Let's Come and Take Care Ujong Blang Beach | Bilingual |

in #indonesia6 years ago (edited)

LHOKSEUMAWE has not history as a tourist destination. Even in the middle of the Aceh campaign as a religious tourism destination, as factually Lhokseumawe not included in it. The fact is also increasingly irrefutable with the policy of the local government that doesn’t place tourism as one of the assets that must be developed. Tours in Lhokseumawe are only noisy when there is a men's and women's tourism event.

The city of Lhokseumawe has the potential of marine tourism and religion. One of them is Ujong Blang Beach located on the edge of the city, even less than 1 kilo meters. Access is very easy though for visitors outside the region, will have difficulty in obtaining information and access. Since tourism has not been treated as a regional asset, all information is not easily obtained, for example from brochures at hotels located in Lhokseumawe or other cities. Information is only from people we know.

Public vehicles to get there are also difficult to obtain. Most only with pedicab only and it seems to be the most rational choice, unless visitors have friends who will drive to Ujong Blang Beach.

A common tourist destination is a range of other support sectors such as accommodation, safe, convenient, and timely transportation, as well as adequate infrastructure to access the site. Everything is still to be fixed in Lhokseumawe, including tourist destinations on Ujong Blang Beach.

However, Ujong Blang Beach located in four villages in Banda Sakti Subdistrict (Ujong Blang, Hagu Barat Laut, Hagu Teungoh, Ulee Jalan), has been a tourist location since long. Although almost no foreign tourists, the beach was never empty of visitors, especially on weekends and in the holiday season.


Ujong Blang_01.jpg


25 years it remains the same

Since 1993, Ujong Blang Beach has been familiar for me ‘cause I very often go there. And until 2018 or 25 years later, nothing has changed from Ujong Blang Beach infrastructuring. Not only the salty taste of the sea water that does not change, the facilities and comfort are still the same as 25 years ago. This is evidence, the government continues to change, the arrangement of tourist destinations remains the same.

Visitors can only enjoy rujak, coconut water, instant noodles, or seafood food on the beach which is the same menu as 25 years ago. On the beach lined with food vendors selling in bamboo huts. This is also the same scene after 25 years ago. If you want to be serious, the city government should build a beach center cleaner and more worthy beach so that visitors more comfortable. Not impressed slum like now.

Do not expect any coast guard like in Kuta Beach, Bali. The cleanliness of the beach was guarded with the residents and traders. Occasionally, there are non-governmental institutions that initiate clean beaches. Social activities that should be supported.


Ujong Blang_02.jpg


Just enjoy the waves

So, in the midst of such a situation, what do you want to enjoy in Ujong Blang? There’s a lot—of course. Forget the shortcomings. Just plan a vacation to Ujong Beach. The waves are so calming the soul, like a song of nature. Culinary sea food is also fresh and cheap compared to other tourist destinations in Indonesia. Rujak Aceh with a distinctive flavor, it seems to explode on the tongue.

While PT Arun NGL is still operating, occasionally visitors can witness large tankers passing from and South Korea and Japan. The sight of a large tanker and a fishing boat on its side was like watching David's fight with Goliath, even though the tanker did no harm to the fishing boats.

Ujong Blang is a beach that needs to get the attention of visitors. Let’s come there please. Not only to enjoy it, but also to take care of it for the sake of nature conservation.[]


Ujong Blang_03.jpg


Ujong Blang_04.jpg


Rencanakan ke Ujong Blang untuk Merawatnya

LHOKSEUMAWE tidak memiliki sejarah sebagai destinasi wisata. Bahkan di tengah kampanye Aceh sebagai destinasi wisata religi, secara faktual bisa dikatakan Lhokseumawe tidak termasuk di dalamnya. Fakta itu juga semakin tidak terbantahkan dengan kebijakan Pemerintah Kota yang tidak menempatkan wisata sebagai salah satu aset yang harus ditumbungkembangkan. Wisata di Lhokseumawe hanya riuh ketika ada pemilihan putra dan putri pariwisata.

Kota Lhokseumawe memiliki potensi wisata bahari dan religi. Salah satunya adalah Pantai Ujong Blang yang terletak di pinggir kota, bahkan kurang dari 1 kilo meter. Aksesnya sangat mudah meski bagi pengunjung luar daerah, akan kesulitan mendapatkan informasi dan akses. Karena wisata belum diperlakukan sebagai aset daerah, semua informasi tidak mudah diperoleh, misalnya dari brosur di hotel yang ada di Lhokseumawe atau kota lain. Informasi hanya dari orang yang kita kenal.

Kendaraan umum ke sana juga sulit diperoleh. Paling hanya dengan becak saja dan itu sepertinya menjadi pilihan yang paling rasional, kecuali pengunjung memiliki kawan yang akan mengantar ke Pantai Ujong Blang.

