Objektif Pada Konten| Sosial media adalah alat indoktrinasi diri yang paling efektif

Kita bisa jadi apapun yang kita mau. Jadi spiritualis atau teroris, jadi pebisnis atau mental pengemis, jadi penebar kedamaian atau penebar kebencian. Mau jadi apapun, Sosmed telah menyediakan kontenya, seperti layaknya toko serba ada. Keputusan ditangan dan mata kita.

Tidak ada yang berhak melarang konten apa yang akan anda lihat, vote, share atau save dan menjadi acuan anda di lain hari. Itu sebabnya menjadi penting memiliki kemampuan memilih dan memilah konten.

Tidak semua postingan pesohor atau artis nya steemit, fb, twiter, insta dan lain-lain itu valid. Isinya adalah pendapatnya pribadi dan tentu benar bagi dirinya belum tentu benar pada fakta dan pengetahuan yang tidak atau belum diketahuinya.

Intinya jangan mudah percaya berita di medsos. Pilihlah konten yang membuat diri berkembang dan meningkatkan kesadaran. Ingat ya konten nya bukan siapa yang menulisnya. Walaupun penulisnya idola anda kalau kontenya tidak memberdayakan tinggalkan saja. Baca dan vote tulisan lain yang memberdayakan.

Ingat konten tidak selalu identik dengan penulisnya. Pada saat penulisnya lagi Bad mood bisa jadi ia menulis konten sampah. Jangan mau memungut sampah. Fokus pada konten. Biasakan kros cek dan ricek. Dan bawah sadar anda akan dengan cepat belajar hanya memilih yang memberdayakan diri anda.

Sosial Media adalah media pembelajaran. Pelajaranya apa, adalah pilihan kita.

Jangan percaya pada tulisan saya ini sebelum anda benar-benar mempertimbangkanya.

Semoga Bermanfaat!

Regards,

@edymunawar