The Beautiful Hips Glow and the Country is at War Because of a Dance | Pinggul Indah Bercahaya dan Negara yang Berperang karena Sebuah Tarian |
A dance has a long history-especially the classical dance that still survives to this day. Dance is not only limited to art but has to mean and is a very deep and wide symbol. Dance is the identity of a nation that reflects the characteristics of a nation-state. No wonder there are countries in the world who argue because of mutual claims as the owner of a dance. Hence, dance cannot be called "only" one of the clumps of art. The country can fight because of a dance.
Dance is not just a rhythmic fusion accompanied by the sound of music, whether music emerging from musical instruments, recorded music, or "music" born from the human body. Saman or seudati dance in Aceh, for example, harmonious sounds coming out of the human body.
The dance also includes a symbol of resistance and struggle. History records a dance as an instrument of resistance to colonialism. They are actually practicing martial arts. To hide from the colonists' suspicions, the exercise of the self-discrimination was wrapped in dance and sport, capoeira from Brazil for example.
Many messages are contained in a dance. In certain religions, dance is part of a religious ritual. Worship and devotion are offered through dance. New Year's celebrations or special moments in culture or religion, expressed through dance.
So, dance does have a very broad meaning. According to various references, war dance or tobe in Papua was used in war. But in the modern era, tobe dance is now a dance in traditional ceremony or welcome invited guests. The cakalele dance from Maluku and kabasaran dance from Minahasa, also includes two traditional warlike dances.
On the way to Bandung which coincides with the celebration of Chinese New Year, I had the opportunity to witness a dance in Pascal 23 mall. I myself do not know what dance, some people I ask on the right and left, also claimed not to know. Do not know the name of the dance does not mean cannot enjoy it. I and some visitors really enjoyed it.
The dance was performed by nine women dressed in yellow. I remember, nine is a perfect number, and perhaps there is a meaning in the dance.
Their movements are very soft and neatly arranged. From behind, the green lights flashed into their perfectly rounded buttocks. Even when the dancer's position changed, the green light continued to highlight the dancers' hips, as if the light were the eyes of a man who forgot to blink when he saw beautiful hips moving rhythmically like a pendulum clock.
Unfortunately, I only had time to see the end. Just a few seconds the audience had been applauding and the dancers had left the stage. Standing on the top floor, I did not have time to ask the committee about the dance. Perhaps some of the Steemians know it. Please give your best comments.[]
Pinggul Indah Bercahaya dan Negara yang Berperang Karena Tarian
Sebuah tarian memiliki sejarah panjang—terutama tarian klasik yang masih bertahan sampai sekarang. Tarian tidak hanya sebatas seni, tetapi memiliki makna dan merupakan sebuah simbol yang sangat dalam dan luas. Tarian adalah identitas sebuah bangsa yang mencerminkan karakteristik sebuah bangsa negara. Tidak heran jika ada negara di dunia yang bersitegang karena saling klaim sebagai pemilik sebuah tarian. Makanya, tarian tidak bisa disebut “hanya” salah satu rumpun seni. Negara bisa berperang karena sebuah tarian.
Tarian bukan sekadar perpaduan ritmis yang diiringi suara musik, baik musik yang muncul dari alat musik, musik hasil rekaman, atau “musik” yang lahir dari tubuh manusia. Tari saman atau seudati di Aceh, misalnya, suara-suara harmonis keluar dari tubuh manusia.
Tarian juga termasuk simbol perlawanan dan perjuangan. Sejarah mencatat sebuah tarian dijadikan alat perlawanan terhadap penjajahan. Mereka sesungguhnya sedang berlatih ilmu beladiri. Untuk menyembunyikan dari kecurigaan penjajah, latihan ilmu beda diri itu dibungkus dengan tarian dan olahraga, capoeira dari Brasil misalnya.
Banyak pesan yang terkandung dalam sebuah tarian. Di agama tertentu, tarian merupakan bagian dari ritual keagamaan. Penyembahan dan pengabdian dipersembahkan melalui tari. Perayaan tahun baru atau momen khusus dalam kebudayaan atau keagamaan, diekpresikan melalui tari.
