Kentut Adalah Bahan Tulisan Yang Semestinya Tak Boleh Kulewatkan Begitu Saja
"Tulislah. Tulis apa pun yang kau lihat, kau rasa, kau pikir, atau yang sedang kau kerjakan. Tulis itu semua. Tulislah apa saja. Tak ada cara lain untuk bisa menulis selain menulis!"
Belajar menulis, ya menulis saja. Mau menulis tentang apa? Ya, tentang apa saja. Itulah kesepakatan awal yang harus dicamkan baik-baik bagi yang sedang belajar menulis. Kesepakatan dengan siapa? Dengan dirinya sendiri.
Kira-kira begitulah petuah yang sering kudapat dari para penulis terkenal ketika bertanya atau membaca kiat-kiat menulis. Membaca dan mendengar petuah para penulis itu sangatlah gampang. Tapi kebalikannya adalah ketika dikerjakan. Sulitnya bukan kepalang. Inilah yang kualami beberapa tahun lewat ketika bertekad belajar menulis. Dan kesulitan ini sering menampakkan diri hingga sekarang.
Seperti malam ini, misalnya. Aplikasi esteem ini telah kubuka sejak dua jam yang lalu, dan selama itu pula panel submit a story kubuka-buka tutup untuk beberapa kali. Pertanyaan paling celaka itu timbul tenggelam dalam benak pikiran. Mau menulis apa?
Jawabannya nihil, kecuali yang tak tahu mau kutulis apa tadi coba kuuraikan dalam rangkaian kalimat seperti yang sedang kalian baca ini. Maka maaflah adanya sekira nanti jadi satu tulisan yang sama sekali tidak penting dan bermanfaat.
Namun merujuk pada taklimat para penulis seperti kusebut tadi, "tulislah apa saja," rasa-rasanya aku sudah punya sedikit bahan untuk kutulis sekarang. Syukurlah. Tapi apa? Kentut.
Maaf. Aku baru saja kentut. Berbunyi. Bukan sekadar bisikan. Bunyinya mungkin seperti bunyi kentut kebanyakan. Baunya juga. Seperti kentut lain pada umumnya. Bisa dinikmati oleh hidung sendiri, tapi akan jadi umpatan setiba di indera penciuman orang lain. Beruntung, selagi kentut tadi aku hanya duduk seorang diri.
Paska menyimak bau kentut sendiri yang kalau boleh jujur bikin aku sedikit pusing, buru-buru ketenggak kopi. Biar hilang meu blak-blak hatee atau rasa eneg. Kusulut juga sebatang rokok, biar asap beraroma tembakau bisa menyeimbangi udara yang kadung berpolusi.
Lalu apa hubungannya dengan kiat-kiat menulis yang kubicarakan di atas? Tidak ada hubungannya memang. Tapi setidaknya bisalah jadi bahan tulisan ketika aku sedang merasa blank seperti tadi. Darinya aku membayangkan: kentutku sendiri saja bisa jadi satu tulisan, apalagi kalau sempat kudengar dan kucium bau kentutnya Angelina Jolie atau @sweetsssj, ya?
Kamu kereeeennnnn!!!! Saya suka tulisanmu @bookrak!
Hahahaha... Terima kasih banyak, mbak @mariskalubis. Tersanjung jadinya dipuji sama mbak. Btw, dulu aku sering baca-baca bilikml lho. Belajar banyak juga tentang gaya nulisnya mbak di sana. Salam kenal ya.
Oh ya? wkwkwkwk... pertahankan ciri khasmu ini, menulis yang tak terduga dan berkualitas... saya senang banget menemukan tulisan seperti tulisanmu ini... jarang banget!
Masih perlu banyak belajar, mbak. Beruntung, di Banda Aceh masih ada penulis-penulis senior yang gampang ditemui di kedai kopi, dan gampangan sekali membeberkan kiat-kiat menulis dengan petuah-petuah yang bikin ngakak terus-terusan. @acehpungo salah satunya.
oalah adikku @acehpungo itu memang keren... suruh dia semangat menulis lagi dong! lagi nggak ada semangat dia... ketemulah dengan bang @rismanrachman... suka di polem dia dengan @orcheva dan @kemal13.
Iya mbak. Kapan waktu mau juga aku ikut ngopi dengan bg @rismanrachman, @orcheva, @kemal13, dan yang lain-lainnya lagi. Perlu banyak belajar lagi soalnya.
