Perbandingan Sikap dalam Penerapan Wealth Management pada Lembaga Pendidikan - Mini Review #19
Dear fellow steemians
Semoga selalu dalam keadaan sehah wal 'afiah !
Jadi, sebagaimana pembahasan sebelumnya, seseorang untuk meraih keamanan keuangan di sebuah lembaga, dalam hal ini misalnya lembaga pendidikan apakah itu Swasta atau Negeri, maka mereka memerlukan kerangka dalam berpikir, keterampilan dalam teknis, dan sikap yang berbeda. Pertanyaan pertama yang hasru dijawab oleh masing-masing pengelola di lembaga pendidikan adalah di kuadran mana mereka berada., seperti pada gambar di bawah ini:
Dengan gambar di atas, kita akan menemukan jawaban di posisi kuadran manakah kita! dan setiap quadran berpotensi untuk memperoleh pendapatan. Seabagi contoh: seorang dokter dengan bekerja pada sebuah RS Rumah Sakit (E), Namun, ia juga dapat membuka praktik berobat punya sendiri, misalnya di rumah (S). Dokter tersebut pun dapat memutuskan untuk membuat suatu medical center misalnya dengan memperkerjakan dokter-dokter lainnya di situ (B). Bahkan, lebih jauh dokter tersebut juga dapat memperoleh penghasilan dari kepemilikan saham, obligasi, atau juga reksadana (I).
Menurut Kiyosaki, bagi seseorang yang ingin meraih keamanan finansial harus berpindah kuadran, dari sebelah kiri/bawah yaitu: E: Employee / S: Self-employed ke sebelah kanan/atas, yaitu: B: Busness owner / I: Investor Cashflow Quadrant.
Perbandingan Sikap
Apabila kita melihat perkembangan pengelola dan penyelenggaraan kampus atau perguruan tinggi di beberapa negara yang sudah maju, mereka sudah berada di sebelah kanan (B, I) Cashflow Quadrant. Sedangkan hampir semua pengelola dan penyelenggaraan perguruan tinggi di Indonesia masih berada di sebelah kiri/bawah (E, S).
Jadi, lembaga pendidikan harus memiliki kerangka berpikir yang berbeda dan terampil. Sebagai contoh: Lembaga pendidikan yang selama ini hanya menggantungkan diri dari sumbangan siswa saja (E), atau menjual buku atau mengelola asrama untuk siswa (S). Sebenarnya pengelola tersebut juga dapat mendirikan suatu perseroan terbatas yang membuka usaha di bidang tertentu, menunjuk direksi serta mempekerjaan orang lain untuk mendapatkan keuntungan guna keperluan lembaga pendidikan (B). Bahkan sebuah yayasan yang berdiri dalam sebuah lembaga pendidikan juga dapat melakukan investasi dengan membeli saham, reksadana, obligasi, dan surat berharga lainnya (I).
Masih menurut Kiyosaki, yang saya kutip dari Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto Wealth Management untuk Penyelenggaraan Perguruan Tinggi sesuai untuk Sekolah Dasar dan Menengah menjelaskan, pembicaraan mengenai Cashflow Quadrant adalah pembicaraan tentang bagaimana orang dapat menjadi kaya, atau bagaimana pengelola dan penyelenggara perguruan tinggi menjadi kaya.
Merujuk kepada konsep Cashflow Quadrant jika ditarik ke unversitas, mungkin lebih tepat jika kita menggunakan pendekatan, yaitu, Sd (student donation= kira-kira sepadan dengan E), Gd (goverment and private donation = kira-kira sepadan dengan E juga), B (business = kira-kira sepadan dengan S+B), dan I (investment)sehingga posisinya terlihat seperti gambar di bawah ini:
Untuk kesempurnaan pemahaman kita, dalam hal ini saya mengambil dua sampel universitas, dan yang menjadi tolak ukur dalam universitas bukanlah pada kaya dan miskin, namun “swasta dan negeri”. Misalnya, Yale University (dari Amerika yang berstatus swasta), dan University of Oxford (dari UK yang berstatus negeri). Dalam gambar berikut ini kita akan melihat perbandingan keuangan atau pendapat kedua universitas tersebut
Semoga bermanfaat:
Mengapa harus melakukan postingan melalui platform steem?
