Kisah Saya Mengenal Steemit: Bergabung Karena Dibayar, Bertahan Karena Kenikmatan

Mengenal nama Steemit dengan segudang kebingungan

Dalam banyak postingan di Steemit sudah pernah saya tulis bahwa saya mengenal Steemit pada medio Juli 2017 dari Sahabat saya @abduhawab. Saat itu, kami bertiga dengan sahabat kami @razack-pulo menikmati Kopi di Breaktimes Coffee Bireuen.

Abduh yang sering kami panggil dengan Cekgu itu menetap di Kota Lhokseumawe dan mengajar Bahasa Inggris di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di kota yang kini saya juluki Petro Steem.

Kami ngobrol banyak hal terkait blogging dan aktivitas menulis yang sudah 3 tahun kami tinggalkan. Dalam sela-sela obrolan yang semakin serius itulah Cekgu @abduhawab meminta kami membuka akun Steemit.

Saya dan Dokter @razack-pulo saling berpandangan sebagai tanda lengkapnya sebuah kebingungan. Tetapi, @abduhawab mengerti akan kebingungan kami. Lalu, beliau katakan bahwa Steemit ini media sosial baru sama halnya dengan Facebook, Twitter, Instagram, Reddit, Medium, dan kembarannya. Hanya saja, steemit hampir sama seperti ngeblog di Kompasiana dan Forum Detik. Aktivitas kita di Steemit adalah blogging.

Cekgu @abduhawab menjelaskan dengan sabar apa dan bagaimana media sosial bernama steemit. Saya mencoba mengingat kembali kata-kata Guru Besar Steemit kami tersebut.

Kita membuat postingan di steemit, boleh menulis yang panjang atau singkat, disertai beberapa gambar, lalu kita dapat bayaran berupa Steem Blockchain Dillar (SBD) yang bisa dikonversi ke dalam mata uang kripto dari steemit bernama Steem.

Bayaran kita peoleh dari pengikut kita atau pengguna lain yang melakukan Upvote terhadap postingan tersebut. Upvote sama halnya dengan Like di Facebook, atau Love di Instagram.Hasil upvote tadi tergantung sebesar apa kekuatan Steem Power yang dimiliki oleh mereka.

Daftarkan nama akun sekarang dengan membuka www.steemit.com dan ikuti saja langkah-langkahnya di sana, nanti kita akan belajar lagi tentang masalah bayaran yang kita peroleh di Steemit. Saya akan jelaskan apa itu Steem, Steem Power, dan SBD. Terpenting, abang berdua mendaftar di Seemit, dan bisa menulis di sana. Nanti kalau Bang Arbi dan Bang Razak jalan-jalan ke Lhokseumawe, saya akan jelaskan lagi tentang Steemit.

Satu hal lagi yang sangat penting, setelah mendaftar di steemit, mungkin passwordnya dikirim agak lama. Biasanya kita harus menunggu sampai 3 minggu. Ada juga rekan-rekan yang passwordnya dikirim 2 hari, tapi memang biasanya dikirim agak lama password steemit ke email kita. Nanti abang hubungi saya saja kalau ada email yang masuk dari Steemit supaya tidak salah membuat akunnya.

Cekgu @abduhawab harus pamitan dengan kami kala itu karena beliau harus lanjutkan perjalanan ke Kampungnya di Samalanga. Saya dan @razack-pulo mengucapkan terima kasih banyak atas info (seksi) yang telah diberikan.

Membuat Akun Steemit dan bertemu lagi dengan Bang @ayijufridar

Tanpa menunggu lama, kami berdua membuka Website Steemit di www.steemit.com dan memulai proses pendaftaran menjadi Steemian. Secara pribadi, saat itu saya hanya fokus pada kata bayaran. Maklum saja, saya memang butuh penghasilan tambahan untuk biayai kedua anak saya yang hampir SMP. Info Steemit dari @abduhawab saya anggap sebagai peluang yang sangat dahsyat.

