Ayo Kita Jadi Teman Bagi Gajah
Dear Steemian dimanapun berada,
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih pada @fajri26 atas diadakannya kontes "Pandangan Steemian Terhadap Konflik Gajah", sebagai wujud kepedulian pada lingkungan dan tentu saja untuk membantu para steemian tumbuh di platform ini, dan mungkin dari kontes ini bisa tertuang ide-ide brillian untuk mengatasi konflik manusia dengan gajah yang selama ini terus terjadi.
design by me
Meski saya tidak secara langsung hidup berdampingan dengan gajah dan merasakan secara langsung bagaimana konflik terjadi, setidaknya hal terkecil yang bisa saya lakukan adalah do'a dan rasa simpati atas terjadinya konflik yang tak berkesudahan. Ikut berpartisipasi dalam kontes ini mungkin bisa menjadi sumbangsih ide yang bermanfaat. Dengan adanya kontes ini saya jadi tahu, dibalik elok dan mempesonanya Aceh dengan berbagai kekayaan hayati juga hewani ada konflik besar yang terus berlangsung dan perlunya upaya yang gigih untuk membuatnya kondusif kembali.
"Ayo menjadi teman bagi gajah", adalah solusi saya terhadap konflik manusia dengan gajah. Manusia sebagai mahkluk sempurna yang diciptakan Tuhan melebihi semua mahkluknya yang lain, tentunya lebih pintar dari gajah juga. Bagaimanapun keadaannya bahwa konflik manusia dengan gajah tidak bisa disalahkan pada gajah sebagai pelaku utama. Harusnya timbul pertanyaan pada diri kita masing-masing, "kenapa konflik bisa sampai terjadi?"
Mari hidup dengan keseimbangan dalam segala hal, mungkin begitu yang akan membuat harmoni kehidupan akan tetap terjaga. Manusia, alam, binatang adalah kesatuan yang diciptakan Tuhan, saling memberi manfaat satu sama lain juga dalam keberlangsungan siklus rantai makanan.
Jika salah satu keseimbangan tersebut terganggu, maka bencana yang akan muncul dan akibatnya bukan pada salah satu pihak saja seperti halnya pada konflik antara satwa dengan manusia, terkadang manusia yang jadi korban dan lebih sering adalah satwanya.
Manusia, hutan dan gajah. Menurut sejarahnya dulu di Aceh, manusia dan gajah saling hidup berdampingan sudah sejak zaman nenek moyang. Gajah sebagai penyeimbang ekosistem, petani alami di hutan yang membantu menyebarkan benih-benih baru kehidupan hayati dalam hutan melalui kotorannya.
Aceh sebagaimana kita tahu adalah kantong habitat alami dari gajah liar (Elephas Maximus Sumatranus) selain daerah Lampung dan Riau. Konflik yang terjadi karena manusia dan satwa mempunyai kepentingan yang sama dalam satu ruang. Manusia membutuhkan tempat tinggal, lahan pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, demikian juga gajah membutuhkan hutan sebagai tempat tinggal, mencari makan dan berkembang biak. Wilayah yang saling bersinggungan. Bukan gajah sebagai penyebab konflik tapi pada perilaku manusia yang semakin serakah dan tak mau berbagi ruang. Hutan yang semakin menyempit membuat jumlah makanan juga ruang gerak gajah pun ikut terbatasi. Bagi gajah masuk pemukiman warga juga makan di lahan pertanian warga bukanlah hal yang salah. Karena sudah turun-temurun itu menjadi wilayah mereka.
Kehidupan gajah yang unik yang jarang diketahui manusia bahwa sejak lahir hingga matinya rute eksplorasi perjalanan yang ditempuh hanya satu rute saja.
Maka seperti kalimat saya di atas ketika gajah masuk perkampungan atau lahan pertanian manusia itu bukan kesalahan, karena itu adalah wilayah eksplorasi gajah sebelumnya yang dialih fungsi menjadi tempat hidup manusia. Dan gajah adalah korban akibat dari konversi lahan.
Design by me
Ayo menjadi teman bagi gajah, ingat apapun yang dilakukan gajah itu bukan kesalahannya dan sampai kapanpun gajah atau satwa lain tak bisa disalahkan. Mereka hanya bertahan hidup dengan mencari makanan. Ketika habitat hidupnya terganggu maka sebaliknya yang terjadi. Seperti halnya kenapa gajah sampai merusak pemukiman warga? Jawabnya tetap sama gajah sedang mencari makanan yang sudah sangat jarang ditemukan di hutan, indera penciuman yang tajam pada makanan yang ada di pemukiman memaksa gajah melakukan perusakan untuk mendapatkan makanan.