Hitung-hitung, bisa juga sharing gagasan yg pernah kusebut di postingannya @aiqabrago itu. Tentang perlunya penerbitan buku kumpulan tulisan-tulisan orang2 steemit di Indonesia. Lebih-lebih Aceh, produksi teks dalam bentuk buku sudah sangat-sangat jarang sekarang. Paska tsunami, mungkin banyak pihak yang nerbitin buku, tapi sebarannya hanya sebatas di rak-rak berdebu kantor pemerintah dan LSM.
Nah, steemit yg telah memotivasi banyak anak muda untuk memproduksi teks, kupikir adalah kesempatan besar untuk digunakan sebagai ajang memproduksi buku juga. Buku yang berkualitas, mengandung pengetahuan, ditulis dengan bahasa yg mudah dimengerti, seperti kebanyakan tulisan-tulisan steemian di sini. Temanya bisa dipilah-pilah sesuai potensi yang ada. Bahkan komik pun bisa mengingat cukup banyak juga seniman yang bergabung di platform ini.
Hanya saja, ini tentu kerja berat, tapi kalau dikelola dengan sistem manajerial yg bagus. Kenapa tidak gagasan ini bisa terlaksana.
Kebetulan saat ini aku bergiat di Komunitas Kanot Bu, dan sering berdiskusi ttg gagasan seperti kusebut di atas dengan @zeds, @marxause, @fooart dan teman-teman yg lain. Kami membayangkan, sekira Komunitas Steemit Indonesia bisa menata satu program yang juga bermanfaat bagi publik secara umum. Lebih-lebih, Aceh yang produktivitas bukunya sangat jauh berbeda seperti yang ada di Jogja, Bandung atau Jawa keseluruhan, atau bahkan Makassar.
Aduhhhh... kok udah jadi panjang gini nih. Sorry, mbak.
saya harap mereka semua lebih aktif karena saya jarang sekali menemukan tulisan mereka...
@bookrak emang keren kak.. photo2nya juga bagus.. postingannya pernah menang indonesiachallenge
Terima kasih banyak, kak @rayfa. Diriku nasih perlu banyak, kak. Salam kenal.
Saya resteem yang ini aja kkqu : Belajar menulis, ya menulis saja. Mau menulis tentang apa? Ya, tentang apa saja. Itulah kesepakatan awal yang harus dicamkan baik-baik bagi yang sedang belajar menulis. Kesepakatan dengan siapa? Dengan dirinya sendiri.
Dan pastinya upvote you kk @mariska.lubis
Ha-ha-ha...kentut saja sudah sebagus dan sepanjang ini tulisannya, apalagi kalau sempat b+rak sekalian, duh ga bisa kubayangkan bagaimana jadinya tulisan ini :)
Bayangannya pasti seperti toilet umum yang ada tulisan nama tokoh di dindingnya itu. Hahaha
Kukira tulisan ini akan bermuara menjadi sejenis artikel motivasi. Misalnya tutorial mengubah kentut menjadi dollar. Rupanya bukan... Ah, kecewa pembaca. Hahahaha...
Sudah ku upvote bg re @bookrak...
Tutorial Mendollarkan Kentut. Boleh juga dibikin satu tulisan itu. Kau olah terus, bing. Haha
Halo @bookrak! Diupvote ya..
Postingan yang berkualitas ini berhasil ditemukan oleh Team OCD!
Silahkan Membalas komentar ini jika Anda bersedia postingan ini dibagikan. Dengan menyetujuinya, maka Anda berhak mendapatkan kesempatan untuk menerima reward tambahan dan salah satu gambar dari postingan ini akan kami gunakan dalam kompilasi harian kami.
Ikuti @ocd- untuk mengatahui project kami lebih lanjut dan membaca postingan berkualitas yang lainnya!
Silahkan dibagikan, mbak @mariska.lubis. Dan sudah aku follow juga @ocd. Terima kasih banyak, mbak.
baru tau kalau kentut bisa sangat menginspirasi seperti ini, welldone @bookrak , mantap bener :D
Inspirasi ada di mana-mana @auliausu. Seperti bang napi bilang, kejahatan juga ada di mana-mana, tinggal bagaimana orang memanfaatkannya. Haha. Salam
hahaha mantap2 , salam juga
Memang Kraakk droeneuh @bookraak , Saleum meuturi rakan :D
Digata pih leubeh Kraaak seubeutoi jih. Payah le lon meureuno dari ureueng ureueng droen sinan.
Saleum meuturi cit syiara @dilimunanzar.
yes..yes yes..Salaing belajar, Mengajari..Kabutoi njan :D