Broken Heart at the Pidie Tsunami Museum | Luka Hati di Museum Tsunami Pidie |

in #indonesia6 years ago (edited)

Museum Tsunami Sigli_01.jpg


A great disaster needs to be remembered in various ways. Keeping memories of a disaster is not to open an old wound or keep the wound bleeding. Memories are guarded and cared for as a guide in looking at the future. Memories such as mirrors, where we see us in the past to fix all the flaws and improve all the advantages. Well, it's true. Memories are where we introspect.

That is probably the background of the establishment of the Tsunami Museum in Sigli City, Pidie, Aceh. A magnitude 9.3 earthquake followed by a tsunami that struck Aceh on December 26, 2004, claimed hundreds of thousands of lives across Aceh, including in Pidie. To commemorate the most devastating disaster in the modern age, in Banda Aceh-the capital of Aceh Province - also built the magnificent Tsunami Museum.

In Sigli, the museum is smaller and simpler. Located right on the beach. The object that stole the attention there was a gold-colored globe map located outside the building with a backdrop of the holy verses of the Qur'an. Behind the building, there is a list of dead and missing victims and their village address on the wall, similar to the Vietnamese war victims at Wall Monument in Washington DC, USA. Furthermore, there is nothing interesting to see at the Tsunami Pidie Museum.

The condition of the museum looks like it is unkempt. Lots of garbage strewn around every corner. Toilets were less well maintained and there was a broken part. There is a small room used for the duty officer's residence.

Not yet known whether because of the condition of the museum is so sad that no visitors to see it there. In fact, visitors can visit the beach all the museum if there is something interesting there. For Sigli natives, it is probably no longer interesting to visit the museum. But not for outsiders, including students who want to do research there.

A member of DPRD Pidie, Khairil Syahrial, said the Tsunami Pidie Museum should be a source of information and knowledge about the earthquake and tsunami disaster. "The museum has not been treated as an attractive asset. In fact, there is a lot of history, science, and wounded memories," Khairil said.

Museum Tsunami Sigli_02.jpg

Museum Tsunami Sigli_03.jpg


Luka Hati di Museum Tsunami Pidie

Sebuah bencana besar perlu untuk dikenang dengan berbagai cara. Menyimpan kenangan tentang bencana bukan untuk membuka luka lama atau mempertahankan luka agar tetap berdarah. Kenangan dijaga dan dirawat sebagai panduan dalam menatap masa depan. Kenangan seperti cermin, tempat kita melihat kita di masa lalu untuk memperbaiki semua kekurangan dan meningkatkan semua kelebihan. Yah, memang benar. Kenangan memang tempat kita berintrospeksi.

Begitulah barangkali yang melatarbelakangi pendirian Museum Tsunami di Kota Sigli, Pidie, Aceh. Gempa berkekuatan 9,3 skala Richter yang disusul gelombang tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam, menelan ratusan ribu jiwa di seluruh Aceh, termasuk di Pidie.Untuk mengenang bencana paling dahsyat di abad modern tersebut, di Banda Aceh—ibu kota Provinsi Aceh—juga dibangun Museum Tsunami yang megah.

Di Sigli, museum lebih kecil dan sederhana. Terletak persis di tepi pantai. Objek yang mencuri perhatian di sana adalah peta bola dunia berwarna emas yag terletak di luar gedung dengan latar potongan ayat suci Al-Quran. Di belakang bangunan, terdapat daftar nama korban meninggal dan hilang berikut alamat desa mereka di dinding, serupa nama korban perang Vietnam di Monumen Wall di Washington DC, Amerika Serikat. Selebihnya, tidak ada menarik untuk dilihat di Museum Tsunami Pidie.

Kondisi museum terlihat seperti tidak terawat. Banyak sampah berserakan di setiap sudut. Toilet pun seperti kurang terurus dan ada bagian yang rusak. Ada ruangan kecil yang dipakai untuk tempat tinggal petugas jaga.

Museum Tsunami Sigli_04.jpg

Belum diketahui apakah karena kondisi museum yang menyedihkan sehingga tidak terlihat adanya pengunjung ke sana. Padahal, pengunjung pantai bisa sekalian mengunjungi museum kalau ada sesuatu yang menarik di sana. Bagi penduduk asli Sigli, barangkali sudah tidak menarik lagi mengunjungi museum. Namun tidak bagi penduduk luar, termasuk mahasiswa yang ingin melakukan riset di sana.

