Satu Catatan Tentang PeEleN

in #indonesia7 years ago

image

PERNAH merasakan mati listrik? Tentu. Saya juga mengalaminya. Bahkan, kami sering mengolok-ngolong perusahaan listrik negara yang lazimnya disingkat PLN menjadi PeEleN.Sindiran paling sadis yaitu memplesetkan PLN menjadi Perusahaan Lilin Negara.

Itu ketidakmampuan perusahaan plat merah itu menjamin suplai listrik di tanah air. Persoalan itu saya dan Anda rasakan. Media massa tentu kerap mengritik keras soal ini. Namun berulang dan tak tahu kapan stabil.

Dalam skala nasional, gerakan menghemat listrik ini dicanangkan Wakil Presiden Yusuf Kalla akhir tahun lalu. Kemudia, dintindalkanjuti secara legal melalui Surat tandatangani Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro.

Sebagai catatan, agar pembaca tak bingung, tulisan ini ditulis ketika presiden negara ini dijabat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menteri ESDM mengeluarkan surat tanggal 12 Februari lalu itu menghukum para pelanggan listrik dengan denda 1,6 persen dari Tarif Dasar Listrik (TDL). Itu dikenakan bila pelanggan menggunakan listrik lebih dari 20 persen dari pemakaian rata-rata nasional. Surat nomor 1128/M.ESDM/2008 ini tentunya bukan hanya boomerang bagi masyarakat awan di pedalaman yang tak tau sosialisasi hemat energi ini melalui media massa.

Hemat saya, surat ini musibah bagi para pegiat Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang produksinya bergantung pada aliran listrik. Sebut saja, usaha bakery, usaha jenis ini jelas sangat membutuhkan pasokan listrik. Ini yang seakan luput dari perhatian pemerintah yang memberlakukan hemat listrik secara nasional, tanpa memilah siapa dan lembaga apa yang harus melakukan penghematan listrik.

Rasanya kebijakan ini perlu ditinjau kembali. Pasalnya, saat ini usaha kecil, mengalami kesulitan dalam berproduksi. Aliran listrik yang byar pet (hidup segan mati tak mau) membuat peralatan produksi mereka rusak.

Idealnya, pemerintah memberlakukan hemat listrik hanya khusus bagi kantor pemerintahan saja atau lembaga swadaya masyarakat. Menjadi pemandangan umum, kantor-kantor pemerintah hampir di seluruh Indonesia, termasuk Aceh menyalakan listrik setiap hari selama 24 jam. Ini yang patut ditindak oleh kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dalam konteks lokal, Aceh, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Aceh menargetkan mampu mencapai Rp 4,5 miliyar dari hasil penghematan listrik. Ini angkat yang dipatok dari seluruh masyarakat, tak terkecuali usaha kecil. Nah, saya sarankan, usaha kecil yang selama ini menjadi hero pendapatan daerah layaknya tidak merasakan imbas menghemat energi ini.

Lah, biarkanlah mereka menggunakan aliran listrik tanpa melihat waktu dan denda untuk memproduksi kue dan jenis usaha lainnya. Toh, mereka juga dikenakan pajak yang cukup besar dari laba yang dihasilkan industri kecil itu. Selain itu, perlu di ingat, media informasi seperti Televisi dan Radio patutnya mendapatkan perlakuan khusus.

Sehingga ketika menyiarkan live, mereka tak memiliki kendala dalam penanyangan, karena harus menghemat listrik dan tayang hanya sampai jam 24.00 tengah malam. Saya pikir, ini perlu menjadi pertimbangan-pertimbangan khusus untuk daerah Aceh dan Indonesia secara keseluruhan

Aceh masih mengandalkan pasokan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Belawan. Padahal, PLTU itu masih mengalami defisit energi sebanyak 120 megawatt setiap harinya. Tentu tidak akan cukup membagi aliran listrik untuk Sumatera dan Aceh secara serentak. Akibatnya, pemadaman bergilir hampir setiap hari terjadi.

Konon Banda Aceh dan Aceh Besar dibutuhkan 52 megawatt aliran listrik setiap hari. Padahal, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Lueng Bata, Banda Aceh hanya mampu memenuhi 26 megawatt setiap hari. Tentu masih sangat kurang.

Lah, bagaimana dengan Aceh Jaya, Simeulu dan daerah Aceh bagian pedalaman lainnya. Di sana, kondisi aliran listrik lebih buruk dibanding Banda Aceh sebagai ibukota propinsi.

Maknanya perlu alternatif sumber energi baru untuk propinsi syariat islam ini. Salah satu energi alternatif terbaru yang patut diperhatikan Pemerintah Aceh yaitu pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Mungkin bisa dicoba pembangkit mini mengandalkan tenaga air dengan output relatif kecil yaitu dibawah 500 kilowatt. Secara umum, potensi pengembangan PLTMH di Indonesia masih terbuka lebar. Menurut data Lembanga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), potensi kelistrikan tenaga air di Indonesia seluruhnya mencapai 75.000 megawatt.

