Keakraban Steemian di Tepi Laut Sigli | Meet Up KSI Chapter Pidie
saya paling kiri. Foto oleh @randomchannelaz
Banda Aceh -- Meski matahari terik, saya tidak menyurutkan perjalanan menuju Kabupaten Pidie dari Kota Banda Aceh, pada Minggu, 18 Maret 2018. Saya berangkat pukul 12:00 WIB dari Kantor AJI Banda Aceh untuk menghadiri meet up atau pertemuan perdana Komunitas Steemit Indonesia (KSI) Chapter Pidie. Acaranya dipusatkan di tepi pantai Kota Sigli.
Sebelum berangkat, paginya saya melakukan gowes berkeliling Kota Banda Aceh bersama Bang Mukhtaruddin Yacob [@toshare]. Perjalanannya sejauh enam kilometer dalam waktu tempuh satu setengah jam. Setelah minum kopi dan istirahat sejenak di Kantor AJI, saya bergegas mandi dan melajukan motor ke Kota Sigli.
Matahari siang itu sangat terik. Saya sedikit kelelahan di tengah perjalanan. Sesampai di Seulimuem, Aceh Besar, saya membeli sebotol minuman. Namun, bukan air mineral, melainkan 'ie jok'. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, menjadi air dikasih. Ie jok yang terbuat dari perahan pohon aren adalah oleh-oleh khas Seulimuem.
Selama perjalanan, saya tidak pernah mengecek hp yang saya simpan di saku celana sebelah kiri. Setiba di Kota Sigli, saya mengisi bahan bakar minyak di SPBU Jalan Baro. Karena lelah sekali, saya istirahat sejenak di mushalla di sana. Saya buka hp, dan melihat panggilan tak terjawab di WhatsApp.
Foto bersama Stemian Pidie bersama Ketua KSI Chapter Pidie @rezaacoi. Foto oleh WAG KSI Pidie
"Ho katroh, acara kadimulai (sudah sampai mana, acara sudah dimulai)," tulis chat dari seseorang. Membaca pesan itu, saya bergegas ke lokasi acara yang berjarak sekitar tiga kilometer lagi.
Di tengah jalan, suhu panas masih terasa. Debu dari jalan rusak di jalur protokol Kabupaten Pidie, sangat terganggu saya. Mata saya perih, hidup terasa sesak.
Sekitar delapan menit, saya tiba di depan Cafe Biru, Blang Paseh, Kota Sigli: tempat acara digelar. Dari kejauhan, saya melihat abang kandung saya, Muhajir datang mendekat. Dari tangan kanannya, saya melihat dia memegang sesuatu. "Ini, bajumu," kata dia sambil menyerahkannya kepada saya.
Itu adalah baju kaus seragam stemian Kabupaten Pidie. Saya ke kamar mandi, dan mengganti kemeja saya dengan kaus tadi. Ukuran bajunya L, biasanya saya pakai ukuran baju L. Namun, untuk kaus seragam ini, ukuran tersebut tampak besar di tubuh saya.
"Kop rayeuk lagoe bajei ( besar sekali bajunya)," kata saya di depan Bang Riazul Iqbal [@riodejaksiuroe]. "Keun bajei rayeuk, tapi droekeuh yang ubit (bukan baju yang besar, tapi badanmu yang kecil)," balas pria yang sering disapa Rio itu sambil tersenyum. Saya pun ikut tertawa lepas.
saya mewawancarai seorang kurator, Bang @ayijufridar. Foto oleh @randomchannelaz
Saya duduk di rangkang dudukan cafe. Jarak dengan pangggung utama sekitar belasan meter. Di tempat saya duduk, selain Rio, ada Bang Muhajir, dan stemian Pidie lain.
Namun, di antara wajah-wajah yang tidak asing itu, saya melihat sosok Bang Hayatullah [@hayatullahpasee] dengan tampang ramah dan selalu tersenyum. Dia steemian Banda Aceh, dan juga pengajar di Komunikasi Penyiaran Islam di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Di rangkang itu, kami memang tidak berbicara banyak. Kami hanya sesekali mengomentari pidato di panggung utama: ada yang jago dan tidak saat berbicara di depan. Namun, di Lameue pada sore harinya, saat menikmati kopi telur kocok, kami berbincang panjang lebar sembari menikmati leumang dan durian. Saya mencuri ilmu darinya, terutama tentang menulis.
