FAMe on TV, Steemit Disebut-sebut (bilingual)
Forum Aceh Menulis (FAMe) mendapat undangan khusus dari Direktur Aceh TV, Drs H. Dahlan TH untuk mengisi sebuah talkshow program kupi beungoh. Program yang diasuh Rusli Arafika kali ini mengangkat topik: Eksistensi dan Kiprah FAMe dalam Memajukan Gerakan Literasi di Aceh.
Dari FAMe kami hadir sebanyak sebelas orang dari berbagai latar belakang, yaitu: Pembina FAMe, Yarmen Dinamika (Redaktur Harian Serambi Indonesia), Dr Sri Rahmi (dosen), saya Hayatullah Pasee (jurnalis), Teuku Zopan (pegiat komunitas), Amiruddin (penghulu), Ihan Nurdin (jurnalis/blogger), Fardelyn Hacky (Blogger), Mahdalena (penyair), Yelli (perawat/blogger), Siti Rahmah (penulis) dan Rusdi (kepala sekolah).
Dari kiri, Dr Sri Rahmi, Yarmen Dinamika (Tengah) dan Hayatullah Pasee (kanan). Foto: @ariyandas3
Dari semua tamu undangan, saya yang paling cepat hadir satu jam sebelum acara, bahkan dengan pembawa acara pun duluan saya tiba. Kemudian satu-persatu mereka datang, ada yang menggunakan motor dan mobil pribadi.
Tepat pukul 09.00 Wib, kami digiring memasuki ruangan studio karena acara mau dimulai. Dengan gayanya yang humor, presenter Bang Rusli Arafika menyapa kami satu-persatu, sembari diminta memperkenalkan diri.
“Assalamualaikum wr wb. Bertemu lagi dengan saya Rusli di program kupi beungoh, hari ini kita dihadiri tamu yang sangat spesial yaitu dari Forum Aceh Menulis yang disingkat dengan FAMe, pemirsa bisa melihat sendiri bapak-bapak yang ganteng-ganteng dan ibu-ibu yang cerah-cerah,” ucapnya membuka acara.
Bang Rusli membuka acara kupi beungoh
Setelah pria yang akrab disapa Bang Rusli membuka acara, ia mempersilakan Yarmen Dinamika selaku pembina FAMe menjelaskan sedikit deskripsi tentang FAMe itu sendiri dan sejarah pembentukannya. Yarmen memanfaatkan waktu sekitar lima menit menjelaskan bahwa FAMe pertama dideklarasikan pada 09 Agustus 2017 di Museum Rumah Aceh oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Drs. Reza Fahlevi M.Si.
“Hingga kini, FAMe sudah membuka chapter di beberapa kabupaten/kota seperti Lhokseumawe, Pidie Raya, Meulaboh dan Aceh Jaya, ke depan akan dibuka di Singkil, Aceh Besar dan Sabang,” jelasnya.
Pembina FAMe, Yarmen Dinamika
Yarmen tak lupa menjelaskan bahwa semua bisa bergabung dengan FAMe dan tidak dipungut biaya. Bahkan pemateri yang dihadirkan pun hebat-hebat semua baik dari lokal maupun luar negeri juga tidak dibayar.
Seorang profesor dari Amerika Serikat yang juga pakar jurnalisme naratif, Janet Steele pernah menjadi pemateri di FAMe, Prof Bachtiar Aly dan Profesor Ahmad Humam Hamid.
Selanjutnya giliran saya diminta memberi sedikit testimoni sebagai peserta tetap FAMe dari kalangan wartawan. Menurutku, kehadiran FAMe merupakan sebuah keharusan sebagai tempat upgrade ilmu menulis.
“Wartawan merupakan sebagai salah satu unsur yang melestarikan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga wartawan harus benar-benar paham kapan kata depan ‘di’ dipisah dan kapan kata ‘di’ disambung, maka FAMe sangat bermanfaat dan terbuka untuk siapapun termasuk untuk kalangan wartawan,” tandasku.
Dari sebelas orang yang hadir, sembilan orang di antaranya merupakan steemian. Ilmu-ilmu menulis yang kami dapatkan dari kelas menulis selalu diterapkan ketika menulis di Steemit.
Steemit merupakan tempat mengaplikasikan ilmu menulis yang diajari di FAMe. “Steemit merupakan sebuah platform berbasis blockchain, di mana pengguna mendapatkan reward dari vote yang kami peroleh,” tandas Zopan.
Semua peserta yang hadir diberikan microphone untuk memberikan testimoni masing-masing, termasuk dari Dosen Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Dr Sri Rahmi. Ia mengatakan seorang dosen yang tugasnya sehari-hari memeriksa dan membimbing mulai dari skripsi hingga disertasi mahasiswa harus memiliki kemampuan menulis yang baik.
“Bagaimana kita bisa koreksi tulisan mahasiswa jika dosen sendiri tak paham menulis, maka pembimbing harus lebih tinggi kemampuan dengan yang dibimbing,” jelasnya.
Direktur Aceh TV, Drs H. Dahlan TH (kemeja hitam) sedang berbicara dengan rombongan kami usai acaraFoto: @ariyandas3
Acara berlangsung mengalir tanpa kendala. Walaupun waktu sangat terbatas hanya satu jam saja, setidaknya tersosialisasi apa itu FAMe dan bagaimana kiprahnya dalam memajukan literasi di Aceh.