Kabarnya dari jumlah itu baru digunakan 2,5 persen. Potensi PLTMH sendiri mencapai 10 persen dari keseluruhan potensi listrik tenaga air, atau sekitar 7.500 megawatt. PLTMH ini yang baru dimanfaatkan di seluruh Indonesia hanya sebesar 60 megawatt. Jika ditotalkan potensi tersebut di seluruh propinsi di Indonesia termasuk Aceh, bukan tak mungkin, seluruh daerah akan terang benderang. Ini mungkin secuil energi yang dilupakan pemerintah kita.

Menurut sejumlah peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengemukakan PLTMH memiliki sejumlah keunggulan yaitu antara lain potensi air yang melimpah, teknologi yang handal dan kokoh sehingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun. Selain itu, potensi ini juga mengingatkan masyarakat akan menjaga hutan. Jika tidak adanya sumber air, pembangkit jenis ini juga tidak akan berarti apa-apa dan sangat sulit dikembangkan. Ini mendidik masyarakat hemat energi, mencegah illegal logging dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa hutan dan listik memiliki hubungan yang khusus.

Bahkan, peneliti Tri Mumpuni Wiyatno, dari Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), Sulawesi Selatan telah melakukan upaya pemberdayaan energi listrik dengan pola ini. Bahkan Tri Mumpuni juga telah mempraktikkannya di 60 desa di seluruh Indonesia tentang penggunaaan pembangkit listrik jenis ini. Tampaknya, jika melihat potensi Aceh persoalan air bukanlah hal yang sulit. Tinggal lagi, niat baik untuk membuka energi jenis ini.

Khusus Aceh, sungai tampaknya patut dilirik oleh PLN. Menunggu energi mikrohidro dikembangkan di Aceh, tampaknya sosialisasi hemat listrik juga patut terus dilakukan. Polanya, bukan hanya melalui saluran televisi, radio dan media massa. Alangkah baiknya, juga dilakukan melalui seluruh lembaga pendidikan, instansi pemerintah dan lain sebagainya.

Tujuannya tak lain, agar aparatur kita hemat akan energi dan pelajar kita sadar bumi semakin tua, tak bisa menyumplai energi listrik saban hari. Penyadaran hemat listrik antar pribadi di lembaga-lembaga itu tampaknya akan lebih berhasil ketimbang penyadaran melalui media massa.

Namun, untuk mencapai kata maksimal, tak salah melakukan kampanye hemat listrik melalui media dan komunikasi antar pribadi. Sekali lagi, saya ingatkan, pembatasan pemakaian aliran listrik jangan diberlakukan pada kegiatan ekonomi. Toh, jika ekonomi masyarakat mapan, bangsa ini akan semakin kuat dan mampu bangkit menyongsong kebangkitan nasional yang ke 100 tahun lebih nantinya. Semoga.

Sort:  

Namun, untuk mencapai kata maksimal, tak salah melakukan kampanye hemat listrik melalui media dan komunikasi antar pribadi. Sekali lagi, saya ingatkan, pembatasan pemakaian aliran listrik jangan diberlakukan pada kegiatan ekonomi. Toh, jika ekonomi masyarakat mapan, bangsa ini akan semakin kuat dan mampu bangkit menyongsong kebangkitan nasional yang ke 100 tahun lebih nantinya. Semoga.

Terima kasih sudah upvote ya
Salam

Terma kasih sudah upvote ya
Salam kenal

Postingan yang bagus kawan, saya sangat senang bisa melihat postingan Anda. Saya mencoba menyimak dengan baik dan berharap bisa mendapatkan sesuatu yang berarti. Akhirnya sesudah melihat sampai akhir saya menemukan informasi, pengetahuan dan pengalaman terbaru melalui postingan anda.

saya berharap kita akan terus bisa berkomunikasi dan bertukar informasi melalui media ini. saya mencoba untuk mengikuti dan mensupport untuk upvote anda meski SP saya terbilang masih lemah, Namun perlahan-lahan saya mencoba untuk meningkatkan itu, saya merupakan pendatang baru di Steemit dan baru bergabung pada 1 Agustus lalu, meskipun baru terbilang pengguna baru, sekarang rating saya sudah di posisi 47, bagaimana itu bisa terjadi ? saya punya trik dan cara tersendiri yang sudah saya pelajari sebelumnya pada saat mengelola sebuah website pribadi, yang disebut dengan SEO. Saya tidak bermaksud untuk mempromosikan diri, saya hanya ingin sedikit berbagi dan merasa senang jika anda ,menghargai itu, mohon maaf bila sudah hadir dikolom komentar anda, senang bisa berkenalan dengan Anda, saya harap ini akan berkelanjutan, terimakasih.

saya punya postingan terbaru yang mungkin bisa anda simak untuk menambah wawasan dan informasi Anda. Selamat menikmati !

https://steemit.com/indonesia/@ponpase/tradisi-unik-ini-sudah-ada-sejak-kesultanan-raja-aceh-there-is-a-unique-celebration-in-aceh-2017830t03417487z

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 60328.18
ETH 2426.92
USDT 1.00
SBD 2.48