#ReviewFilm After The Storm
Source
Saya baru saja menambahkan nama Hirokazu Koreeda ke dalam daftar sutradara film favorit. Soalnya saya baru saja menonton film After The Storm yang disutradari olehnya dan saya merasa tertampar pada beberapa adegan di film ini, lalu ia membuat saya tertegun lama setelah film ini berakhir.
Hal yang sama juga terjadi pada beberapa filmnya yang terdahulu seperti Nobody Knows dan Like Father Like Son. Film After The Storm ini takkan membuat air mata menetes, di Nobody Knows membuat dada saya sesak-kisah di film ini terlalu tragis hingga saya seperti tak mampu lagi menapak di bumi, dan film Like Father Like Son mampu menguras kantung air mata saya seolah kisah sayalah yang sedang saya tonton. Ketiga film ini bercerita tentang kehidupan berkeluarga yang membuat beban pikiran seorang lajang seperti saya bertambah berat.
After The Storm bercerita tentang seorang detektif bernama Ryota yang juga penulis novel. Setelah bercerai dengan istrinya, hidupnya semakin tak karuan. Gemar berjudi dan membeli lotere untuk bisa membayar tunjangan anak. Akibat kesulitan finansial membuat Ryota harus bekerja ekstra, salah satunya dengan mengunjungi ibunya dan mencari barang-barang mendiang ayahnya yang bisa dijual.
Pada suatu hari, Ryota, mantan istri, dan anaknya terjebak badai di apartemen ibu Ryota. Percakapan yang terjadi dalam keluarga ini menambah referensi saya tentang bagaimana menjalani hidup sebagai sebagai suami, melihat sudut pandang istri, anak, dan mertua/ibu. Salah satu dialog yang menohok saya dalam dialog antara Ryota dan ibunya adalah pandangan ibunya tentang bagaimana pria menjalani hidup. Kurang lebih terjemahan ucapan si Ibu sebagai berikut:
Aku heran kenapa para pria tak bisa mencintai di masa sekarang. Jika tidak ngotot mengejar kembali apa yang sudah hilang, mereka terus mengangankan yang tak mungkin.
Kau takkan menemukan kebahagiaan, hingga kau mampu merelakan sesuatu.
Ucapan itu masuk ke hati seolah ditujukan untuk saya.
Source
Hirokazu Koreeda memang paling jago membuat film dengan open ending seperti After The Storm dan Nobody Knows. Pada pertengahan awal film, memang kesannya agak sedikit membosankan, tapi potongan demi potongan kisah tersebut akan membawa kita untuk memahami film ini hingga selesai. Penonton dibiarkan berimajinasi pada apa yang akan terjadi setelah film berakhir. Menimbulkan banyak pertanyaan-pertanyaan yang menurut saya malah menjadi pertanyaan bumerang bagi penanyanya.
Jika kamu penyuka film drama keluarga, saya rekomedasikan film ini untuk ditonton. Saya sangat menyukai akting Kirin Kiki yang berperan sebagai ibu Ryota. Saya jatuh cinta pada ibu ini setelah menontonnya di film Sweet Bean yang berperan sebagai pelayan di sebuah kios Dorayaki.
Film yg menarik untuk ditonton @citrarahman :)
Menarik sekali, Bang.
Film keluarga begini jadi inget sama Miracle in Cell no 7 (sepertinya judulnya begitu 😄)
Aku langsung googling. Film Korea ya. Bagus kah, kak?
Bah, Kak. Siapin tisu berlembar2. Kunci pintu rapat2 sebelum nonton kalau gak mau ketauan nangis bombay.
Film Ghost (Korea) juga bagus tuh..
Resensi film yang menarik sekali. Bang @citrarahman pasti penikmat film nih. Salam kenal 😀
Salam kenal juga, Bang.
Jadi ending nya gmn???
Endingnya: filmnya selesai, Kak. Jelasnya, kakak nonton aja. Haha...
Beeuuuuh...hahaha...klo berakhir ga seru la.jgn ada akhir ada? 😜😜😜😜
Baca tulisannya lebih asyik kayaknya daripada nonton krn saya nggak suka nonton film wkww
Iya. Kadang membaca sinopsi film saja sudah cukup ya, Kak. Hahaha..
Nonton film begini rasanya ingin segera taubat
Alhamdulillah.
Nonto aaaaah