Salam Literasi!
ENGLIS VERSION
Aceh Writing Forum or Forum Aceh Menulis (FAMe) received a special invitation from Director of Aceh TV, Drs H. Dahlan TH to fill a talk show of kupi beungoh program. The program that Rusli Arafika guided of this time raises the topic: Existence and FAMe's Advancement in Advancing Literacy Movement in Aceh.
From FAMe we attended as many as eleven people from various backgrounds, namely FAMe coach, Yarmen Dinamika (Daily Editor of Serambi Indonesia), Dr Sri Rahmi (lecturer), I am Hayatullah Pasee (journalist), Teuku Zopan (community activist), Amiruddin (marriage officer) , Ihan Nurdin (journalist / blogger), Fardelyn Hacky (Blogger), Mahdalena (poet), Yelli (nurse/blogger), Siti Rahmah (author) and Rusdi (headmaster).
Foto: @ariyandas3
Of all the invited guests, I was the fastest one hour before the event, even with the first host I arrived. Then one by one they come, some use the motorcycle and private car.
Exactly at 09.00 WIB, we were herded into the studio room because the show would start. With a humorous style, presenter Bang Rusli Arafika greeted us one by one, while asked to introduce themselves.
"Peace be upon you, and Allah mercy and blessings. Meet me again Rusli in beungoh kupi program, today we are attended by very special guests from the Aceh Writing Forum shortened by FAMe, the viewers can see for themselves the handsome fathers and the bright mothers, "he said. open the event.
Host, Bang Rusli
After the man who is familiarly called Bang Rusli opened the show, he invited Yarmen Dinamika as FAMe builder explained a little description of FAMe itself and the history of its formation. Yarmen took about five minutes to explain that the first FAMe was declared on August 09, 2017 at the Aceh House Museum by head of tourism and culture of Aceh, Drs. Reza Fahlevi M.Si.
"Up to now, FAMe has opened chapters in several regencies/cities such as Lhokseumawe, Pidie Raya, Meulaboh and Aceh Jaya, in the future will be opened in Singkil, Aceh Besar and Sabang," he explained.
FAMe coach, Yarmen Dinamika (Daily Editor of Serambi Indonesia)
Yarmen did not forget to explain that all can join FAMe and is free of charge. Even the presenters who presented the great-great all the good from local and abroad are also not paid.
A professor from the United States who is also an expert on narrative journalism, Professor Janet Steele had been a speaker in FAMe, Professor Bachtiar Aly and Professor Ahmad Humam Hamid.
Then I was asked to give a little testimony as a FAMe regular participant from journalists. In my opinion, the presence of FAMe is a must as a place to upgrade writing science.
"Journalist is one of the elements that preserve the Indonesian language is good and right, so reporters must really understand when the word 'in' separated and when the word 'in' spliced, then FAMe very useful and open to anyone including for the journalists ,"I said.
Of the eleven present, nine were steemians. The writing sciences we get from writing classes are always applied when writing in Steemit.
Steemit is a place to apply the science of writing taught in FAMe. "Steemit is a blockchain based platform, where users get rewards from the votes we get," said Zopan.
All attendees were given a microphone to give their respective testimonies, including from UIN Lecturer of Ar-Raniry, Dr. Sri Rahmi. He said a lecturer whose daily duties check and guide from thesis to dissertation must have good writing skill.
"How can we correct the writings of students if the lecturers themselves do not understand writing, then the counselor should be higher ability with the mentored," she explained.
Director of Aceh TV, Drs H. Dahlan TH (black shirt). Foto: @ariyandas3
The event progressed uninterruptedly. Although time is limited to only one hour, at least socialized what is FAMe and how its work in advancing literasi in Aceh.
Gagaah kali bbang ini.. masuk tv
Entah mengapa kali ini aku muat di tv
Udah liat kan Bg? :D Bg Rio gmn?
Gue gak mau masuk Tv.. rio mau masuk syurga aja
Salam literasi...
Yes..
Ecieeee jadi aktor India sehari 😂😂😂😂😂
Jadi aktor hana meulhe meulhe hana seru..
buahahaha....aktor figuran ya gitu tugasnya, Ust.
hahaha
Jroh that, krue seumangat. Bereh that masuk tv lom. Hayeue.
Hahhaha ternyata lon loet lam tv
Cepat eksekusi tulisannya ya, hehehe
Kbhethulaan yell
Ooo abang ini awak FAMe?
Bukan.. Awak itu kamu dalam bahasa Melayu
Keren... luar biasa Subhanallah
Silakan gabung, terbuka untuk umum
Menarik bang, sigege neupakat long gabung di Fame .. hehehee @hayatullahpasee
Terbuka dan free, takdir, neujak beuh
Jeut bang... Neupakat lah bg entek .. hehehe
get bang hehe
Keren abangku @hayatullahpasee. Terus berjuang hidupkan dunia literasi di Aceh sebagai bentuk pencerdasan anak bangsa.
Salut 👍
Bereh, syukran.. Hehee
Sama-sama adun😁