Miniatur Indonesia di Ruang Ketua KIP Aceh | Bilingual |

in #indonesia7 years ago (edited)

Miniatur Indonesia di Ruang Ketua KIP Aceh

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Dari Sabang sampai Merauke, kita bisa melihat ribuan--bahkan puluhan ribu--jenis kekayaan budaya bangsa.

Seolah ingin mengoleksi keragaman budaya bangsa, saya melihat berbagai jenis souvenir khas ada di ruang kerja Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Provinsi Aceh, Ridwan Hadi. Beberapa kali masuk ke ruangan tersebut, saya seperti melihat miniatur Indonesia. Aroma Nusantara yang kaya dan indah menguar kental melalui souvenir khas yang dibawa pulang dari berbagai daerah di Indonesia.

Souvenir itu banyak yang sudah dicetak dalam bentuk plakat dengan lambang daerah atau ada juga yang berlogo Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Di antara deretan buah tangan Nusantara itu, yang paling saya sukai adalah sasando rote dari Nusa Tenggara Timur. Sasando adalah alat musik petik tradisional dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Bentuknya unik, dengan tabung yang dibuat dari bambu. Sasando sangat dekat dengan generasi kelahiran 1970-an seperti saya karena pernah ada dalam uang kertas pecahan Rp5.000.

Selain sasando, ada juga plakat buaya yang gampang ditebak berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Ada maskot dari berbagai kota lainnya yang dipajang di lemari belakang sehingga terkesan ingin memberikan view yang menarik bagi tamu. Semuanya seperti meninggalkan jejak pemilik ruangan sekaligus membuktikan kekayaan budaya Indonesia.

"Masih banyak souvenir lain yang saya beli secara pribadi, tapi saya pajang di rumah karena di sini tidak ada tempat," ungkap Ridwan Hadi ketika melihat saya memotret beberapa souvenir tersebut.

"Koteka ada tidak?" saya menanyakan souvenir khas Papua tersebut. Dan Ridwan Hadi pun tertawa lepas. Padahal saya serius dengan pertanyaa saya itu.[]


Indonesia Miniature in the Ridwan's Room

Indonesia has a wealth of cultures that are very diverse. From Sabang to Merauke, we can see thousands - even tens of thousands - of the nation's cultural riches.

As if to collect the cultural diversity of the nation, I saw various types of typical souvenirs in the office of the Independent Election Commission (KIP) Chairman of Aceh Province, Ridwan Hadi. Several times into the room, I like to see the miniature of Indonesia. Aroma Nusantara rich and beautiful menguar thick through typical souvenirs brought home from various regions in Indonesia.

Souvenirs that many have been printed in the form of plaque with the symbol of the region or there is also a logo of the General Election Commission (KPU).

Among the row of fruit hand of the archipelago, which I like best is sasando rote from East Nusa Tenggara. Sasando is a traditional stringed instrument from Rote Island, East Nusa Tenggara. The shape is unique, with tubes made of bamboo. Sasando is very close to the generation of the 1970s like me because it was once in a Rp5,000 denomination banknote.

In addition to sasando, there are also plaque crocodiles that are easily guessed to come from Surabaya, East Java. There are mascots from various other cities are on display in the back closet so impressed to provide an interesting view for guests. Everything is like leaving the traces of the owner of the room while proving the richness of Indonesian culture.

"There are still many other souvenirs that I buy personally, but I display at home because here there is no place," said Ridwan Hadi when I saw I photographed some of the souvenirs.

"Are not you there?" I asked the typical souvenir of Papua. And Ridwan Hadi laughed freely. And I'm serious with my question.[]

image

image

image

Sort:  

Plakat-plakat yang terlihat sederhana tapi sangat bermakna, itu lah nilai perjuangan.
Plakat yang mencerminkan daerah kita Aceh seperti tidak terlihat @ayijufridar, apakah ada ditempat sebelahnya...??
Karena saya belum pernah masuk ke gedungnya, apalagi menyusuri ke dalamnya, hehhee
Seering waktu berjalan, semoga saja plakat-plakat tersebut terus bertambah setiap waktunya bang, sehingga menambah ke unikan juga menjadikan miniatur tersebut sangat khas akan nilainya.

Ada plakat yang dibuat hanya sekadar menjadi cendera mata dan orang yang menerima pun tidak menganggapnya istimewa @osaka. Namun, sebuah plakat mengandung banyak cerita di belakangnya. Demikian juga dengan souvenir khas di daerah tertentu.

Di ruang kerja Ketua KIP Aceh, banyak terlihat plakat dan souvenir dari luar Aceh saja, meski ada juga yang dari dalam kabupaten dan kota di Aceh, seperti Lhokseumawe.

Nice post. I just Followed you. Please follow me.

Thanks a lot for your support. I will

lage dodoei lam siteuek bg...hahaha

Beutoi, mirip dodoi dan mirip situek, hehehe.

Ketika dua orang hebat bertemu, pasti hasilnya begini.

Orang hebat, kuat, dan sehat, hehehehehe. Kalau ke Banda Aceh, harus lapor Pak Ridwan Hadi dulu @dsatria.

Postingan yang luar biasa bang..keren

This post has been ranked within the top 80 most undervalued posts in the first half of Jul 14. We estimate that this post is undervalued by $11.28 as compared to a scenario in which every voter had an equal say.

See the full rankings and details in The Daily Tribune: Jul 14 - Part I. You can also read about some of our methodology, data analysis and technical details in our initial post.

If you are the author and would prefer not to receive these comments, simply reply "Stop" to this comment.

Thanks so much @screenname for your information.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 60796.19
ETH 2601.58
USDT 1.00
SBD 2.57