Arts Therapy #8: Cara Berbahagia Ala Anak Belia

in #indonesia6 years ago

Good day, good people.

Seorang bijak pernah berkata, "kebahagiaan itu menular maka sebarkan". Maka dari itu, melalui tulisan ini, saya ingin menularkan segelintir kebahagiaan kepada para pembaca sekalian. Perlu diketahui bahwa isi tulisan ini merupakan rangkuman hasil observasi yang saya lakukan selama 6 bulan kepada para murid SD (Sekolah Dasar) tempat saya mengajar dulu. Saya menyadari bahwa terdapat minimal 5 gaya hidup anak belia yang membuat mereka kerap BAHAGIA. Penasaran? Mari ditelusuri satu persatu.

Cara 1: Pintar Menikmati Momen

Fakta mengejutkan pertama yang saya temukan adalah ternyata anak-anak mampu lebih fokus menikmati momen yang sedang mereka jalani dibandingkan orang dewasa kebanyakan. Saya memperhatikan bahwa para belia ini secara penuh melibatkan dirinya pada kondisi saat itu. Misalnya, ketika berada di pantai, mereka benar-benar menikmati momen dan menghadirkan diri sepenuhnya untuk bersantai dan bersenang-senang. Layaknya hamparan lautan yang luas, mereka membebaskan diri dalam berekspresi tanpa gengsi. Berbahagia dengan kondisi yang sedang mereka jalani tanpa ambil pusing dengan pandangan dan komentar sekitar.

Cara ke-2: Penasaran dan Selalu Siap Mengobservasi

Langkah berbahagia lainnya yang kerap terlupakan seiring beranjak dewasa adalah pemenuhan rasa penasaran dan keberanian untuk mengobservasi. Tidak seperti anak-anak yang cenderung apa adanya dalam menyikapi rasa penasaran, kebanyakan orang dewasa justru kerap menahan diri dari rasa ingin tahu yang menyenangkan hati. Seiring bertumbuh, kita cenderung lebih bersikap hati-hati bahkan terlalu berhati-hati hingga takut dan gengsi untuk sekadar memantau sekitar untuk memenuhi rasa penasaran yang ada. Tepatnya kita takut untuk dikatakan aneh bin konyol.

Namun, bagi para belia ini, mereka seakan mengerti bahwa salah satu inti kebahagiaan manusia adalah terpenuhi dan terjawabnya sebuah rasa penasaran. Layaknya yang dilakukan oleh salah seorang murid saya pada gambar ini. Ia melakukan observasi terhadap berbagai jenis bebatuan di pantai. Ia memperhatikan lamat-lamat hingga paham. Bahkan menempelkannya di pelupuk mata, katanya agar bisa mengamatinya batu tersebut secara lebih detail. Mungkin bagi kebanyakan orang, sikap dan jawaban yang diberikannya tampak konyol, namun bagi saya pribadi, pemikirannya sungguh menakjubkan. Bukankah mengamati benda mikro dengan menempelkannya di mata sama seperti cara kerja mikroskop? BINGGO. Bisa jadi dia belum mengenal alat pengamatan benda mikro tersebut, namun gaya observasi berlia ini sungguh penuh kejutan yang menggagumkan.

Cara ke-3: Menertawakan Kekonyolan Diri

Sebagai orang dewasa, mungkin kita kerap beranggapan bahwa anak kecil tak tahu apa-apa. Namun, seiring bergulirnya waktu dalam mengobservasi sikap hidup para belia, saya merasa bahwa justru kitalah-para orang dewasa-yang kini tak tahu apa-apa.

Kita lupa cara untuk sekedar bahagia. Kita terlalu lemah untuk mengakui dan menikmati kekonyolan diri. Kita selalu ingin terlihat sempurna dan mengagumkan di mata orang-orang. Sedangkan para belia ini, kerap berpikir sebaliknya. Mereka mengagumi diri sepenuhnya, hingga mampu bersahabat dan menerima sisi konyol dan lelucon yang mereka ciptakan sendiri. Para belia ini lebih memilih rasa bahagia dalam kekonyolan dibandingkan harus pura-pura terlihat bahagia dalam kesempurnaan.

