Life Guide (Kutipan Inspiratif) Inspiration story
Kutipan Inspiratif (Inspiration story)
Kutipan Inspiratif : Renungkan dan Hayatilah.
Story: Prof, Joni Hermana.
Dulu dikala aku kecil, aku selalu mendpat peringkat 1 baik di sekolah. Semua merasa senang, ibu dan ayah pun selalu memelukku dengan bangga Orang tua sangat senang melihat anaknya pintar dan berprestasi.
Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tanpa melalui jalur test. Keluarga dan teman-temanku merasa bangga terhadap diriku. Tatkala aku kuliah IPK ku selalu 4 dan lulus dengan predikat cumlaude. Semua bahagia, para rektor menyalami ku dan merasa bangga memiliki mahasiswa seperti diriku, jangan ditanya tentang orang tuaku, tentunya mereka orang yang paling bangga, bangga melihat anaknya lulus dengan predikat cumlaude. Teman-teman seperjuangan aku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan.
Lulus dari perguruan tinggi aku bekerja disebuah perusahan bonafit. Karirku sangat melejit dan gajiku sangat besar. Semua pun merasa bangga dengan diriku, semua rekan bisnisku selalu menjabat tanganku, semua hormat dan mnghargai diriku, teman-teman lama pun selalu menyebut namaku sebagai salah satu orang sukses.
Namun ada sesuatu yang tak pernah kudapatkan dalam perjalanan hidup ku selama ini. Hatiku selalu kosong dan risau. Perasaan sepi selalu menghantui hari-hariku. Ya..aku terlalu mengejar duniaku dan mengabaikan akhiratku. Aku sedih jikalau mengingatnya.
Ketika aku berikrar untuk berjuang bersama barisan pembela Rasulullah SAW dan aku buang segala title keduniaanku, kutinggalkan dunia ku untuk mengejar akhirat dan ridhaNya. Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia seperti berbalik. Ku putuskan untuk merantau dan memilih mempelajari ilmu Al-Qur'an, hadist dan kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz.
Semua orang mencemooh dan menjauhi diriku. Tak ada lagi pujian dan perhatian seperti dulu.
Terkadang orang-orang memaki diriku, "buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya masuk pesantren.
Dia itu orang bodoh..! Sudah punya pekerjaan masak ditinggalin begitu saja.
Berbagai caci dan maki tertuju pada diriku, bahkan dari keluarga yang tak jarang membuat diriku sedih. Hingga suatu ketika, Ketika fajar mulai menyingsing ku ajak ibu untuk shalat berjamaah di masjid, masjid tempat dimana aku biasa menjadi imam.
Ini adalah shalat subuh yang akan selalu ku kenang. Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir. "Allaaahuu akbaar"
ku agungkan Allah dengan seangung-agungnya.
Alhamdulillahirabbil alamiin...
Ku panjatkan puji-pujian untuk Rabb semesta alam..
Kulanjutkan bacaandan kuhayati surah al-Fatihah dengan indah dan merdu, tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipiku....
Selanjutnya aku putuskan untuk membaca surah Abasa' Kuhanyut dalam bacaan ku, terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali. Bacaan terus mengalun, hingga sampai lah pada ayat 34. Tangisku memecah sejadi-jadinya.
Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...
Tangisku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tersebut, tubuhku terasa lemas....
Setelah shalat subuh selesai, dalam perjalanan pulang ibuku bertanya : "mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"
Aku hentikan langkahku dan aku jelaskan pd ibu. Kutatap wajahnya dalam-dalam dan aku berkata :
"wahai ibu..
Ayat itu mnjelaskan tentang huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya...
Ibunya...
Bapaknya..
Istri & anaknya..
Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing.
Bila kita kaya orang akan memuji dengan sebutan orang yang berjaya...
Namun ketika kiamat terjadi apalah gunanya segala pujian manusia itu akan menjadi sia-sia.
Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku..
Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...
Ku lanjutkan, "Aku pun takut bu bila di padang mahsyar bekal yg ku bawa sangat sedikit.."
Ibu kembali memelukku dan tersenyum. Ibu mengatakan, "betapa bahagianya punya anak seperti dirimu..."
Baru kali ini aku merasa bahagia, karena ibuku bangga terhadap diriku.
Berbagai pencapaian yang aku dapat dulu, walaupun ibu sama memelukku namun baru kali ini pelukan itu sangat membekas didalam jiwaku.
Pesan moral
Wahai manusia!, Siapa kita?
Untuk apa kita dilahirkan ke dunia ini?
Bukankah maut semakin hari semakin mndekat dengan diri kita?
Wahai saudaraku,
apakah kalian sadar nafas kalian hanya beberapa saat lagi? Karna hidup di dunia hanya sesaat dan akhirat yang kekal kelak. Karena harta, tahta dan wanita hanyalah sementara.
Sebelum lubang kubur kita akan digali, ingatlah akan Azab kubur.
Apa yang kita banggakan dihadapan Allah dan RasulNya kelak?
Wallahua'lam...
Jika mau share niatkanlah dengan baik mudah-mudahan bisa jadi obat bagi masalah anda dan kita semua.....Aamiin.
Steemians,.
Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.
Sekian dan terima kasih, ikuti saya di @bangmimi
.
Saya suka dan sangat bermanfaat.
Sudah saya votes ya saudara.
Terimakasih.
Iya terimakasih , silahkan dishare atau resteem jika perlu supaya ada manfaat bagi orang banyak
hahha. nyan trik mndun
Payah menyo hana awak dalam jhahaha
Neu suka balek aduen.. Hehe
get rakan @goberabadi
Kiban na payah lon upvote @bangmimi
Vote saya dulu.
bantu juu bang @ismailrafael
Resteemed your article. This article was resteemed because you are part of the New Steemians project. You can learn more about it here: https://steemit.com/introduceyourself/@gaman/new-steemians-project-launch