Filosofi kulit kacang dan ibu.

Berbicara kacang dan kulit tentu memiliki pandangan yang berbeda, bagi sebahagian orang memandang bahwa kulit kacang itu hanya sampah, menurut pandangan saya sah-sah saja, setiap daripada kita memiliki hak untuk menginterpretasikan setiap apa yang mereka lihat, dan itupun bila sesuai dengan norma. Namun kendati demikian, setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan dalam mengukur atau mengambil sebuah pandangan.

Kacang melupakan kulitnya, jika diasimilasikan dalam kehidupan kita sehari tentu seperti anak melupakan ibunya, sungguh sangat disayangkan bila itu terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Murka tuhan kapan saja bisa terjadi, ibu mengandung, melahirkan, memberi perhatian, Kasihsayang ibu tidak akan terbalaskan.
Jangan sakiti mereka, beri dia penghormatan, beri dia kasihsayang, karna surga dalam keridhaan ibu. Seperti cerita pada masa nabi musa, diceritakan ada seorang anak yang selau setia dan siap melayani ibunya yang sedang sakit tua, dengan sepulang kerja dia memberi makanan dan menyuapin ibunya, dengan penuh kasihsayang.
Pada saat nabi musa menanyakan dangan siapa saya masuk surga, tuhan menjawab, dengan sipenjual daging dipasar, nabi musa pun heran, sehingga beliaupun mencoba menulusuri, nabi pun heran, karna dengan ketidak yakinan, karna oranng tersebut hanya penjual daging. Setelah dariapada itu nabi musa pun mengikuti orang tersebut hingga sampai kerumah, lalu kemudian barulah nabi musa mendapatkan jawabannya, bahwa orang tersebut melayani ibunya dengan penuh kasihsayang, dan ibu itu mendoakan anaknya, ya tuhan masukkanlah anakku kedalam surga dengan musa. Begitulah kehebatan doa seorang ibu, semoga kita bisa mengambil hikmah.