Gajah sangat peka pada bau garam, dikarenakan gajah sangat memerlukan garam mineral seperti kalsium, Magnesium dan Kalium ini untuk menjaga daya tahan tubuhnya juga memperkuat tulang, gigi dan gading. Biasanya garam-garam ini diperoleh dengan cara memakan gumpalan tanah yang mengandung garam. Bahkan jika tidak mendapatkan garam gajah rela melukai tubuhnya agar dapat menyikat darahnya yang mengandung garam.
Menurut Badan Konversi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, jumlah gajah liar di Aceh saat ini sebanyak 539 gajah. Status keberadannya masuk pada Critically Endangered, karena populasinya yang semakin menyusut sepanjang tahun. Kepunahan gajah selain dari sebab-akibat konflik juga masuk pada perdagangan gading yang termasuk tindakan illegal tapi payung hukumnya masih sangat lemah. Sebuah penelitian dari World Wildlife Fund (WWF) Bapak Sunarto yang dikutip dari Mongabay mengatakan bahwa sepanjang kurun waktu 2012 hingga 2014, kasus kematian gajah selalu dibarengi dengan hilangnya gading. Perburuan gajah tidak akan terhenti selama ada permintaan gading gajah dari masyarakat yang banyak dijadikan sebagai hiasan juga kepercayaan yang berkembang bahwa gading gajah mampu menjadi obat mujarab berbagai penyakit.
Bagaimana cara menjadi teman bagi gajah?
Ya, siapapun kita, dimanapun kita dan apapun kegiatan atau pekerjaan kita maka kita bisa menjadi teman bagi gajah. Ini menjadi upaya-upaya prefentif untuk gajah dan kelangsungan hidup mereka agar tidak punah di kemudian hari. Dibutuhkan kearifan sebagai manusia untuk menyikapi konflik ini. Secara umum sebagai masyarakat kita mau mempelajari tentang pola hidup gajah untuk mengedukasi diri, kita sebagai steemian bisa membantu berkampanye melalui tulisan dalam rangka menyebarkan informasi edukasi kepada khalayak. Jika kita adalah kalangan berpunya maka bisa membantu penggalangan dana pada lembaga-lembaga Konversi Sumber Daya Alam baik lembaga pemerintah maupun swasta. Jika kita adalah kalangan yang mempunyai kekuasaan maka bisa membantu dengan ikut memperjuangkan payung hukum bagi kehidupan gajah. Jika kita yang tinggal berdampingan maupun bersinggungan mulai berupaya mencegah dan mengobati bukan dengan membunuh dan meracuni gajah, tapi berbagi ruang dan makanan. Misal menjadikan lahan hutan untuk menanam tumbuhan yang disukai gajah seperti tebu, pisang dan bambu sebagai sumber makanan. Dan menanam tumbuhan yang tidak disukai gajah seperti serai, kopi, kemiri sebagai pagar alam untuk mencegah gajah masuk ke pemukiman. Dan menggunakan cara menggiring gajah kembali ke hutan ketika gajah masuk pemukiman warga seperti dengan tindakan membunyikan petasan, dan bunyi-bunyian keras.
Demikian sedikit ulasan dari saya sebagai steemian untuk peduli pada lingkungan dan keberlangsungan kehidupannya.
Salam sukses,
@dwiitavita
Nice read. I leave an upvote for this article thumbsup
Thanks for visiting my blog... And thank you for your upvote
Regards
Gajah, banyak cerita dan kenangan bersama nya
Saya nangis kalau ingat gajah... Saya jadi jatuh cinta sama gajah.
saya sudah dari kecil berkutat dengan gajah
Wah senengnya..
Tapi sedih kalau lihat yang kondisi begini
Iya umur 6 tahun saya dibawa ke lampung barat, tinggal dikawasan hutan lindung, suatu malam ada sekawanan gajah yang datang ke pemukiman, haha aku tidak begitu ingat, hanya tinggal cerita dari saudara dan orang tua
Terimakasih atas partisipasinya kk @dwiitavita
Terimakasih kembali atas kesempatan kontes ini bang @fajri26
Semangat mba @dwiitavita produktif keren
Ayooo ikutan mbak @nnaachlam
Tak ada gding yg tak retak @dwiitavita,,
semoga post ini saya doakn jadi pemenang kontesnya ..amiennn
Aamiin, terimakasih do'anya bang @imam03
caranya gmn sih klo ada kontes² gtu??
Kita tahunya dari teman2 yang share di group WA bang @imam03
Ouh bgitu hehe
Mari menjadi teman gajah, Mba😊
Selamat mbak @etty