Sebuah Intermezzo Mengenai Steemit
Sebuah kebiasaan yang sering kita lakukan ketika sedang melihat berbagai macam postingan yang ada Steemit, adalah mengutamakan berapa nilai vote yang didapat bukannya isi dari postingan itu. Inilah fenomena yang sering terjadi di Steemit.
Mengapa hal itu terjadi? Jawabannya singkat, karena sesuai dengan pernyataan yang ada di Whitepapper Steemit adalah bahwa investor adalah faktor paling utama dalam platform ini. Sehingga hal ini mempengaruhi behavior dalam ber-steemit ria, sehingga faktor investasi yang menjadi fokusnya.
Akhirnya sih... banyak juga pengguna yang menaruh modal di sini, dan ujung-ujungnya para pemodal ini mencari cara agar balik modalnya cepat. Nah akhirnya seringkali yang terjadi adalah kejar setoran. Bikin postingan asal jadi dan kurang berisi, bahkan memperlakukan platform ini sebagai media sosial biasa seperti halnya Facebook, Twetter dan lain-lainnya.
Lambat laun yang dilihat oleh para pembaca dan pengguna di Steemit adalah bukan isi tulisannya akan tetapi berapa nilai vote yang didapat, kebiasaan ini akhirnya menjadikan para pengguna Steemit menjadi agak malas membuat postingan-postingan yang setidaknya layak dimuat atau dibaca.
Setelah itu muncul hal-hal lain yang mempengaruhi kebiasaan para pengguna Steemit, seperti halnya bermunculan persekutuan atau dahulu disebut sebagai guild kemudian muncul komunitas-komunitas yang sifatnya eksklusif. Akhirnya Steemit menjadi sangat lamban untuk mengalami kemajuan dalam hal terkait konten-konten yang ada.
Jadi sangat jarang para penulis profesional, jurnalis, pembuat konten menarik yang menulis di sini, karena sangat jarang apresiasi yang mereka dapat ketika menulis di platform Steemit ini. Kalaupun ada, mereka hanya bertahan sebentar dan kemudian menghilang.
Hm.... entahlah, apabila kebiasaan ini bisa dirubah, bisa jadi mengundang para pengguna lebih banyak, coba bandingkan dengan Kompasiana.com yang sudah ada sejak tahun 2008. Banyak sekali orang awam dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi yang menulis di sana, bahkan beberapa tulisannya menjadi trending dan beberapa tulisan yang ada di sana telah dibukukan.(hpx)
Kita reblog yaa ke ribuan follower.. =) Terima kasih telah memilih @puncakbukit sebagai witness.
Imbalan yang di peroleh dengan postingan yang di tulis tidak sepadan. Misalnya katakanlah Si A, ia membuat tulisan panjang lebar, dan berkualitas. Maksudnya konten yang ia buat tidak asal tulis. Tapi kemudian artikel tersebut kurang dapat respon. Kita tahu sekarang gimana kondisi di Steemit saat ini, tak lagi seperti tahun 2017, dan awal 2018. Kalau dulu postingan yang berkualitas, di ambil oleh kurator. Tapi sekarang hanya jadi pajangan saja. Saya yakin ini salah satu alasan banyak Steemian yang notabene penulis minggat dari Steemit.
Iya, ada betulnya juga, sekarang tulisan yang bagus-bagus kurang mendapatkan apresiasi. Selain itu belum ada komunitas mandiri dari Indonesia yang memberikan apresiasi kepada penulis, pembuat konten, seniman dan programmer yang berasal dari Indonesia.
Ya.
Krasa banget mas...
Kadang istilah kasarnya persekongkolan antara kapitalis dan keserakahan individu membuat peluang perkembangan di steemitagak sulit.
Saya melihat tulisan anda justru trrasa bobot kontennya.
Apa saya yang kurang paham steemit ya...
Salam dari klaten
Memang dari dulu begitu adanya. Tujuan pendiri blockchain Steem dan platform Steemit sebetulnya baik.
Yaitu memberikan kesempatan kepada para blogger, pembuat konten, seniman, sastrawan, jurnalis, programmers dan penulis untuk mendapatkan penghargaan secara monetasi yang independent tanpa melibatkan pihak ketiga.
Tapi sayangnya platform ini cenderung tergantung pada para investor, dan celakanya lagi yang banyak bergabung adalah para spekulan dengan latar belakang forex, ilmu komputer dan koboi dunia cryptocurrency. Akhirnya menjauhkan dari tujuan utama semula.
Akan tetapi setelah melihat perkembangannya, para pengguna dan investor mulai menyadari kesalahannya dan mencoba mengembalikan ke arah semula. Mudah-mudahan begitu adanya 😊
Posted using Partiko Android
@happyphoenix sebuah sharing yg bagus. sy sbg steemians yg baru mau 3 bulan ini mengenal steemit masih sangat perlu ngangsu kaweruh dari @happyphoenix ;)
Inggih matur nuwun. Kita sama2 belajar🙏
Posted using Partiko Android
Dulu awal2 di steemit kalau buat posting itu panjang lebar dan multi language tapi nilai reward yang kita dapat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, bahkan curator konten Indonesia saja tidak pernah melirik postingan kita, belajar dari semua itu ternyata relasi lebih penting dari semua itu hingga hampir putus asa ingin meninggalkan steemit...
Namun akhirnya menulis singkat atau posting beberapa foto yang penting happy walau sedikit reward tidak jadi masalah buat saya... 😅
Posted using Partiko Android
Iya, betul juga, bikin postingan singkat-singkat yang penting enjoy dan relasi juga perlu dibina.
Posted using Partiko Android
Hi @happyphoenix!
Your post was upvoted by @steem-ua, new Steem dApp, using UserAuthority for algorithmic post curation!
Your UA account score is currently 4.741 which ranks you at #1587 across all Steem accounts.
Your rank has not changed in the last three days.
In our last Algorithmic Curation Round, consisting of 109 contributions, your post is ranked at #87.
Evaluation of your UA score:
Feel free to join our @steem-ua Discord server
Imbalan yang di peroleh dengan postingan yang di tulis tidak sepadan. Misalnya katakanlah Si A, ia membuat tulisan panjang lebar, dan berkualitas. Maksudnya konten yang ia buat tidak asal tulis. Tapi kemudian artikel tersebut kurang dapat respon. Kita tahu sekarang gimana kondisi di Steemit saat ini, tak lagi seperti tahun 2017, dan awal 2018. Kalau dulu postingan yang berkualitas, di ambil oleh kurator. Tapi sekarang hanya jadi pajangan saja. Saya yakin ini salah satu alasan banyak Steemian yang notabene penulis minggat dari Steemit.