Bang Hayatullah sering menulis opini. "Semua opini yang saya kirim ke Serambi, selalu dimuat. Ada satu yang tidak dimuat, tapi itu hanya karena banyak saingan di satu isu yang sama," kata dia. "Tidak banyak wartawan yang bisa menulis opini, bahkan redaktur pun terkadang tidak mampu menulis opini."
Saya mengangguk pelan mendengar ceritanya. Saya berusaha memahami setiap kalimat yang keluar darinya. Meskipun suasana agak riuh, saya tetap menyimak baik. Dalam tulisan selanjutnya, saya akan menulis tentang ini.
Tema meet up perdana ini adalah Meusaboh. Foto oleh @habilrazali29
Di tepi pantai, suasana semakin panas. Terlebih narasumber yang menyampaikan pidatonya berapi-api dan menggema keras layaknya orator sedang berkampanye. Seperti yang dilakukan oleh Bahagia Arbi [@bahagia-arbi].
Ketua Stemian Kabupaten Bireuen itu menyampaikan kata sambutan yang menggelora. Dia kobarkan semangat kepada pemula di Steemit. "Terus konsisten dan tetap semangat," teriak Steem Ambassador itu yang disahuti takbir oleh steemian lain.
Tidak hanya dia, calon Steem Ambassador lain, Risman A Rahman [@rismanrachman], dari Banda Aceh datang menghadiri pertemuan perdana itu. Dia mengatakan berkomunitas dalam media sosial lain, sangat berbeda dengan media Steemit.
"Kalau di Facebook, Twitter, kita dimanjakan.
Dalam Steemit kita membisnis konten, tulisan puisi, dan lainnya. Nah, dalam berbisnis tidak hanya diandalkan produknya, tapi juga relasinya," kata wartawan aceHTrend itu. "Pidie itu sangat dikenal dengan pedagang, banyak perantau. di Pidie ini lah kita akan belajar bagaimana berbisnis konten yang baik."
Stemian Pidie berbincang dengan kurator. Foto oleh @habilrazali29
Selain mereka berdua, dalam meet up itu, juga hadir kurator Steemit Indonesia lainnya. Misalnya, Reza Fahlevi [@levycore], Aiqabrago [@aiqabrago], Jodi Pamungkas [@jodipamungkas], dan Ayi Jufridar [@ayijufridar], dan Abduh Awab [@abduhawab].
Usai acara di tepi laut, semua steemian diajak ke Desa Lameue, Kecamatan Sakti, berjarak 30 kilometer dari Kota Sigli. Di sana, mereka disadurkan kopi kocok khas Pidie, leumang, dan durian. Keakraban tampak dari semua steemian. Selain pria, meet up juga dihadiri oleh perempuan.
Berikut ini adalah cuplikan videonya:
Wow.. Mantap tulisannya.. Mengalir dan enak dibaca..
Terima kasih bang. Lon preh arahan dari dronuh soal tumuleh untuk ke depannya. Masih banyak kesalahan yang harus diperbaiki.
Jih asai di posting chit bereh bereh, cuman bak trek-trek si posting
Nyan kon ka, Han jeut jaoh sagai
Hahaha. Memang meunan tanyoe @bangrully ,harus na komitmen kerjasama.
Hahaha. Pat iduek bereh bereh nyan?
Hahaha. Pat iduek bereh nyan?
oman, bereh that keunong vote @levycore
Hehehe. Tengkiyu @toshare. Cuma kebetulan saja bang.
Bereh habil, lanjutkan dan tetap semangat. Bek keundo pokok jih.
Geut bang. Terima kasih dukungannya Pak Ketua. Nyoe hana keundo le, asai na vote dari pak ketua. Hehe
Padahai bajee nyan meutuka ngoun atau lom wkwkwkwk
Hahaha. Pantesan lah rayeuk that. Kira pakeun meunan bajei L lon.
Hahahai
can't to cut habil
Because it does not want to cut. Hehehe
akhirnya ketemu juga kita ya, niat bertemu di banda, malah bertemu di sigli....
Hehehe. Pertemuan yang tak pernah disangka sebelumnya.