SBMPTN Tahun Ini dan Kisahku Belasan Tahun Silam
Hari ini, tes masuk perguruan tinggi negeri dimulai di seluruh Indonesia. Ujian hari ini disebut dengan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau disingkat SBMPTN. Seleksi ini dilaksanakan di seluruh provinsi.
Hari ini, saya diberi mandat sebagai salah seorang pengawas ruang ujian di Universitas Syiah Kuala. Pukul 06.30 saya sudah berada di lokasi ujian yang menjadi tugas saya. Menjelang pukul 07.00, satu per satu calon mahasiswa berdatangan. Wajah mereka tampak tegang. Beberapa di antara mereka diantar langsung oleh orang tuanya.
"Pak, izin mengantar anak ke ruangan boleh?" tanya seorang bapak di lantai dua, tepat di depan ruangan saya.
Saya terbayang ketika pertama saya ikut tes di Unsyiah ini. Rasa takut dan khawatir senantiasa menyelimuti saya kala itu. Pastinya si bapak ini juga sedang merasa khawatir pada anaknya. Akhirnya, saya jawab, "Silakan, Bapak, tapi Bapak tidak boleh masuk ruangan. Tidak enak dengan anak-anak yang lain."
Si bapak mengangguk lalu minta izin menunggu anaknya di luar. Saya tunjuk bangku tempat duduk di taman, yang tak jauh dari ruang ujian anaknya. Saya lega melihat si bapak yang duduk tenang di sana. Tentunya dia sedang berdoa di sana.
Di dalam ruangan, wajah-wajah tegang para peserta yang akan ikut ujian menatap saya. Satu per satu saya tatap mereka. Kelihatannya mereka sedang dilanda ketakutan, seperti akan ada musibah mahadahsyat yang akan melanda mereka.
Saya ingat betul, rasa takut seperti ini pernah saya rasakan dulu, belasan tahun silam, tatkala saya pertama sekali ikut tes masuk perguruan tinggi. Karenanya, saya berusaha membuat para calon mahasiswa ini tidak tegang. Saya mulai basa-basi. "Siapa yang belum sarapan silakan sarapan dulu. Siapa belum mandi silakan mandi dulu."
Perlahan ada senyum di wajah mereka. Lalu saya ingatkan mereka bahwa biodata adalah hal yang vital untuk tes ini. Jika benar 100 persen sekali pun jawaban Anda, jika tidak mengisi biodata, sama saja nihil.
Saya juga ingatkan mereka agar berhati-hati dalam menjawab soal. "Pastikan lembar jawaban Anda tidak kotor, tidak berlipat." Saya juga ingatkan mereka agar berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing sebelum memulai menjawab soal.
Semua ini saya lakukan karena saya tahu betul betapa rasa takut dalam ikut ujian masuk perguruan tinggi tak dapat dihindari. Di sisi lain, para orang tua selalu berharap anaknya bisa lulus di perguruan tinggi yang dicita-citakan.
Tatkala saya ikut tes masuk Unsyiah dulu, pengawas saya seorang dosen senior. Saat itu, saya dilanda ketakutan amat besar. Tak ada nasihat apa pun yang saya dapatkan kala itu selain aba-aba "masuk, dilarang ribut, kumpulkan."
Mengingat itu semua, saya coba ubah prinsip bahwa pengawas itu harus ramah, membuat nyaman peserta ujian. Makanya saya berusaha berkelakar dengan peserta sebelum mereka mulai menjawab soal. Harapan saya, mereka bisa mengerjakan soal dengan tenang sehingga lulus di pilihan masing-masing.
Selamat ikut ujian masuk perguruan tinggi para calon mahasiswa baru! Semoga sukses!!
Banda Aceh, 8 Mei 2018
Herman RN
semoga yang ikut ujian lulus di universitas yang dicita-citakan
Amin..
Semoga lulus semua ya😄😄👍
untuk mniti karir hrs dgn prjuangn ...
slmt kskssan mengiringi perjalann hdp anda..slm dr @fauzan11 sllu hdir di stiap ada ksmpatn untk mghiasi flatform di esteem steemit ini..
Terima kasih
ya, sama sama bang...