Sebuah destinasi wisata lazimnya adalah rangkaian dari berbagai sektor pendukung lain seperti akomodasi, transportasi yang aman, nyaman, dan tepat waktu, serta infrastruktur yang memadai untuk mengakses lokasi. Semuanya masih harus diperbaiki di Lhokseumawe, termasuk destinasi wisata di Pantai Ujong Blang.

Meski demikian, Pantai Ujong Blang yang terletak di empat desa di Kecamatan Banda Sakti (Ujong Blang, Hagu Barat Laut, Hagu Teungoh, Ulee Jalan), sudah menjadi lokasi wisata sejak lama. Meski hampir tidak ada wisatawan mancanegara, pantai itu tak pernah sepi dari pengunjung, terutama di akhir pekan dan pada musim liburan.


Ujong Blang_05.jpg


25 tahun tak berubah

Sejak 1993, Pantai Ujong Blang sudah akrab bagi saya karena sering berkunjung ke sini. Dan sampai 2018 atau 25 tahun kemudian, tidak ada yang berubah dari penataan Pantai Ujong Blang. Bukan saja rasa asin air lautnya yang tidak berubah, fasilitas dan kenyamanan juga masih sama seperti 25 tahun silam. Ini menjadi bukti, pemerintah terus berganti, penataan destinasi wisata tetap sama.

Pengunjung hanya bisa menikmati rujak, air kelapa, mie instan, atau makanan sea food di pinggir pantai yang merupakan menu sama seperti 25 tahun lalu. Di tepi pantai berjejer pedagang makanan yang berjualan di gubuk bambu. Ini juga pemandangan sama setelah 25 tahun lalu. Kalau mau serius, pemerintah kota harusnya membangun pusat dagangan tepi pantai yang lebih bersih dan layak sehingga pengunjung lebih nyaman. Tidak terkesan kumuh seperti sekarang.

Jangan berharap ada penjaga pantai seperti di Kuta, Bali. Kebersihan pantai pun dijaga bersama para warga dan pedagang. Sesekali, ada lembaga non-pemerintah yang berinisiasi membersihkan pantai. Kegiatan sosial yang patut didukung.


Ujong Blang_06.jpg


Nikmati saja debur ombaknya

Di tengah situasi demikian, apa yang ingin dinikmati di Ujong Blang? Tentu saja banyak. Lupakan kekurangan yang ada. Rencanakan saja berlibur ke Pantai Ujong. Deburan ombaknya begitu menenangkan jiwa, seperti nyanyian alam. Kuliner sea food juga segar dan murah dibandingkan dengan lokasi wisata lainnya di Indonesia. Rujak Aceh dengan bumbu khas, rasanya meledak di lidah.

Semasa PT Arun NGL masih beroperasi, sesekali pengujung bisa menyaksikan kapal tanker besar melintas dari dan Korea Selatan serta Jepang. Pemandangan tanker besar dan perahu nelayan di sisinya seperti menyaksikan pertarungan David dengan Goliath, meski tanker itu tidak berbuat jahat kepada perahu nelayan.

Ujong Blang adalah pantai yang perlu mendapatkan perhatian dari pengunjung. Datanglah ke sana. Bukan saja untuk menikmatinya, tetapi sekaligus untuk merawatnya demi kelestarian alam.[]


Ujong Blang_07.jpg



Badge_@ayi.png

DQmNuF3L71zzxAyJB7Lk37yBqjBRo2uafTAudFDLzsoRV5L.gif

Sort:  

Pengen ke sana,udah lama gak kunjung ke sana.

memang Ujong Blang tidak sanggup potong..hehehe

Harusnya bisa lebih ditata agar lebih menarik @fadhilaceh.

Bereh aduen.. mantap nyan

good posting,,

Angel yg menarik bang @ayijufridar

Rindu kembali main air di ujong blang.

Seperti nya lebih bagus sekarang daripada dulu,di tahun 2002 sampah masih banyak dan kurang nya kesadaran masyarat dalam hal kebersihan,sampah dimana mana.boleh nih kapan kapan klo mampir ke lhoksemawe mampir ke ujong blang.

Waduh kok kesannya jorok dan kumuh begitu? Warga harus sadar, kalau semua itu adalah anugerah Allah yang tidak bisa dibuat manusia, sehingga sudah sepatutnya dijaga, kecuali sudah lebih hebat dari Sang Pencipta sehingga bisa seenaknya saja.

Memang masih banyak yang harus ditata di Pantai Ujong Blang Sista @mariska.lubis. Semua stakeholdes harus memiliki kesadaran untuk menjaga dan membuat Ujong Blang yang lebih bersih, indah, dan menarik untuk dikunjungi.

Ujong Blang adalah pantai yang perlu mendapatkan perhatian dari pengunjung. Datanglah ke sana. Bukan saja untuk menikmatinya, tetapi sekaligus untuk merawatnya demi kelestarian alam. Itu aja bg ayi ya ? Wkwkwkwk

Masih tetap sama ya. Kadang rindu juga melihat Lhokseumawe lagi.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 55994.52
ETH 3002.48
USDT 1.00
SBD 2.12