Pada dasarnya, kita melakukan kegiatan yang sama seperti yang kita lakukan di Facebook, Twitter, Instagram dll!!! Satu-satunya perbedaan? Untuk kali ini, Kita bisa mendapatkan penghasilan sampingan yang menarik!!!
Silahkah sign-up untuk mendapatkan akun Steemit gratis.
Download eSteem-App, Jika Anda belum Punya
Enjoy eSteem for:
Desktop eSteem Surfer 1.0.2 Google Play - Android - v1.6.0 AppStore - iOS (iPhone, iPad) - v1.5.1 
Dengan gambar di atas, kita akan menemukan jawaban di posisi kuadran manakah kita! dan setiap quadran berpotensi untuk memperoleh pendapatan. Seabagi contoh: seorang dokter dengan bekerja pada sebuah RS Rumah Sakit (E), Namun, ia juga dapat membuka praktik berobat punya sendiri, misalnya di rumah (S). Dokter tersebut pun dapat memutuskan untuk membuat suatu medical center misalnya dengan memperkerjakan dokter-dokter lainnya di situ (B). Bahkan, lebih jauh dokter tersebut juga dapat memperoleh penghasilan dari kepemilikan saham, obligasi, atau juga reksadana (I).
Menurut Kiyosaki, bagi seseorang yang ingin meraih keamanan finansial harus berpindah kuadran, dari sebelah kiri/bawah yaitu: E: Employee / S: Self-employed ke sebelah kanan/atas, yaitu: B: Busness owner / I: Investor Cashflow Quadrant.
Perbandingan Sikap
Apabila kita melihat perkembangan pengelola dan penyelenggaraan kampus atau perguruan tinggi di beberapa negara yang sudah maju, mereka sudah berada di sebelah kanan (B, I) Cashflow Quadrant. Sedangkan hampir semua pengelola dan penyelenggaraan perguruan tinggi di Indonesia masih berada di sebelah kiri/bawah (E, S).
Jadi, lembaga pendidikan harus memiliki kerangka berpikir yang berbeda dan terampil. Sebagai contoh: Lembaga pendidikan yang selama ini hanya menggantungkan diri dari sumbangan siswa saja (E), atau menjual buku atau mengelola asrama untuk siswa (S). Sebenarnya pengelola tersebut juga dapat mendirikan suatu perseroan terbatas yang membuka usaha di bidang tertentu, menunjuk direksi serta mempekerjaan orang lain untuk mendapatkan keuntungan guna keperluan lembaga pendidikan (B). Bahkan sebuah yayasan yang berdiri dalam sebuah lembaga pendidikan juga dapat melakukan investasi dengan membeli saham, reksadana, obligasi, dan surat berharga lainnya (I).
Masih menurut Kiyosaki, yang saya kutip dari Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto Wealth Management untuk Penyelenggaraan Perguruan Tinggi sesuai untuk Sekolah Dasar dan Menengah menjelaskan, pembicaraan mengenai Cashflow Quadrant adalah pembicaraan tentang bagaimana orang dapat menjadi kaya, atau bagaimana pengelola dan penyelenggara perguruan tinggi menjadi kaya.
Merujuk kepada konsep Cashflow Quadrant jika ditarik ke unversitas, mungkin lebih tepat jika kita menggunakan pendekatan, yaitu, Sd (student donation= kira-kira sepadan dengan E), Gd (goverment and private donation = kira-kira sepadan dengan E juga), B (business = kira-kira sepadan dengan S+B), dan I (investment)sehingga posisinya terlihat seperti gambar di bawah ini:
Untuk kesempurnaan pemahaman kita, dalam hal ini saya mengambil dua sampel universitas, dan yang menjadi tolak ukur dalam universitas bukanlah pada kaya dan miskin, namun “swasta dan negeri”. Misalnya, Yale University (dari Amerika yang berstatus swasta), dan University of Oxford (dari UK yang berstatus negeri). Dalam gambar berikut ini kita akan melihat perbandingan keuangan atau pendapat kedua universitas tersebut
Seabagi contoh: seorang dokter dengan bekerja pada sebuah RS Rumah Sakit (E), Namun, ia juga dapat membuka praktik berobat punya sendiri, misalnya di rumah (S). Dokter tersebut pun dapat memutuskan untuk membuat suatu medical center misalnya dengan memperkerjakan dokter-dokter lainnya di situ (B). Bahkan, lebih jauh dokter tersebut juga dapat memperoleh penghasilan dari kepemilikan saham, obligasi, atau juga reksadana (I).
