dari pagi sampai malam tetap ramai.

PEDESTRIAN JALAN MALIOBORO
Wajah baru Pedestrian Malioboro lebih kepada memberi kenyamanan pejalan kaki yang melewati di jalan Malioboro, tempat duduk diperbanyak jumlahnya dan lebih berlama- lama menghabiskan waktun di Jalan Malioboro, tempat duduk, asesoris pelengkap pedestrian dibuat dengan penuh filisofi tidak heran menjadikan tempat untuk berswa foto lebih banyak obyeknya.

Panjang jalan Malioboro yang diperkirakan 2,5 km dari mulai Tugu Yogyakarta hingga sampai pada Kantor Pos besar sebelah selatan dan merupakan titik Nol Kota Yogyakarta.

Dengan panjang jalan Malioboro tersebut, bagi yang biasa jalan kaki tidak merasa jauh tapi yang tidak suka jalan kaki akan terasa jauh, banyak alternatif moda transportasi di Malioboro bisa menggunakan delman yang didesain model Keraton atau bisa menggunakan Becak atau kendaraan yang lain.

Dengan pembenahan pedestrian, akan lebih teratur dan menjadi lebih nyaman demikianpun parkir becak yang dulunya sedikit tidak teratur sekarang lebih teratur .

BANGUNAN ARSITEKTUR KOLONIAL

Pada dasarnya dengan Indonesia di jajah oleh Bangsa Belanda lamanya ratusan tahun jejak peninggalan masih kita nikmati dan masih kokoh berupa bangunan, bangunan peninggalan Pemerintahan Kolonian Belanda menjadi obyek wisata dan banyak dikunjungi.

Belanda sewaktu menjajah Indonesia perancang handal didatangkan dari Negaranya dengan hasil karya berupa bangunan - bangunan penting bangunan Pemerintahan,bangunan pertahanan, bangunan pusat perekonomian dan bangunan lain , hasil karya tersebut ada yang mengadopsi langsung bentuk-bentuk arsitektur dari Eropa ada juga perpaduan Arsitektur Eropa dengan muatan lokal.

Dititik Nol Kilometer yang berada di ujung selatan Malioboro ada bangunan yang dibangun waktu jaman pemerintah Hindia belanda Post, Telegraf, _Telefoon Kantoor _ awalnya dibangun dijadikan rumah tinggal bagi perwira Belanda, sekarang masih difungsikan untuk Kantor Pos besar di Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1912 .

Bangunan kantor Asuransi Nill Maatts happij dan kantor de Javasche Bank pada Pemerintahan Hindia Belanda dan sekang menjadi Bank BNI.
Kedua bangunan semaksimal memanfaatkan pencahayaan alami dan banyak bukaan jendela, bangunan dengan tampak yang berbeda , tapi ada kesamaan pada garis horisontal yang ada pengulangan kembali pada bangunan Bank Bni yang berada di persil sudut sehingga fasade bangunan didesain ornamen sama.

Bangunan Benteng yang dibangun pada tahun 1760 difungsikan sebagai pertahanan dari serangan musuh, namanya Benteng Vredeburg dari sisi bentuk depan kesan temboknya yang kokoh , sekarang bangunan benteng tersebut dijadikan Museum.

Bangunan Benteng disisi luar dilengkapi dengan pertamanan alami menjadi kesan Benteng kokoh dan indah.
Didepan Benteng Vredeburg ada bangunan anggun,megah dan ramah namanya Gedung Agungbangunan ini dibangun pada tahun 1824 dengan halaman cukup luas dan dulunya bangunan ini di fungsikan untuk tempat kediaman Residen Belanda.

Bangunan Gedung Agung pada waktu Ibu kota RI pindah ke Yogyakarta gedung ini sebagai Istana Negara Presiden pada masa Presiden Soekarno pada tahun 1946-1949, gaya arsitektur eropa dengan tropis.
Pasar Beringharjo sebagai pusat perekonomian, Pasar Beringharjo tidak lepas dari berdirinya Keraton.

Pasar Beringharjo adalah pasar paling tua di Yogyakarta pasar tradisional yang masih kental dengan transaksi tawar menawar, setiap fungsi bangunan akan melahirkan bentuk arsitektur yang berbeda , dari fungsi dan tampak depan bangunan juga akan berbeda , gerbang masuk Pasar Beringharjo difungsikan sebagai kantor pengelola, bentuk depan pasar kombinasi gaya eropa dengan lokal, dan pasar beringharjo tidak lepas pembangunan Keraton tahun 1758.

Bangunan kolonial Belanda juga terdapat di koridor Malioboro bentuk atap yang simetris menghadap pada Jalan Malioboro, Rath kamp Drugstore, Rathkamp Apotheek pada masa Pemerintahan Kolonial sekarang menjadi toko Kimia Farma.

Posted using Partiko Android

Sort:  

Thank you so much for being an awesome Partiko user! We have just given you a free upvote!

The more Partiko Points you have, the more likely you will get a free upvote from us! You can earn 30 Partiko Points for each post made using Partiko, and you can make 10 Points per comment.

One easy way to earn Partiko Point fast is to look at posts under the #introduceyourself tag and welcome new Steem users by commenting under their posts using Partiko!

If you have questions, don't feel hesitant to reach out to us by sending us a Partiko Message, or leaving a comment under our post!

Nice pictures 👍

Posted using Partiko iOS

Thank you so much..

Posted using Partiko Android

You’re most welcome

Posted using Partiko iOS

Jadi kepingin kesini lagi

Posted using Partiko Android

@dwiitavita , betul yogyakarta itu ngangenin ngga jadi bosan apalagi skrang lebih nyaman.

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63548.34
ETH 2646.78
USDT 1.00
SBD 2.74