PENDIAM
Halo sobat stemians, beberapa hari belakangan jadi belum bisa fokus untuk menulis. Maklumlah ya, ada banyak kerjaan yang menuntut aku untuk bisa segera menyelesaikannya. Ga nanya ya? maaf kalo gitu... :)
OK sobat, lanjut aja ya. Aku mau menulis tentang seseorang yang dikategorikan termasuk orang yang pendiam. Karena banyak sekali kita jumpai disekitaran kita mungkin teman kalian, saudara, sahabat ata bahkan kalian termasuk orang yang pendiam?
Menurut aku, aku lho ya. Ada dua type orang yang bisa dikategorikan sebagai seorang pendiam.
Yang pertama adalah pendiam karena memang orang itu malu, minder, kuper, kutu buku, aneh atau apapun. Jadi saat bertemu atau bertatap muka sekalipun dengan orang lain dia selalu jadi merasa salah tingkah, lebih banyak menyimpan air liurnya, memilih untuk menghindari masalah, tidak suka memancing keributan dan lain-lain.
Yang kedua adalah pendiam karena keinginan, karena pilihannya. Orang tipe kedua ini tak ingin apa yang keluar dari mulutnya itu adalah omongan yang sia-sia, omongan yang tak berfaedah sama sekali. Dan ini adalah bentuk sikap kehati-hatian dalam berucap. Karena orang seperti ini meyakini bahwa apa yang diucapkan bisa menjadi bencana terhadap dirinya. Jika tak di dunia ini, bisa jadi dikehidupan selanjutnya.
Tapi nyatanya diluaran sana banyak yang tak menyadari hal ini. Karena sebagai manusia, memperoleh 'panggung' untuk berbicara adalah suatu anugerah. Kesempatan yang tak boleh disia-siakan. Terlebih jika apa yang kita bicarakan mendapat apresiasi ang luar biasa dari pendengar. Dan yang kebanyakan terjadi, panggung itu akan membuat kita lepas kontrol terhadap apa yang diucapkannya. Disadari atau tidak, saat asyik berbicara, akan keluar ucapan-ucapan yang bisa jadi bernada meremehkan, menghina, mencaci, menyindir, atau bahkan memfitnah orang lain.
Kita diberi anugerah berupa mulut bukan hanya untuk sekedar bicara. Atau bukan cuma sekedar bisa ngomong. Kalo cuma sekedar ngomong, bahkan burung beo pun bisa.
Celoteh seorang pendiam..... Kalau sedang tidak bicara.
