The Crime is Getting Bolder in the Public | Kejahatan Semakin Berani di Depan Umum |

in #indonesia6 years ago (edited)


Source


After exercising at the Maestro gym, Lhokseumawe Town, Aceh, we talked on the terrace. The traffic ahead, on Jalan Gudang, looked deserted. Even on normal days and times when other roads are crowded, Jalan Gudang still looks quiet. There were only one or two vehicles passing by.

When it was late in the chat, suddenly came the screams of a small boy sitting behind a motorcycle driven by a woman about 40 years old. In front of him, a motorcycle with two young children escaped at high speed. We only had time to see the motorcycles with bright blue lights on the back, light up and penetrate the road to Pasar Ikan Pusong (Fish Market).

It turned out there had just been a mugging. The young people sitting in front of Maestro Gym immediately took the motorbike and chased. I chased in the car and took a detour, in anticipation of the perpetrator turning right through the Commerce Street, across Trade Street, and out through Jalan Sukaramai.

I noticed very carefully every motorcycle with a bright blue rear light. My car windows glass opens for easier viewing. At the corner of Jalan Perdagangan, I see a motorcycle whose lights are bright blue, blinding the eyes. I immediately press the gas approaching the motorcycle, it turns the rider a man with a woman and a small child in the back. Maybe they are a family. Until I turned to Jalan Merdeka to go home, a motorcycle with blue rear lights, I did not find.


Previously, I also went to Pasar Pusong. Many people stand by the wayside. Because the windshield was open and I drove slowly, I heard the people talking. They discuss the recent mugging in Jalan Gudang. Perhaps the young people who had been chasing who told them.

"If cacth it, they must be die."

"We'll burn it, let's be cured!"

"Now the villains are getting bolder. Young people have been hit by drugs, finally desperate to rob! "

So among other things the conversation that goes into my ears. They are right and wrong. Snatching in public places is getting bolder in Lhokseumawe and also in other areas of Indonesia. But especially in Aceh, I really never imagined it would be so brave as in Jakarta.

This is the second case I see right away. Earlier, in the afternoon in front of the Ambassador Mall, Kuningan, Jakarta, a young woman became a victim of the mugging. Her handbags were seized by two motorcycle riders wearing helmets. It happened in the middle of the crowd and the traffic jam that happened on Jalan HOS Cokroaminoto. The culprit is really desperate. My best friend, @intanmameh, was also a victim of plunder in front of Sarinah, Jakarta, which happened in front of many people.

Especially in Aceh, cases like this were never imagined. Thieves do exist, but plunder in the midst of a crowd like a villain in Jakarta, makes me realize now that the situation has really changed. The perpetrator must have a strong urge to commit such a crime. It has happened several times, previously in North Aceh, the perpetrator was caught and almost killed by the mob. Even had time to be burned if the police did not come. The culprit turned out to be an uncle and a nephew, really sad. Is it true that the need for drugs that encourage them to do evil?

The perpetrators of seizure who target motorcyclists, must choose the victims carefully, usually women. They followed the victim from behind and saw the victim's possessions. Usually, the target is a mobile phone and wallet. They will be in action once there is a chance and have mapped the path to escape.

Be careful when riding a motorcycle. Gadgets and wallets should be stored in the trunk of a motorcycle. Criminals are getting bolder, we have to be careful about self-protection.[]



Source



Source


Kejahatan Semakin Berani di Depan Umum

Setelah berolahraga di gym Maestro, Kota Lhokseumawe, Aceh, kami berbincang di teras. Lalu lintas di depan sana, di Jalan Gudang, tampak sepi. Bahkan pada hari dan waktu normal ketika ruas jalan lain penuh sesak, Jalan Gudang tetap terlihat sepi. Hanya ada satu atau dua kendaraan melintas.

Ketika sedang larut dalam obrolan, tiba-tiba terdengar jeritan seorang anak kecil yang duduk di belakang sepeda motor yang dikendarai seorang perempuan berusia sekitar 40 tahun. Di depannya, sebuah sepeda motor dengan dua anak muda, kabur dengan kecepatan tinggi. Kami hanya sempat melihat sepeda motor itu dengan warna lampu biru terang di bagian belakang, menyala dan menembus jalan menuju Pasar Ikan Pusong.

Ternyata baru saja terjadi penjambretan. Anak-anak muda yang duduk di depan Maestro Gym langsung mengambil sepeda motor dan mengejar. Saya ikut mengejar dengan mobil dan mengambil jalan memutar, untuk mengantisipasi kalau-kalau pelaku kejahatan tersebut memutar ke kanan melalui Jalan Perniagaan, melintasi Jalan Perdagangan, dan keluar melalui Jalan Sukaramai.

Setiap sepeda motor yang lampu belakang berwarna biru terang saya perhatikan dengan saksama. Kaca mobil saya buka agar lebih mudah melihat. Di tikungan Jalan Perdagangan, saya lihat ada sebuah sepeda motor yang lampu belakanganya berwarna biru terang, menyilaukan mata. Saya langsung tekan gas mendekati motor tersebut, ternyata pengendaranya seorang lelaki dengan seorang perempuan dan anak kecil di belakang. Mungkin mereka sebuah keluarga. Sampai saya memutar ke Jalan Merdeka untuk pulang, sepeda motor dengan lampu belakang warna biru, tidak saya temukan.


