Visit Kepahiang: Perusakan Situs Purbakala

in #indonesia6 years ago (edited)

IMG_20170812_162907.jpg
Sebuah menhir yang telah dibongkar

Sambil menikmati segelas kopi hangat, aku menonton kartun-kartun lama Doraemon secara online. Saat menyaksikan satu seri tentang Nobita dan Doraemon mencari harta karun, tiba-tiba aku jadi teringat tentang maraknya perusakan situs purbakala di daerahku, akibat dijarah oleh pemburu-pemburu harta karun.

Memang, seperti kata Nobita, bahwa mencari dan menemukan harta karun mungkin akan jadi mimpi banyak anak-anak.

Benarkah itu hanya mimpi anak-anak, karena pada nyatanya banyak orang yang mencari atau memburu harta karun bukanlah anak-anak.
Justru mereka-mereka yang punya akal sehat, tetapi masih sempat berpikir atau berkhayal, bahwa di bawah sebuah batu di dekat hutan sana seorang raja telah menanam sejumlah harta.

IMG_20170812_162750.jpg
Menhir lain tergeletak merana setelah dicabut oleh pemburu harta karun

Teknologi yang bersifat ketakhyulan sangat diandalkan dalam upaya itu. Kata-kata dukun, mimpi juga asap-asap kemenyan dipercayai akan mengabarkan tempat, bentuk serta jumlah harta karun yang akan diperoleh itu.

"Tempat-tempat keramat" merupakan salah satu sasaran penting dalam perburuan harta karun. Obyek-obyek yang dianggap sebagai kuburan tua, batu keramat atau goa angker didatangi kemudian dibongkar demi memenuhi sebuah wangsit yang diterima, yang mengatakan di sana ada harta berupa emas, permata, keris atau benda berharga lainnya terpendam.

Sayang sekali, hal yang tidak mereka ketahui, atau mereka ketahui tetapi tidak peduli, bahwa yang disebut-sebut sebagai tempat keramat itu bisa saja adalah sebuah situs purbakala.

IMG_20170812_162535.jpg
Batu datar yang dibalik, lalu sebuah lubang digali demi mimpi akan harta karun

Sebagaimana sebuah situs purbakala yang ada di sebuah desa di Kabupaten Kepahiang (Provinsi Bengkulu), sebuah susunan bebatuan yang diduga kuat sebagai situs purbakala telah dibongkar. Keramat Batu Taba Sating atau dikenal oleh masyarakat sebagai Batu Judi telah diporak-porandai oleh pemburu harta karun.
Sebuah batu besar (1,2 x 1,2 m) dan berbentuk datar digeser dan dibalik, di bawah posisi asli batu itu telah digali lubang yang dalam.
Sementara batuan lainnya yang berbentuk tiang (menhir) terlempar jauh dan terserak-serak.

Ini bukan kerja satu orang. Ini harus dilakukan oleh banyak orang, atau peralatan yang mendukung. Aku bersama 4 orang kawan yang besar-besar badannya mencoba mengangkat batu datar itu, tetapi benda itu bergeming, diam tak dapat digerakkan sedikit pun.

Pasti pekerjaan itu dilakukan banyak orang, peralatan yang memadai (derek misalnya), ada wawasan dan biaya.

Apakah mereka berhasil mendapatkan harta karun itu?

Sama sekali tidak! Tidak ada apa-apa di dalam lubang yang telah digali itu. Sebaliknya, mereka justru memberikan kerusakan parah bagi sebuah obyek sejarah. Sebuah identitas cikal bakal satu kelompok masyarakat sudah tidak berbentuk lagi.

IMG_20170812_170048.jpg
rusak sudah sebuah ikon sejarah sekelompok masyarakat!

Juga Batu Pejemuran, sebuah situs purbakala lainnya, di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, tak luput dari aktivitas penjarahan. Situs yang bahkan telah diregistrasi di Sistem Registrasi Cagar Budaya Nasional ini dirusak dan di bawah batu itu telah digali lubang, untuk mengambil harta yang diduga berada di sana.

Lagi-lagi upaya itu gagal. Sama sekali tidak ada apa-apa di bawah batu itu, kecuali kerusakan permanen pada situs, yang pasti tidak akan dapat diperbaiki lagi.

IMG_20170801_113835.jpg
Salah satu upaya menjaga situs purbakala, dengan selalu mengingat masyarakatkan melalui sebuah papan peringatan

(Bersambung)

All photos : Private Collection

Sort:  

Harta karun belum tentu didapatkan, tapi perusakan sudah jelas nyata......

Benar, Bang. Untuk perbaikan dan rekonstruksinya juga membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit...

Harus ada LSM independen turun dan menyelamatkan "harta karun" ini Om @emong.soewandi. Sebab, kalau diharapkan dari pemerintah, pasti tak bisa dijalankan dengan baik. Sudah banyak terjadi hal ini di daerah-daerah. Saya mengenal salah satu LSM di Aceh, yang konsen menjadi tulang punggung sejarah, namanya Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) yang terus bekerja secara mandiri hingga saat ini. Mungkin Om Emong bisa belajar atau studi ke mereka. Di Steemit, mereka juga punya akun, yakni @mapesa. Mungkin bisa baca-baca pos dari mereka.

Masukan yang sangat berharga, Bang. Tahun lalu saat kita melalukan kunjungan di Jambi, juga disarankan membentuk semacam komunitas yang bisa melakukan pendampingan terhadap cagar budaya. Sayangnya sampai saat ini belum terealisasikan. Aku sendiri sudah pernah mencoba mendirikan, tapi mungkin karena belum terdapat kesamaan wawasan dengan temen2 lain, akhirnya kandas juga.

Boleh lah sesekali kita main ke sana kak....

Hayooo..... jalan2 kito.....

Sangat sayang kalau situs ini dibiarkan rusak. Pemerintah, dalam hal ini dinas keputbakalaan, harus segera turun tangan. Tulisan yg menggugah.

Aku berharap demikian juga, Pak AHY. Sebagai orang yang memiliki orientasi kepada kebudayaan, mungkin aku hanya bisa menggugah lewat tulisan.
Terima kasih, Pak AHY atas apresiasinya

Memang kita semua harus memiliki kepedulian yang tinggi untuk selalu menjaga terhadap situs-situs purbakala semacam ini. Kalau tidak maka semua akan hancur bahkan akan hilang. Semua akan tinggal cerita. Padahal situs-situs itu memiliki nilai sejarah yang tinggi untuk suatu wilayah yang ditempati situs tersebut. Sedih dan ikut prihatin jika harus jadi seperti itu. Semoga tidak merembet ke situs-situs purbakala yang lainnya. Mari menjaga dan merawat itu situs sejarah tersebut.

Itu semua harapan kita bersama, Na. Hanya dengan cara menulis ini, abang berharap bisa menggugah orang-orang.

Jadi teringat kehebohan baru-baru ini tentang remaja Amerika Serikat yang merusak patung tentara terakota di Cina. Bikan hanya cagar budaya, pernah taman bunga di rusak para remaja hanya untuk berswafoto ria.

Kesadaran dan kepedulian lingkungan masih sangat rendah, dan jika terus berlanjut, satu saat tidak ada yang tersisa selain dongeng dan penyesalan.

Salam

Aku membaca juga pernah tentang kelakuan remaja2, Bang. Entah salah siapa, gurukah, zamankah, wawasankah, atau kita semua, sehingga rasa peduli terhadap benda-benda budaya sangat tipis pada remaja-remaja kita.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 59696.15
ETH 2618.35
USDT 1.00
SBD 2.41