Pendekatan The Cashflow Quadrant dalam Investasi - Mini Review

in #indonesia6 years ago

Dear fellow steemians

Semoga selalu dalam keadaan sehah wal 'afiah !!!

b8211boahr.jpg

image

xxjk10ob9p.jpg
Konsep The Cashflow Quadrant ini diperkenalkan oleh Kiyosaki. Kiyosaki memetakan orang dalam hubungan dengan kebebasan keuangannya dalam empat kuadran. Seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini. Masing-masing orang, kecuali pengangguran tentu sekurang-kurangnya berada dalam satu kuadran. Masing-masing kuadran diwakili dengan huruf tertentu, yaitu:
  • E : untuk employee (pegawai).
  • S : untuk self-employed (pekerja lepas).
  • B : unutk business owner (pemilik usaha), dan
  • I : untuk investor (penanam modal).

Seseorang dapat berada dalam dua atau lebih kuadran tersebut. Jika satu-satunya sumber pendapat seseorang adalah gaji misalnya, ia berada di kuadran E (employed). Jika ia bekerja sendiri dalam usaha sendiri dan dilakukannya sendiri, maka ia berada di kuadran S (sefl-employed). Kedua jenis orang ini berada di sebelah kiri dari Cashflow Quadrant.

image

Bagaimana konsep Cashflow Quadrant di lembaga pendidikan.

Sekarang, Bagaimana konsep Cashflow Quadrant tersebut kita terapkan di lembaga pendidikan (sebagai contoh).
Jadi, Yayasan, Universitas, atau badan penyelenggaraan pendidikan lain yang hanya mengandalkan pendapatan dari sumbangan atau uang kuliah mahasiswa berada di kuadran E. Yang menambah pendapatan dengan menjual barang-barang identitas universitas atau menjual buku-buku, misalnya juga bisa berada di kuadran S. Menariknya, jika ia berada di sisi kanan Cashflow Quadrant, dan ini diperuntukkan bagi induvidu, badan penyelenggaraan, atau pengelola perguruan tinggi yang melakukan bisnis (B, business owner) milik mereka atau melakukan investasi (I, investor).
Tegasnya kembali oleh Kiyosaki, bagi mereka yang ingin meraih keamanan finansial harus berpindah kuadran, dari sebelah kiri/bawah (E, S) ke sebelah kanan/atas (B, I) Cashflow Quadrant. Apabila kita melihat perkembangan pengelola dan penyelenggaraan perguruan tinggi di negara-negara yang sudah maju sudah berada di sebalah kanan/atas (B, I) Cashflow Quadrant. Sedangkan hampir semua pengelola dan penyelenggaraan perguruan tinggi di Indonesia masih berada di sebelah kiri/bawah (E, S).

Jadi, untuk meraih keamanan finansial bagi sebuah lembaga pendidikan memerlukan kerangka berpikir, keterampilan teknis, dan sikap yang berbeda. Dalam hal ini, masing-masing pengelola atau penyelenggara di lembaga pendidikan dapat bertanya pada diri sendiri, di kuadran mana mereka berada. Karena kebanyak orang yang berpotensi untuk memperoleh pendapatan dari keempat kuadran tersebut. Misalnya, seorang dokter dapat bekerja pada sebuah rumah sakit (E), namun, ia juga dapat membuka praktik sendiri di rumah (S). Dokter itu juga dapat memutuskan untuk membuat suatu medical center dan memperkerjakan dokter-dokter lain (B). Ia juga dapat memperoleh penghasilan dari kepemilikan saham, obligasi, atau juga reksadana (I).

Bagaimana analisisnya dengan pengelola dan penyelenggra lembaga pendidikan atau kah lembaga pendidikan Islam? lebih lanjut saya akan membahasnya pada episode berikutnya, Insyaallah. Wallahu a'lam...



min.jpg

Mini Review ini adalah ulasan kecil dari hasil bacaan dan pengalaman . Kiranya akan menjadi amal dan dapat memotivasi diri saya sendiri.
Semoga juga, Mini Review ini dapat mengunggah INSPIRASI, dan dari INSPIRASI kiranya dapat menguatkan sebuah MOMENTUM. Selanjutnya biarkan Tinta Emas yang akan mencatat perjalanan hidup kita. :)

image


image

Semoga bermanfaat:

image

Sort:  

Wah sy ingin seperti dokter itu bs jadi guru, buka les, buka yayasan dan jd investor.
Mungkinkah?

Kalau selevel pak Azwar InsyaAllah sangat memungkinkan ;)

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 62423.21
ETH 2897.82
USDT 1.00
SBD 3.56