Sebelumnya, saya juga masuk ke Pasar Pusong. Orang-orang banyak berdiri di pinggir jalan. Karena kaca jendela mobil terbuka dan saya melaju dengan lamban, saya mendengar pembicaraan orang-orang itu. Mereka membahas penjambretan yang baru saja terjadi di Jalan Gudang. Barangkali anak-anak muda yang tadi mengejar yang memberitahukan mereka.

“Kalau jumpa, kita hajar sampai mati.”

“Kita bakar saja, biar kapok!”

“Sekarang penjahat semakin berani. Anak muda sudah kena narkoba, akhirnya nekat merampok!”

Begitu antara lain pembicaraan yang masuk ke telinga saya. Mereka benar dan juga salah. Penjambretan di tempat umum memang semakin berani di Lhokseumawe dan juga di daerah lain di Indonesia. Tapi khusus di Aceh, saya sungguh tidak pernah membayangkannya akan sedemikian berani seperti di Jakarta.

Ini kasus kedua yang saya lihat langsung. Sebelumnya, di siang hari di depan Ambassador Mal, Kuningan, Jakarta, seorang perempuan muda menjadi korban penjambretan. Tas tangannya dirampas dua pengendara motor yang mengenakan helm. Kejadiannya di tengah keramaian dan macet yang terjadi di Jalan HOS Cokroaminoto. Pelakunya benar-benar nekat. Sahabat saya, @intanmameh, juga pernah menjadi korban perampasan di depan Sarinah, Jakarta, yang terjadi di depan banyak orang.

Khusus di Aceh, kasus seperti ini dulunya tidak pernah terbayangkan. Maling memang ada, tetapi perampasan di tengah keramaian seperti gaya penjahat di Jakarta, membuat saya tersadar kini situasinya benar-benar sudah berubah. Pelaku pasti memiliki dorongan kuat sehingga nekat melakukan kejahatan seperti itu. Sudah beberapa kali terjadi, sebelumnya di Aceh Utara, pelaku tertangkap dan hampir mati dihajar massa. Bahkan sempat akan dibakar kalau polisi tidak datang. Pelakunya ternyata seorang paman dan keponakan, sungguh miris. Benarkah kebutuhan narkoba yang mendorong mereka berbuat kejahatan?

Para pelaku perampasan yang menyasar pengendara sepeda motor, pasti memilih korbannya dengan teliti, biasanya perempuan. Mereka mengikuti korban dari belakang dan melihat harta milik korban. Biasanya yang diincar adalah handphone dan dompet. Mereka akan baru beraksi setelah ada peluang dan sudah memetakan jalur untuk melarikan diri.

Berhati-hatilah ketika naik motor. Gadget dan dompet sebaiknya disimpan di dalam bagasi sepeda motor. Penjahat semakin berani, kita harus berhati-hati memproteksi diri.[]



Source


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Waspadalah...

Darurat narkoba sudah stadium 4

Postingan yang sangat bermanfaat bg @ayijufridar info yang sangat berharga untuk kaum wanita yang melakukan perjalanan sendiri, untuk hati-hati dalan melakukan perjalanan

Kejahatan (penjambretan) semakin merajalela. Saya pikir itu bukan semata-mata pelaku yang disalahkan. Terbukti, setelah pelaku tertangkap, terjadi penjambretan ditempat yang lain dengan pelaku berbeda.
Ini artinya ada akar masalah yang harus dicari solusi, dan pemerintah punya tanggung jawab dan peran dalam hal ini.

Untuk kasus yang seperti ini,sudah sangat sering kita lihat dan kita dengar, pengalaman yang terlihat oleh bg @ayijufridar adalah salah satu diantara sekian banyaknya, kemunduran akhlak, moralitas dan pemahaman agama adalah salah satu bukti pergeseran semua itu yang terjadi seiring dengan pertukaran waktu dan pergantian masa, kuncinya ya itu tadi bang itu mnurut pemahaman awam saya,, trmksih sudah berbagi, senang rasanya hadir di wall bg @ayijufridar, salam kompak dan jabat erat sllu bg

Sunngguh sangat di sayangkan generasi kita yang rusak akal pikiran dengan narkoba,bahkan pandangan mayarakat luar terhadap acehpun kini semakin miris,mereka mengambil sample hanya dari satu kejadian yg merugikan seperti itu bahkan saya pernah mendengar "aceh katanya syariat islam,tapi kejahatannya tak beda seperti MEdan,
Tercorengnya nama Aceh oleh oknum anak muda perusak bangsa,seharusnya anak mudalah yang membangun negeri.dan saya juga sempat mengalami hal demikian 6 bulan yang lalu dimlhokseumawe ini.

Yah bro kejahatan makin meraja lela...salam sehat selalu.

Kebutuhan akan narkoba berpengaruh namun bukan hal utama,, hal yang paling mendasar adalah kemiskinan,,, dan kebutuhan hidup,,,
Ditambah lagi para pemimpin negeri ini yang semakin hari semikin korup dan secara tidak sengaja mereka telah memiskinkan rakyat di negara nya sendiri, Sehingga hari ini aceh pun bukan lagi tempat yang nyaman untuk di jadikan tempat tinggal,,
Itu menurut hemat saya bg.... Mohon dimaafkan kalau salah

Klw ga kebutuhan ekonomi, pasti krn narkoba tu bg @ayijufridar

Tetap "mencegah lebih baik drpd mengobati", termasuk pada kasus kriminal..

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 59111.01
ETH 2441.11
USDT 1.00
SBD 2.45