Isyarat dan Kemerdekaan
Kelalaian santri mengurus dirinya sendiri dan kelemahannya dalam mencerna problematika umat, merupakan bagian dari tumpulnya kesadaran diri untuk hadir sebagai solusi dan menjalankan fungsi profetiknya sebagai penyeru, penerang dan penyuluh bagi kehidupan masyarakat luas.
Ada pepatah Arab berbunyi; "*Seorang budak (lazim) dipukul dengan tongkat. Sedangkan seorang yang merdeka cukuplah baginya isyarat*". Dari kata bijak di atas, ada empat komponen yang akan kita bahas malam ini Steemian.
*Pertama*, seorang yang merdeka ialah seorang yang secara independen dan bertanggung jawab atas keputusan dan pilihan yang diambilnya secara sadar yang berdampak maslahat bagi diri dan lingkungannya. **Kedua**, isyarat; di mana kata ini dapat bermakna penanda, peringatan, ketentuan, perintah dan larangan. **Ketiga**, budak yaitu seorang yang terikat pada tuannya. Dalam konteks ini, ialah seorang yang lemah fungsi diri dan sosial serta inteleknya atau lemah dalam mengontrol dirinya sehingga ia tak terbiasa menunjukkan sikap secara sadar yang sesuai dengan nilai pilihannya dan norma umum yang berlaku. **Keempat**, tongkat yang berarti pemukul sebagai ancaman, hukuman atau sanksi.
Keempat komponen di atas dapat mewakili dan diidentikkan dengan fungsi pendidikan yang meliputi pembinaan dan pembiasaan, pembebasan dengan melatih nalar-logika serta pengembangan potensi manusia secara utuh dengan mempertimbangkan faktor yang dikondisikan secara sengaja. Dalam hal ini kita menyadari Bahwa seorang manusia "**bebas**" atau pun seorang "**budak**" keduanya tetaplah seor manusia yang butuh tumbuh dan berkembang serta berfungsi optimal dalam nilai yang melingkupinya.
Bila kita korelasikan dengan pribadi santri sebagai peserta didik, maka tampaklah bahwa pendidikan dan kemanusiaan tidak bisa dipisahkan. Sedangkan akal dan kesadaran diri (dalam melakukan refleksi dan memperbaiki) merupakan elemen penentu bagi kemajuan peradaban masyarakat dunia. Di sinilah peran penting pendidikan dalam membangun nilai kesadaran diri peserta didik yang berkarakter kuat dan termotivasi untuk terus beramal produktif (berkarya).
Ini tulisan luar biasa yang bukan biasa diluar, saya terbawa kedalam alunan irama narasi yang saya baca sebagai manusia yang pernah nyantri.. Akan saya resteem.. Heheheh