Cermin #7: Rapala bin Ramunee Cari Uang Rokok di Steemit; Cara-cara Ia Memprovokasi Nilamiah binti Rangkubee Jadi Seorang Steemiawati

in #indonesia7 years ago (edited)

image

Sudah jelas adanya Rapala bin Ramunee adalah seorang perokok berat. Sehari bisa habis sebungkus dua bungkus dan itu bisa jadi bertambah jika ia nongkrong dengan teman-temannya di kedai kopi. Karena Rapala bin Ramunee bukanlah tipikal perokok yang suka celingak-celinguk dalam bungkus rokok orang. Dalam sehari ia mesti merogoh kocek lebih kurang Rp44 ribu untuk pemenuhan kebutuhannya itu.

Seperti kubilang tadi perkiraan itu akan bertambah kalau ia punya jadwal nongkrong dengan teman-temannya. Sebab sebagaimana lazimnya, yang namanya perokok yang enggan beli rokok sendiri dan gemar comot bungkusan rokok orang tetap terselip seorang dua orang dalam satu komplotan pertemanan. Tapi hal itu tak pernah jadi soal bagi seorang Rapala bin Ramunee. Maka kalau dikalkulasikan lebih lanjut; rata-rata rogohan kocek Rapala bin Ramunee untuk kebutuhan rokoknya sehari sebesar Rp55 ribu.

Jumlah pengeluaran sebanyak itu kalau diketahui para aktivis anti rokok tentu akan dikalkulasikan lebih lanjut lagi. Misalnya, Rp55 ribu tadi akan dikali dengan jumlah hari dalam sebulan, kemudian dikali lagi dengan jumlah bulan dalam setahun hingga dapatlah nominal Rp19,8 juta. "Bayangkan jika dua tahun saja seorang seperti Rapala bin Ramunee tidak merokok, tentu ia sudah bisa ikut umrah dengan Ustadz Abdul Somad." Begitu kira-kira analogi yang akan dikatakan si aktivis anti rokok itu jika ia tahu kondisi pengeluaran uang rokok Rapala bin Ramunee dalam sehari.

Untungnya informasi pengeluaran rokok Rapala bin Ramunee tidak diketahui oleh para aktivis rokok, hingga namanya tidak tercoreng di depan mahasiswi-mahasiswa baik-baik--audien paling manut dan terbanyak jika kampanye rokok diadakan di kampus-kampus. Tapi yang paling beruntung bagi Rapala bin Ramunee adalah punya kekasih yang tak pernah mempersoalkan kebiasaan merokoknya itu. Siapa dia? Nilamiah binti Rangkubee.

Kecocokan sepasang kekasih ini boleh dikatakan antara cocok tak cocok. Cocok dalam hal sama-sama punya pola pikir terbuka, sama-sama suka baca, dan sama-sama suka bicara. Tidak cocoknya terletak pada segi penampakan dan status keluarga masing-masingnya. Jika Rapala bin Ramunee lahir dari sebuah keluarga sederhana, ayahnya mantan pelaut yang ajal saat bertugas dan ia sudah yatim sejak masih duduk di bangku sekolah tingkat pertama. Ia pun punya kampung asal yang jauh dari kota Banda Aceh.

Berbeda halnya dengan Nilamiah binti Rangkubee. Ia datang dari keluarga taat beragama sekaligus taat berswasembada dalam lingkup kedinasan instansi pemerintah. Rangkubee, ayah Nilamiah adalah mantan kepala dinas provinsi yang sejak pergantian pucuk pimpinan daerah, ia dibangkupanjangkan, tapi itu sudah bukan soal baginya dalam hal finansial.

Ketidakcocokan Rapala bin Ramunee dengan Nilamiah binti Rangkubee dalam hal penampakan fisik, tidak usahlah kita ungkit di sini. Kalau pun diungkit dengan nada senyinyir apa pun, toh, keduanya sudah saling cinta. Sudah jadi sepasang kekasih. Bukankah kalau cinta sudah melekat tahi ayam akan tampak seperti selai buleukat?

Nilamiah binti Rangkubee cinta pada Rapala bin Ramunee punya banyak sebab. Baik hati, pintar, punya pergaulan luas, suka menolong, tidak sombong (tepatnya tidak punya modal untuk menyombongkan diri), selalu punya ide brilian, suka mengirimi puisi cinta, sorot mata meneduhkan, ulet dan pantang menyerah, dan lain sebagainya, dan yang terakhir Rapala bin Ramunee adalah seorang perokok. Yang bagi Nilamiah binti Rangkubee adalah ciri pemuda gemar kerja, kerja, dan kerja.

Lepas Subuh
:NbR

sekira hari ini subuh tak jadi datang
aku tetap ke blang padang. joging
pagi dengan buah hati adalah
keharusan, sambil: melihat orang
lalu lalang, berharap: bisa bertemu
pandang dengan gadis idaman.

nilamiah binti rangkubee. kunanti kau
di blang padang, seperti minggu pagi
yang sudah-sudah, meski beberapa kali
aku mengkhianatimu sebab terbangun
kesiangan.

sekira hari ini matahari lupa
terbit. aku akan tetap lari terbirit-birit
di sampingmu, kekasih hatiku.