Seorang anggota DPRD Pidie, Khairil Syahrial, menyebutkan Museum Tsunami Pidie seharusnya bisa dijadikan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan mengenai bencana gempa dan tsunami. “Museum memang belum diperlakukan sebagai aset yang menarik. Padahal, di sana tersimpan banyak sejarah, ilmu pengetahuan, dan kenangan yang penuh luka,” kata Khairil.[]


Museum Tsunami Sigli_05.jpg


Peta Museum_01.jpg


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Meseum ini dulu dikelola oleh BRR dan pernah kemudian diserahkan kepada KNPI, kalau saya tidak salah. Kami punya project untuk menghidupkan kembali Meuseum ini, yaitu membuat pemutaran film karya anak Aceh setiap malam Minggu. Namun, belum berjalan karena sulitnya proses birokrasi. Apalagi kami atas nama komunitas, bukan instansi. Sederhananya, gak ada kop surat lah haha.. but we try to battle it. Budaya buang sampah memang luar biasa menggenaskan di Sigli. Pantainya saja sangat jorok. Melalui program Save Our Beach, tahun lalu kami membersihkan sampah sepanjang pantai. Melalui beberapa kolaborasi komunitas dan siswa sekolah. Namun, "anta tabni, wa ghairuka tahdumuhu" (gata ta peugot, awak laen tukang reuloh" .

Terima kasih bg Ayi tulisannya, ini bisa jadi ide kegiatan sosial bagi KSI Chapter Pidie. cc @rezaacoi

Kegiatan yang positif sebenarnya @akbarrafs. Tapi di negeri ini, mau beramal saja susah, harus melewati birokrasi yang sulit. Makanya, kreativitas anak muda seperti terbelenggu di sini, di nanggroe kita karena para pengambil kebijakan tidak punya daya kreatif.

Semoga agenda di Pantai itu bisa berjalan @akbarrafs. Kita perbaiki budaya kita menjadi lebih beradab.

Tentunya bang. Steem on

museum yang di museumkan

Menyedihkan ada museum yang masuk museum Bro @hendrafauzi.

People who liked this post also liked:

Pemimpin by @masriadi

We are Discover Steem, if you like our work consider giving us an upvote. :) If you don't wish to receive recommendations under your posts, reply with STOP.

"Yang penting ada proyek", ada proyek ada duit... Tak peduli kemudian selanjutnya harus bagainana, kan? Museum itu penting tapi pikirkan bagaimana museum itu hidup. Begitu kan ya?

Dalam membangun, kita selalu berorientasi jangka pendek, Sista @mariska.lubis. Kita belum memiliki visi membangun yang benar.

Di negeri ini, sudah terlalu banyak bangunan yang dibuat hanya untuk ditelantarkan, bang. Miris.

Bangsa yang bisa membangun, tapi gagap dalam merawat. Harusnya kita belajar membangun sekaligus merawat dari bangsa lain.

Mungkin harus sering dibuat acara atau bahkan agenda bagi mahasiswa ataupun pelajar untuk berwisata sejarah

Sunami membuat banyak org didunia ikut merasakan pedihnya peristiwa kala itu

Di sini, semuanya panas-panas tahi ayam @batujourney, dan semunya untuk jangka pendek.

Saya kira untuk menghidupkan sebuah museum, pemerintah daerah harus menggandeng komunitas-komunitas kreatif, misalnya komunitas fotografi, film, sastra, juga para pecinta sejarah. Ini tentu saja tak sulit. Bahkan mereka juga tidak perlu dibayar, tinggal disupport saja acara-acara mereka untuk diadakan di museum. Bahkan mereka bisa dikumpulkan dan dibentuk Komunitas Pecinta Museum. Tapi masalahnya mungkin ini tidak terpikirkan oleh dinas (atau pejabat) yang mengurusi urusan museum ini. Atau mereka memang tak perduli? Tapi sayang saja monumen penting semacam ini terlantar.

Terpikirkan mungkin ada Bang @musimail, tetapi untuk menjalankannya yang tidak ada keinginan. Banyak faktor yang jadi penyebabnya, antara lain dinas bersangkutan hanya melakukan program pragmatis saja. Tidak ada kreativitas dalam menyusun program. Belum lagi kepala dinas yang menyusun agenda kerja seperti di atas, tiba-tiba dimutasi karena tidak sesuai dengan selera kepala daerah.

Dan karenanya bangsa kita sangat mudah melupakan sejarah. Konon...

Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya @abuarkan. Tetap semangat dan tetap belajar. Mohon resteem kepada orang-orang yang berpengaruh dan voted 100 persen.

Jangan lupa belajar bro dan tetap semangat. Sukses tameudoa...

Dalam benak anak manusia, ingatan menjadi suatu ujian. Kala kalimat menjadi pengingat. Saat prasasti membawa pelajaran. Saat itu kemanusiaan muncul perlahan.

Kita memang harus mencatat di tengah ingatan manusia yang rapuh. Terima kasih @andrianhabibi.

Kakanda ikutan kontes dunk. Hahahaha. Atau bantu promosiin. Mana tahu bisa membantu para jomblowan bertemu dengan jomblowati. Hahahahah

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 60856.28
ETH 2937.97
USDT 1.00
SBD 2.44