Seni Tari Rapa'i Geleng : Headbanging ala Aceh
Seperti yang sudah kita tahu, Aceh sangat kaya akan budaya dan terdapat banyak jenis seni tari. Sebut saja diantaranya Tari Saman, Tari Laweut, Tari Tarek Pukat, Tari Didong, Tari Ratoh Duek dan Tari Rapa’i Geleng Yang ingin saya bahas adalah seni tari yang terakhir disebut : seni Tari Rapai Geleng.
Tari Rapai geleng berkembang pertama kali di wilayah Manggeng, Aceh Barat Daya. Permainan Rapa’i Geleng umumnya dimainkan oleh 6-12 laki-laki. Tari ini sangat menekankan kekompakan sesama penari guna menghasilkan ritme dan gerakan yang serasi.
Gerakan Tari Rapa’i Geleng biasanya memiliki nilai-nilai simbolis yang tak lepas dari kehidupan masyarakat sekitarnya. Tepatnya masyarakat pesisir Aceh.
Tari Rapa’i Geleng sendiri konon berasal dari nama Syeik Ripai. Tari Rapa’i Geleng, selain sebagai sarana hiburan di waktu senggang dan mengisi acara-acara besar, juga berfungsi sebagai sarana syiar agama Islam. Di dalam lirik-lirik syair tari ini banyak berisi pujian-pujian kepada Allah SWT dan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dan terkadang syair-syair dalam tarian ini juga berisi tentang keadaan sosial yang biasa ada dalam kehidupan sehari-hari. Rapai’i Geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965. Saat itu tarian ini dibawakan ketika mengisi waktu senggang para santri yang jenuh usai belajar.
Lalu dari waktu ke waktu tarian ini terus dikenal luas dan sering dibawakan pada acara kenduri dan semakin populer di kalangan masyarakat (kalau sekarang mungkin sudah terkenal secara skala nasional dan internasional).
Tarian Rapai Geleng memiliki 3 babak : Pertama, Saleuem (salam)
Kedua, Kisah-kisah nabi, terkadang juga dimasukan nilai moral-moral yang baik bermasyarakat dan bernegara. Ketiga, Lani (Penutup) biasanya diselipkan ayat-ayat suci dan doa-doa.
Pengalaman penulis ketika berlatih tari Rapa’i Geleng
Pada tahun 2010, penulis pernah mengikuti PW Nasional yang kebetulan saat itu Aceh menjadi tuan rumah dan dilaksanakan di gunung Seulawah. PW Nasional alias Perkemahan Wirakarya Nasional ini diikuti oleh kontingen seluruh indonesia, dari Papua sampai Aceh. Merupakan pengalaman yang sulit penulis lupakan.
Dan pengalaman yang sulit dilupakan itu adalah tampil di panggung utama yang begitu besar. Kebetulan waktu itu Kabupaten Aceh Barat Daya dipercayakan untuk membawakan Tari Rapa'i Geleng mewakili Aceh. Dan disaksikan oleh seluruh peserta yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Sambutannya sungguh luar biasa.
Karena berkemah dan berkegiatan pada saat terik panas matahari, muka habis hitam semua, dipakai bedak dan nampak aneh. Ini diambil sebelum tampil.
Seni tari yang bikin nagih dan membuat kita merasakan rasa senang yang luar biasa.
Entah kenapa. Ketika pertama kali latihan Rapa'i Geleng, saya malah jadi ingat musik dan band-band metal yang notabenenya sering melakukan Headbanging alias menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah mengikuti alunan musik yang keras itu.
Sebagai pecinta musik metal saat itu yang menggemari band-band seperti Band Children of Bodom dan Bullet for My Valentine, penulis berlatih tarian ini dengan sangat antusias dan perasaan senang yang sulit untuk digambarkan.
Kira-kira seperti ini perasaan saya sewaktu main Rapa'i Geleng
Ditambah lagi, Syeik kami pada saat itu (yang melantunkan syair-syair Rapa'i Geleng) suaranya benar-benar merdu. Seolah-olah suara surgawi yang melekat dan begitu adiktif di kepala, membuat penulis begitu ketagihan dan senang akan dengan seni tari yang satu ini. Kalau tidak percaya, teman-teman Steemian boleh mencobanya.
Oya, Header akun steemit saya ini, juga penampilan waktu PW Nas di Seulawah waktu itu. Yang ketiga dari kanan. :)
Untuk teman-teman Steemian yang baik, silakan follow & upvote. Akan saya follow dan upvote balik. Terima kasih.