Menjemput Kura-Kura Berjanggut di Sarang 'Perompak' Azhari Aiyub

in #indonesia6 years ago

IMG_20180521_213544.jpg

NOVEL KURA-KURA BERJANGGUT ditulis Azhari Aiyub, kurang lebih selama 12 tahun lamanya. Sepadan dengan waktu penulisannya novel ini berjumlah 960 halaman. Diterbitkan oleh Penerbit baNANA di Jakarta, tadi sore sampai dengan selamat di tangan penulisnya.

Boleh dikata ini novel paling ditunggu-tunggu publik sastra Indonesia. Di media sosial sebelah, para penulis nasional telah banyak memperbincangkannya, bahkan ketika novel ini masih dalam proses penyuntingan yang dilakukan oleh seorang novelis nasional kawakan, Yusi Avianto Pareanom. Sementara orang-orang sedang memperbincangkan dan berharap-harap novelnya cepat terbit, aku sempat menyaksikan bagaimana Azhari Aiyub menekuni penulisan tahap-tahap akhir novelnya ini di kedai kopi Chek Yuke Tepi Kali.

Itu berlangsung pada pertengahan tahun kemarin atau lebih lama lagi dari itu, dan beberapa kali aku mendengar dari mulut Azhari Aiyub sendiri, Kura-Kura Berjanggut adalah monster yang harus ditaklukkannya secepat mungkin. Tentu saja penaklukan yang dimaksud itu adalah bagaimana novelnya itu cepat-cepat terbit sehingga ia bisa terbebas dari 'kutukan' kelit kelindan cerita yang telah dimulainya beberapa tahun lepas tsunami itu.

IMG_20180521_213444.jpg

Siapa Azhari Aiyub yang telah menulis novel setebal itu? Siapa dia orang yang telah membikin publik sastra Indonesia harap-harap cemas ingin cepat mempunyai karyanya itu? Ketik saja namanya di google, banyak jawabannya di situ. Lalu bagaimanakah cerita dalam novel Kura-Kura Berjanggut hingga waktu penulisannya saja setara dengan tiga atau empat kali waktu orang-orang beranak pinak? Karena aku belum membacanya tuntas, mari simak saja kutipan sinopsis yang tertera di sampul belakangnya di bawah ini.

KURA-KURA BERJANGGUT menyerap kita ke dalam petualangan-petualangan menakjubkan yang melibatkan pertempuran di laut, muslihat di antara para pengkhianat, adu gajah sampai mati, nahkoda Zeeland gila, ulat merica, agama yang memuja Kerang yang lebih tua ketimbang alam semesta, wangsa Pemburu Tuhan, penyelewengan perasaan penderita kusta, para pembunuh yang menumpang hidup di negatif foto, pertarungan burung tiung pencicip makanan raja melawan koki Lombardia, dan sufi Hamzah Fansuri yang diperebutkan Tarekat Burung Pingai dan Pertapa 33 Tasbih sekaligus ditakuti Anak Haram Lamuri.

Sore tadi ketika tahu novelnya sudah tiba dari Jakarta, aku langsung bertandang ke kantor Komunitas Tikar Pandan, tempat sang penulis berkhidmat selama ini di bilangan Geuceu, Banda Aceh. Sudah tentu ingin membeli novel tersebut secepat mungkin, dengan harapan biar cepat-cepat menumpaskan segala rasa penasaran ceritanya. Hitung-hitung dapat tanda tangan langsung dari penulisnya, dan kalau memungkinkan dapat pula berpose dalam satu frame foto dengannya beserta Kura-Kura Berjanggut pula.

Gayung bersambut. Apa yang kuinginkan kudapatkan dengan serta merta. Azhari Aiyub membubuhkan tanda tangannya di halaman pembuka, berikut pula kalimat pengantar singkat di atasnya. Lengkap sudah. Sang Perompak, panggilan yang disematkan Yusi Avianto Pareanom untuknya, telah menaklukkan monster yang menguasai pikirannya bertahun-tahun lamanya. Tinggal kini publik sastra Indonesia mendapatkan giliran yang sama. Bukankah mengkhatamkan buku setebal itu butuh mental seorang penakluk monster juga?

IMG_20180521_222014.jpg

IMG_20180521_213420.jpg

Di luar dari pada itu, asal kau tahu, berkat provokasi @acehpungo pada sore-sore yang panjang akhir tahun lalu, Azhari Aiyub sudah terdaftar pula di steemit ini, @marabunta nama akunnya.

Sort:  

Wowww. Udah sampai ternyata. Besok kujemput juga aaah Kura-kura Berjanggut pesananku.

Jangan sampe telat, kak @fardelynhacky. 😁😁😁

Bisa dibeli dimana nih??

Bisa hubungi langsung di fesbuk. Add aja namanya Azhari Aiyub.

Geuthat na teuh...nyoe sang payah lon peu balek dile buku yang kucok bak droe barosa...harus peu tamat buku nyoe dile haha

Neu peu khatam Kura-Kura aju dilee, bang. Leubeh peunteng nyan sang dari pada ceurita Macondo. Haha

Kalau kura-kura berjanggut masih enak kita tarik janggutnya, asal jangan KKura dalam perahu.hehe.

Si taufiq meuheut beu yang pertama menerima novel nyan, meunyo takalon dari postingan sang @acehpungo ken ureung phon yang trimong.

Semoga marabunta segera berisi

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.16
JST 0.033
BTC 64159.10
ETH 2771.78
USDT 1.00
SBD 2.66