Setelah menunggu selama 1 Minggu, akun Steemit saya dengan nama @bahagiaarbi pun disetujui oleh tim steemit. Namun nasib saya tidak sebahagia nama saya. Akun itu hanya bisa saya gunakan 1 hari karena saya tidak ikuti arahan Guru saya @abduhawab. Password steemit yang panjangnya dari Pancoran menuju Pasar Senen itu tidak saya simpan. Mau login ulang tidak bisa!

Saya harus mendaftar ulang untuk mendapatkan akun baru di Steemit. Alhamdulillah, setelah menunggu 10 hari, akun steemit saya yang baru dengan nama @bahagia-arbi yang sekarang rekan-rekan kenal disetujui pada 01 Agustus 2017.

Saya tidak langsung membuat tulisan perkenalan di Steemit. Saya memilih habiskan waktu 1 minggu lagi untuk mengenal steemit lebih jauh. Dan selama 1 minggu itu pula, saya rajin membaca dan berkomentar pada berbagai jenis postingan dari para Senior. Lewat cara seperti itu, saya bisa bertemu Bang @ayijufridar; seorang Penulis dan seorang mantan Pemain Sepakbola Bireuen yang sangat ditakuti lawan pada era kejayaannya.

Saya dan Bang @ayijufridar pun sudah bertemu dalam beberapa kesempatan, dan beliau memberikan sebuah Buku hasil karyanya kepada saya. Saya bersyukur dipertemukan kembali oleh Allah dengan Bang @ayijufridar. Beliau turut membimbing saya menjadi Steemian yang baik, dan senantiasa menyuntikkan semangat membuat Postingan saban hari di Medsos semok karya luar biasa dari pemikiran Tuan @ned ini.

Cara Bang @ayijufridar menata diri di Steemit layak kita contoh dan teladani. Kegigihan dan kesabaran seorang @ayijufridar menjaga reputasi besarnya di Steemit sudah selayaknya kita tiru dan amalkan.

Semoga Bang @ayijufridar selalu sehat bersama keluarganya. Amin.

Kesimpulan

Rekan-rekan Steemian calon jutawan yang hebat,

Saya bergabung di Steemit awalnya memang karena berpikir bayaran. Dan sejauh ini, saya sudah mendapatkan hal itu walau belum sebanyak yang telah diperoleh Para Steemian lain. Namun, selain mendapatkan reward-rewardnya, steemit memang sangat bahenol untuk dinikmati.

Alhamdulillah, saya dikenalkan Steemit oleh Cekgu @abduhawab, terima kasih banyak Cekgu ya? Maafkan saya yang belum bisa membalas budi baikmu. Insha Allah, bila rejeki bertambah, Cekgu akan saya beli sesuatu. Tapi saya ridak janji, dan saya tahu bahwa Cekgu tidak mengharapkan sesuatu apapun dari saya. Saya tahu bahwa dirimu sangat tulus membantu kami selama ini. Allah akan membalas semua itu. Amin.

Maka, pendapat saya tentang Steemit, bergabung karena dibayar, dan bertahan karena kenikmatan. Postingan kita dibayar oleh rekan-rekan kita sendiri. Kenikmatannya, kita dapat berbagi hal yang sama kepada rekan-rekan Steemian lain.

Teruslah membuat minimal sebuah Postingan di Steemit setiap hari. Berinteraksilah dengan Steemian lain. Berkomentarlah pada postingan steemian-steemian lain tersebut. Jangan pernah mengeluh dan menyerah hanya karena Postingan Anda tidak mendapat nilai bayaran yang banyak. Fokuslah pada tujuan dan laluilah proses bersteemit dengan bijak.

Bergabunglah dengan Komunitas Steemit, berkumpullah dengan rekan-rekan komunitas untuk berdiskusi dengan beberapa teman, dan jangan enggan bertanya kepada Steemian Senior. Berdiskusi dan berpikir hal-hal positif dengan beberapa rekan Steemian juga penting dijadikan rutinitas. Kegiatan tersebut akan sangat membantu kita menjadi dewasa berada di Steemit.

Saya yakin, hasil dari fokus Anda dan semua konsistensi Anda akan Anda rasakan kenikmatannya suatu hari.

Sampai jumpa dalam postingan saya berikutnya.

Salam Komunitas Steemit Indonesia dan sukses buat Anda!