Cara ke-4: Kerjasama Tanpa Cari Muka

Apa hal yang paling menarik dari pola kerja sama anak belia? Yang penting misi selesai. Pemikiran sederhana yang kebanyakan belia miliki adalah menyelesaikan misi tanpa pamer diri. Sejauh pemantau saya, kala para muda ini diberikan tugas menyelesaikan sebuah perkara, hampir tak ada yang terlihat cari muka untuk memperlihatkan seberapa banyak ia telah berkontribusi dan bekerja. Semuanya fokus pada penyelesaian tugas atau misi yang diberikan. Saling membantu dengan keahlian masing-masing, walau tak dipungkiri tetap ada percekcokan kecil namun tak lama dan berakhir pada menikmati momen perayaan keberhasilan bersama-sama.

Cara ke-5: Persaingan Yang Menyenangkan

Untuk masalah bersaing dan keinginan untuk menang, anak kecil mungkin lebih keras kepala dibandingkan orang dewasa. Bedanya? Mereka lebih fokus pada target, tidak mudah menyerah, total dalam mengerahkan kemampuan dan tidak menganggap lawannya sebagai saingan. Bersaing dengan kemampuan diri, itulah kunci kebahagian kompetisi ala anak belia.

Anak-anak jarang memikirkan seberapa besar peluang mereka menang dengan cara mengalahkan lawan. Namun yang mereka targetkan justru seberapa baik dan maksimal kemampuan yang mereka kerahkan untuk mencapai target tesebut. Rasanya hampir tidak ada pola pemikiran menyikut dan menjatuhkan lawan untuk mencapai kemenangan. Mereka benar-benar sibuk mengerahkan segala potensi diri untuk menjadi versi terbaik mereka sendiri. Sungguh menyenangkan melihat mereka berkompetisi.

Namun hal menyejutkan lainnya adalah walau mereka sedih dan kecewa ketika kelak kalah dalam suatu kompetisi, hal tersebut tidak serta merta menjadikan mereka menyalahkan atau menjelek-jelekkan lawannya. Justru mereka menggunakan kekalahan itu sebagai momen introspeksi diri. Biasanya kesedihan dan kekecewaan mereka hanya sekejap, tak berlarut-larut. Namun, ada kalanya juga beberapa belia yang terlalu perasa sehingga menjadi menyalahkan diri mereka karena merasa tidak mengerahkan kemampuan terbaik yang dimiliki. Di saat seperti inilah orang-orang dewasa harus hadir untuk membesarkan hati.


Demikianlah sedikit banyak cerita tentang cara berbahagia ala anak belia yang dapat saya paparkan. Mudah-mudahan bisa menjadi pengingat diri bagi kita para dewasa ini untuk terus bersyukur serta berbahagia di mana pun berada dan bagaimana pun kondisi kita. Semoga tulisan ini bermanfaat. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca.

For the @betterperson
See you next time~
icon ayu.png

Sort:  

Cerita yang menarik akak,harus banyak² belajar sama kk nih kayak nya,banyakan pengalaman kk dri pada ima .

Sama-sama kita saling belajar yak @ima-iqlimayani
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca.

Bahagia itu menular. Sepakat. Dan foto2 di atas jelas banget memperlihatkan kebahagiaan anak2 ini, ya, Yu?

Tulisan yang menarik dan informatif! 😊

Iya kak, gak perlu banyak penjelasan, lihat fotonya aja udah bahagia.

Anak-anak belum banyak hal yang difikirkan sehingga apa yang dilakukan bisa berekpresi sepolos mungkin, kita juga bisa begitu tapi terkadang tersekat dengan hal-hal yang tidak diinginkan:)

Bener, mereka masih polos.
Tapi kita juga bisa belajar banyak dari mereka.
Terima kasih sudah bertandang di mari.

Inspiratif banget ayu, sering x orang dewasa lupa cara untuk berbahagia

Bener kakak @sittishabir. Yuk, kita mulai berbahagia dengan hal-hal yang sederhana. Meuramin sira lhap lincah misalnya, hehe.

Hehe.. Iya dek bener tu, sebenarnya bahagia itu sederhana cuma kita yang sering buat ribet

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 67128.03
ETH 3788.25
USDT 1.00
SBD 3.74