Buka Puasa Bersama di Masjid Raya Kesultanan Yogyakarta

Buka puasa bersama di Masjid Kesultanan Yogyakarta sudah berlangsung sejak lama pada bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah, bulan penuh kemuliaan. Di Yogyakarta saya sengaja dan sudah diniatkan untuk buka puasa di masjid kesultanan, sudah beberapa kali setiap bulan Ramadhan tiba.

Masjid Raya Kesultanan Yogyakarta

Setiap singgah di Yogyakarta di bulan puasa nyempatkan buka puasa di masjid tersebut, letaknya di barat alun-alun Keraton. Dimulai dengan sholat ashar berjamaah, setelah selesai sholat, perlahan orang - orang berdatangan ke masjid. Dari berbagai kalangan masyarakat, yang muda, yang tua, ada yang datang dari luar daerah, ada juga orang yang lagi wisata, memanfaatkan waktu ashar sampai bedug maghrib. Diisi dengan siraman rohani oleh para ustad membahas tentang sekitar amal ma'ruf nahi mungkar.

Mengikuti ceramah dari usztad, sebelum waktu buka puasa tiba

Sementara itu panitia masjid sambil menyiapkan piring, gelas, air teh hangat. Setiap tahunnya tidak kurang 1200 bungkus nasi untuk buka puasa. Dengan sabar panitia membagikan nasi bungkus yang ditaruh di piring dengan teh manis panas, dipegang masing - masing jamaah dengan mencari posisi. Ceramah terus berlangsung sampai buka puasa waktu tiba. "kunci hidup dalam Islam adalah ibadah, keberadaan hidup di dunia ini tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita".

Waktu terus berjalan dan, penceramah telah selesai memberi ilmu, dan waktu buka puasa sudah tiba. Perlahan mengucapkan Alhamdulillah, dan Syukur bahwa masih dikasih kenikmatan dan masih dikasih umur bisa bertemu lagi dengan bulan penuh ampunan, bulan yang mulia. Minum dan makan nasi bungkus bersama jemaah kebersamaan dengan mencari keberkahan.

Nasi bungkus untuk buka puasa. (persiapan)

Setelah buka puasa dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah diakhiri dengan berdoa. Para jemaah ada yang menunggu sampai sholat tarawih dan sebagian keluar masjid. Masjid Kesultanan Yogyakarta, termasuk masjid tua, di dalam madjid ada empat pilar utama dengan soko guru. Kemudian bentuk atap ada tiga tingkatan. Secara filosofi, dengan iman, islam dan ikhsan dan di puncak atap ada hiasan mahkota sebagai ciri bahwa masjid ini dibuat oleh sultan.

Terlihat material yang masih terawat, sudah usia ratusan tahun

Sekian cerita singkat, mohon maaf,
salam hangat untuk Steemians,
wassalam.