Lampaseh, Sept 017

Itulah satu puisi Rapala bin Ramunee yang ditulis buat kekasihnya pada satu malam bulan September yang basah tahun lepas. Ditulis di platform steemit, tayang di akunnya, lalu Rapala bin Ramunee mengirimi link tempat puisi itu bertengger ke wasap kekasihnya. O iya. Rapala bin Ramunee telah jadi steemian sejak pertengahan 2017. Steemit jadi tempat ia mengasah kepenyairannya di samping pada hari-hari biasa buah hati Nilamiah binti Rangkubee ini tetap bekerka sebagai calo kreditan sebuah bank.

Yang namanya steemian, apa pun aktivitas kau di sana tetap bisa menghasilkan ganjaran pundi uang asal kau istiqamah bikin postingan. Puisi-puisi Rapala bin Ramunee yang tayang disitu telah menaikkan reputasi akunnya. Ditambah punya hubungan rekan sekampung dengan beberapa punggawa steemit yang punya steem power ribuan ke atas, segala yang diposting Rapala bin Rangkubee pasti kena jatah vote. Ini sungguh menggembirakannya. Pendapatannya di sini jadilah sumber pendapatan uang rokok sehari-harinya, dan gajinya di bank disimpan buat beli mahar Nilamiah binti Rangkubee nantinya.

"Mantri Kameng, kok nulis puisinya di situ sih? Biasanya langsung ke wasap aja? Tapi puisi kamu keren, yank! Sukaaa... 😘😘😘." Pesan balasan wasap Nilamiah binti Rangkubee buat Rapala bin Ramunee.

"Emang kamu udah baca, boh hatee lon sayang?"

"Udah dunk. Tapi ngapain tulis di situ sih?"

"Nulis di situ biar sekalian dapat duit. Biar bisa beli emas buat mahar kamu, wahai Apom Bada sayang."

"Dapat duit? Kok bisa? Aku mau dong. Ajarin pliiiss.."

Dini hari itu Ramunee binti Ramunee saling balas wasap dengan kekasihnya hingga azan subuh. Nilamiah binti Rangkubee semangat ingin punya akun steemit karena embel-embel duit yang dikata mantri kamengnya akan disimpan untuk beli mahar untuknya. Sudah lama ia ingin mengutarakan soal pinang meminang dirinya tapi urung sebab ia tak mau terlihat terlalu menggebu-gebu dalam urusan itu. Tapi malam ini, jelang subuh ini, ia sungguh berbunga-bunga. Obrolan keduanya, meski via wasap, sudah mengarah pada acara beli mahar segala. Nilamiah binti Rangkubee tertidur sambil menyungging senyum, sementara Rapala bin Ramunee terus mewasapnya.

"Sayang." Tidak ada balasan. "Udah tidur ya?" Tetap tidak terbalas. "Woi... Apom Bada. Kamu tidur ya? Curang. 😴😴😴". Tak terbalas juga. "Awas kalau tidak datang ke Blang Padang nanti ya."

Kau tahu. Pasangan yang punya pikiran bebas seperti keduanya tetap punya nama panggilan kesayangan yang tak terjangkau pasangan milineal sekarang. Sejak pertama mengikrar cinta, Rapala bin Ramunee kedapatan panggilan sayang Mantri Kameng oleh Nilamiah binti Rangkubee. Sebaliknya, Rapala bin Ramunee memilih Apom Bada sebagai panggilan sayang buat Nilamiah binti Rangkubee.[]


Cerita terdahulu Rapala bin Ramunee dan Nilamiah binti Rangkubee

Sort:  

Cermin rasa cerpen... Bang @bookrak punya ceritaa 😂😂

Kraak sekali @bookrak , Saya tersenyum sumringah sampai titik penghabisan bacanya :D

Na lage cinta bang muih sang 😂

Bacaan pengantar tidur yang ujung2nya bikin ketawa mulu 😂😂

Keren ih, pemilihan nama dan panggilannya apa lagi, beda dr kebanyakan 😂😂

huahahaha... ike nah, kop syor kubaca carita2 om bukrak, cikok prut ku khem...
thanks brader, jd good mood aku malam ini.

Top markotop ceritanya.. 😂
Ditunggu episode selanjutnya

Baiknya jangan ditunggu. Haha

Kerennn euy

Makasih banyak bung @kakilasak

That geupap meuramine teuh, Apam bada jadi nama kesayangan...hhhh.

hahahah,,, njan si nilamiah goh that berbunga-bung lam eh jih, meulambong-lambong leumpoe keu abang mantri kameng,,, cinta sejati memang...hahahah

No where to cut meunyo lagee nyo cerita bang @bookrak 😀👍

Anti mainstream, kraakk beureutuuss 👍 hahahha

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 68773.73
ETH 2716.62
USDT 1.00
SBD 2.72