Menurut Kiyosaki, bagi seseorang yang ingin meraih keamanan finansial harus berpindah kuadran, dari sebelah kiri/bawah yaitu:
E: Employee / S: Self-employed ke sebelah kanan/atas, yaitu: B: Busness owner / I: Investor Cashflow Quadrant.Apabila kita melihat perkembangan pengelola dan penyelenggaraan kampus atau perguruan tinggi di beberapa negara yang sudah maju, mereka sudah berada di sebelah kanan
(B, I) Cashflow Quadrant. Sedangkan hampir semua pengelola dan penyelenggaraan perguruan tinggi di Indonesia masih berada di sebelah kiri/bawah (E, S).Jadi, lembaga pendidikan harus memiliki kerangka berpikir yang berbeda dan terampil. Sebagai contoh: Lembaga pendidikan yang selama ini hanya menggantungkan diri dari sumbangan siswa saja (E), atau menjual buku atau mengelola asrama untuk siswa (S). Sebenarnya pengelola tersebut juga dapat mendirikan suatu perseroan terbatas yang membuka usaha di bidang tertentu, menunjuk direksi serta mempekerjaan orang lain untuk mendapatkan keuntungan guna keperluan lembaga pendidikan (B). Bahkan sebuah yayasan yang berdiri dalam sebuah lembaga pendidikan juga dapat melakukan investasi dengan membeli saham, reksadana, obligasi, dan surat berharga lainnya (I).
Sebagai contoh: Lembaga pendidikan yang selama ini hanya menggantungkan diri dari sumbangan siswa saja (E), atau menjual buku atau mengelola asrama untuk siswa (S). Sebenarnya pengelola tersebut juga dapat mendirikan suatu perseroan terbatas yang membuka usaha di bidang tertentu, menunjuk direksi serta mempekerjaan orang lain untuk mendapatkan keuntungan guna keperluan lembaga pendidikan (B). Bahkan sebuah yayasan yang berdiri dalam sebuah lembaga pendidikan juga dapat melakukan investasi dengan membeli saham, reksadana, obligasi, dan surat berharga lainnya (I).Masih menurut Kiyosaki, yang saya kutip dari Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto
Wealth Management untuk Penyelenggaraan Perguruan Tinggi sesuai untuk Sekolah Dasar dan Menengah menjelaskan, pembicaraan mengenai Cashflow Quadrant adalah pembicaraan tentang bagaimana orang dapat menjadi kaya, atau bagaimana pengelola dan penyelenggara perguruan tinggi menjadi kaya. Merujuk kepada konsep Cashflow Quadrant jika ditarik ke unversitas, mungkin lebih tepat jika kita menggunakan pendekatan, yaitu, Sd (student donation= kira-kira sepadan dengan E), Gd (goverment and private donation = kira-kira sepadan dengan E juga), B (business = kira-kira sepadan dengan S+B), dan I (investment)sehingga posisinya terlihat seperti gambar di bawah ini:
Sd (student donation= kira-kira sepadan dengan E), Gd (goverment and private donation = kira-kira sepadan dengan E juga), B (business = kira-kira sepadan dengan S+B), dan I (investment)sehingga posisinya terlihat seperti gambar di bawah ini:Untuk kesempurnaan pemahaman kita, dalam hal ini saya mengambil dua sampel universitas, dan yang menjadi tolak ukur dalam universitas bukanlah pada kaya dan miskin, namun “swasta dan negeri”. Misalnya, Yale University (dari Amerika yang berstatus swasta), dan University of Oxford (dari UK yang berstatus negeri). Dalam gambar berikut ini kita akan melihat perbandingan keuangan atau pendapat kedua universitas tersebut
Semoga bermanfaat:
Download eSteem-App, Jika Anda belum Punya
| Desktop eSteem Surfer 1.0.2 | Google Play - Android - v1.6.0 | AppStore - iOS (iPhone, iPad) - v1.5.1 |
|---|---|---|
| | |
wah mantap sekali analisanya, jika semua lembaga pendidikan dapat menerapakan
wealth managementdengan baik dan benar, tentu akan meningkatkan income lembaga tersebutthanks for sharing pak prof
You're welcome pak Azwar. Iya pak Azwar,