Jadi, tarian memang memiliki makna yang sangat luas. Menurut berbagai referensi, tarian perang atau tobe di Papua dulunya memang dilakukan dalam peperangan. Tapi di era modern, tari tobe kini menjadi tarian dalam upacara adat atau tari menyambut tamu undangan. Tari cakalele dari Maluku dan tari kabasaran dari Minahasa, juga termasuk dua tarian tradisional bernuasa perang.
Dalam perjalanan ke Bandung yang bertepatan dengan perayaan tahun baru Imlek, saya berkesempatan menyaksikan sebuah tarian di Pascal 23 mal. Saya sendiri tidak tahu tarian apa itu, beberapa orang yang saya tanya di kanan dan kiri, juga mengaku tidak tahu. Tidak tahu nama tariannya bukan berarti tidak bisa menikmatinya. Saya dan beberapa pengunjung sangat menikmatinya.
Tarian itu dibawakan sembilan perempuan berpakaian serba kuning. Saya jadi ingat, sembilan adalah angka yang sempurna, dan barangkali ada maknanya dalam tarian tersebut.
Gerakan-gerakan mereka sangat lembut dan tertata dengan rapi. Dari belakang, lampu berwarna hijau menyorot ke bokong mereka yang bulat sempurna. Bahkan ketika posisi penari berubah, cahaya kehijauan itu tetap menyorot pinggul para penari, seolah cahaya itu adalah mata lelaki yang lupa berkedip ketika melihat pinggul-pinggul indah yang bergerak ritmis seperti bandul jam.
Sayang sekali, saya hanya sempat menyaksikan bagian akhir. Hanya beberapa detik sudah terdengar penonton bertepuk tangan dan para penari meninggalkan panggung. Karena berdiri dari lantai paling atas, saya tidak sempat bertanya kepada panitia tentang tarian itu. Barangkali di antara Steemian ada yang mengetahuinya. Silakan berkomentar.[]
Photos and video by @ayijufridar
Keren bang @ayijufridar...
Tari memang mencerminkan khas daerah, dan tari lahir dari berbagai bentuk kondisi dari daerah tersebut...
Luar biasa gerakannya...
Beruntung sangat dapat show bg...
Salam sukses @ayijufridar...
Kalau di aceh seperti seudati yah..
kemarin saya ke margo city, ada juga pertunjukannya, tapi ga ada tarian begini. hanya ada barongsai.
Di Pascal 23 juga ada barongsai @abdisurya. Saya suka di Margo City. Pernah menginap di Margo Depok dua kali saat ada acara di UI.
Walaupun bagian akhir yang disaksikan, tapi penjelasannua seolah-olah kita berada disesi pertam.Tulisan yang sangat menarik bang @ayijufridar
Cara penyajian yang keren ditambah sedikit "kenakalan"
Kalau ga salah saya, itu tari seribu tangan namanya bg.
Tari ini bercerita tentang Dewi Sri, simbol dan juga wujud kemakmuran
Semoga yang menonton dan menulis juga bisa makmur @akubaihaqi. Saleum.
ijin tanya taggline sndbox itu boleh sembarangan orang tag atau ada persyaratannya bang ?
Siapa pun boleh pakai, Bro @hendrafauzi. Tapi karena itu Komunitas, hanya anggota Komunitas yang divoted, kecuali postingan tertentu. Misalnya, tentang promo Steem atau meetup atau community terkadang kena juga. Coba @hendrafauzi ikuti postingan @sndbox-alpha, ada proyek tertentu dari periode ke depan. Barangkali ada yang cocok.
ngeten dulu disitu ya bang. siap hehehe
Betul, kemarin banyak Steemians Indonesia yang kena voted.
Mirip tarian Thailand, ya @ayijufridar
Saya malah belum pernah menonton tarian Thailand @blogiwank.
Alamak. Indahnya gerak penari. Sungguh indah. Abang juga mahir dalam menuturkan secara tertulis. Terima kasih telah memberikan postingan menarik ya bang.
Imajinasi mampu mengapai titik-titik yang belum pernah mampir meski di alam mimpi ketika melihat penari melenggok sedemikian rupa @andrianhabibi. Setiap gerakan seperti berasal dari surgawi.
Lembut gemulai gerakan tarian para gadis, andai videonya lebih dekat.
Jangan berandai-andai, nanti kena cambuk @abuarkan.