Kontes Menulis Ramadhan: Ramadhan ini Aku Harus Menang

Assallamu'alaikum steemian,

design by me

Hari berganti minggu, minggu berjalan berubah bulan. Waktu begitu cepat berlalu. Ramadhan demi ramadhan terlampaui, intensitas yang sering dan menganggap bulan ini semacam ritual tahunan seringkali mematikan rasa, dan menganggap ini bulan biasa. Ramadhan ini adalah Ramadhan ke 5 yang saya lalui di negeri angin topan, Taiwan. Antara kerinduan pada keluarga, tantangan puasa di musim panas dengan suhu kisaran 35'C bahkan sering lebih dan durasi siangnya lebih panjang sekitar 15 jam. Ramadhan selalu istimewa, tapi saya tak pernah bisa berlaku istimewa padanya. Pekerjaan yang berat, lingkungan yang jauh dari mendukung untuk beribadah, sungguh berat melaluinya jika bukan karena kuasa Yang Maha Kuat untuk tetap menguatkan niat saya beribadah. Kalah, sudah sangat sering, puasa bisa dilalui tapi ibadah yang mengisi sungguh jauh dari khidmat. Tapi waktu terus mendidik bathin untuk melawan, "bahwa umur tiada yang tahu, kesempatan yang diberikan kali ini jangan lagi sampai tersiakan. Saya bertekad Ramadhan kali ini harus menang."

Ramadhan, tentu saja persiapan tentang amalannya yang harus diprioritaskan. Banyak Ustad yang bilang pada setiap tausiahnya bahwa mengarungi ramadhan harus benar-benar dipersiapkan jauh-jauh hari, jika tidak maka kemuliaannya akan terlewat begitu saja kalau melaluinya tanpa ilmu. Faktor kecapekan bekerja dan sempitnya waktu saat istirahat hingga membuat semua persiapan serba kilat. Tapi saya tetap berharap dan berusaha bahwa Ramadhan ini saya harus menang. "Semoga Allah meridhoi" aamiin.

Persiapan secara psikis tentu juga harus diimbangi dengan persiapan fisik. Melalui Ramadhan tanpa fisik yang kuat tentu tidak akan ada tenaga dan kekuatan untuk memaksimalkan ibadah.

Dari segi ibadah saya belajar tentang bagaimana puasa yang baik dan berpahala, bagaimana menghindari puasa yang hanya sekedar mendapatkan lapar dahaga, mempelajari amalan-amalan wajib Ramadhan dan berusaha melaksanakannya dengan membuat peta ibadah. Mempelajari waktu-waktu mustajab untuk memaksimalkan do'a tentunya agar segera diberikan jodoh terbaik hehe...

Sebagai Pekerja Migran Indonesia, pekerjaan disini sangatlah berat tak peduli waktu juga beban kerja. Memang ada beberapa PMI yang mendapatkannya kondisi bekerja yang baik sehingga bisa menjalankan seperti di negeri sendiri. Ramadhan di Taiwan seringkali jatuh saat musim panas, jika tidak kuat iman mungkin lebih banyak menyerah. Persiapan saya untuk menjaga fisik tetap fit yaitu dengan mengkonsumsi banyak air putih saat setelah berbuka hingga akhir sahur agar tidak dehidrasi di siang harinya. Yang terpenting adalah nutrisi saat sahur guna menjaga ketahanan tubuh untuk tetap bisa berpuasa sebulan penuh. Saya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan serat karena akan dipecah menjadi energi secara berkala sehingga akan lebih lama merasakan kenyang. Seperti sereal gandum utuh, yogurt tanpa rasa, dan buah-buahan atau mengkonsumsi banyak sayuran, memang tidak enak sih, tapi semua untuk kelancaran berpuasa. Menghindari makanan ringan seperti keripik, makanan yang digoreng, coklat.Saat sahur saya juga menghindari nasi putih karena mengandung karbohidrat yang akan berubah menjadi gula, dipecah lebih cepat menjadi energi sehingga tidak bisa menahan kenyang. Menghindari juga makanan yang mengandung banyak garam karena akan membuat cepat haus.

Demikian persiapan saya agar tetap bisa memaksimalkan baik secara fisik maupun psikis dalam menjalankan ibadah puasa. Terimakasih kepada @rayfa atas kontes #ramadhanmubarak. Semangat berbagi dalam kebaikan di bulan mulia.

Salam hangat,
@dwiitavita