Kembali pada Hakikat Bahasa: UNIK dan MENARIK

Saya bersama mahasiswa Fatoni University Thailand

Sahabat steemians di mana saja berada.
Saya pending dulu tentang trik dan tip menulis. Izinkan saya kembali mengurai hakikat bahasa yang dulu pernah saya paparkan beberapa kali di sini. Saya ingin mengurai lebih dalam lagi tentang hakikat bahasa sebagai suatu sistem unik dan menarik.

Paparan kali ini tentu disertai contoh agar kita lebih puas. Harapan saya, semua kita puas. Jika ada yang tidak puas, boleh didiskusikan.

Bahasa sebagai sistem yang unik dan menarik dapat dilihat dalam tindakan komunikasi. Saya ambil contoh pada pengalaman saya tatkala mengajar di Patani, wilayah Selatan Thailand. Ketika itu, saya mengajar di kelas bahasa Melayu.

Di saat papan tulis sudah dipenuhi dengan tinta, saya butuh penghapus untuk menghapus beberapa bagian di papan tulis agar saya bisa menuliskan hal lain di sana. Namun, ketika itu saya tidak menemukan penghapus. Saya coba cari di belakang papan tulis, tetap tidak dapat.

“Awak ada tengok penghapus?” tanya saya pada para mahasiswa.

Semua mata tertuju ke arah saya. Mimik mereka serius. Saya mengulangi pertanyaan yang sama hingga dua kali. Ekspresi mereka semakin serius. Akhirnya, saya putuskan mencari sendiri penghapus yang saya butuhkan. Barangkali terjatuh di bawah meja dosen, pikir saya ketika itu.

Perkiraan saya benar, penghapus yang saya cari ada di bawah meja dosen. Sembari menunjukkan benda tersebut, saya berujar kepada para mahasiswa, “Nah, ini penghapus yang saya cari. Saya nak hapus papan tulis.”

Mereka tertawa. Saya terdiam. “Apakah saya salah?” tanya saya kemudian.

“Yang Cekgu cari pemadam, tapi tanya penghapus. Manalah kami tahu,” celetuk salah seorang mahasiswa perempuan.

Saya bersama mahasiswa Fatoni University Thailand dalam acara perpisahan.

Begitu ia menyebut kata “pemadam”, saya memandang penghapus di tangan saya. Kepala saya terbayang pada sebuah mobil yang membawa air: mobil pemadam kebakaran. “Apakah saya butuh mobil pemadam untuk menghapus papan tulis ini?” batin saya.

Saya tertawa sendiri. “Maafkan saya. Ternyata pemadam namanya ya?” kata saya kepada mereka sambil berusaha menahan tawa dalam hati.

Nah, hal yang harus dicatat bahwa bahasa itu unik, menarik, dan khas. Hal ini merupakan sifat bahasa yang penting diketahui sehingga kita tidak mengklaim bahwa bahasa kitalah yang paling benar. Sesuatu yang kita anggap positif dalam bahasa kita, bisa saja bermakna negatif dalam bahasa orang lain. Di sinilah peran kita memahami hakikat bahasa itu unik dan khas.

Semoga bermanfaat.
Salam kreatif,

Herman RN