Menghabiskan akhir pekan kali ini , saya bersama rekan-rekan dari komunitas Steemit Indonesia Chapter Banda Aceh yang hoby berpetualang dan jalan-jalan, yaitu : @Kemal13 @kakilasak, @orcheva, @yasir.mogers, @rulifachrijal dan @ides. Bersama mereka ini, hampir tiap week-end, kami selalu mencoba untuk menjelajahi wisata alam yang anti-mainstream atau tempat-tempat baru yang masih jarang dikunjungi orang.

Untu kali ini, destinasi wisata alam yang menjadi tujuan kami untuk dikunjungi adalah Blang Ulam. Tempat yang masih alami dan sangat indah ini berlokasi di Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jarak tempuh yang harus dilalui dengan kereta ke tempat ini bila bergerak dari pusat Kota Banda Aceh, akan membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

Akan tetapi, untuk menuju ke sini, kami menghabiskan waktu hampir 1 jam 45 menit. Kenapa? Karena harus singgah di beberapa tempat untuk membeli kebutuhan logistik. Hal ini disebabkan kami akan menginap satu malam, maka harus belanja barang-barang untuk keperluan selama camping. Seperti : stok makanan dan snack, buah-buahan untuk rujak, udang untuk umpan pancing dan bumbu mie Aceh untuk memasak mie yang menjadi menu utama kami.

Kemudian, ditambah lagi waktu yang harus molor karena godaan buah Jumblang atau dalam bahasa aceh disebut Jambee Kleng, yang tumbuh di sepanjang jalan, ketika melintas kawasan Lhok Mee, setelah melewati Krueng Raya. Banyaknya buah yang berwarna ungu kehitaman ini, mengalihkan pandangan kami. Sehingga, kami pun tergoda dan berhenti beberapa saat untuk memetik buah yang terasa masih sangat segar karena langsung dipetik dari pohonnya.

Setelah sampai ditempat tujuan, hari menjelang magrib. Tenda yang sangat sederhana segera di dirikan untuk berjaga-jaga apabila hujan turun sebagai tempat untuk berteduh. Tidak lupa pula mengikat hammock sebagai tempat santai sambil menikmati segarnya hembusan angin laut dan desiran ombak bergemuruh di tepi pantai.

Tenda telah berdiri kokoh, dan hammock pun telah terpasang. Matahari sebentar lagi akan tenggelam, ini dia yang ditunggu-tunggu? Saatnya hunting sunset. Bermodalkan kamera dan ponsel pribadi masing-masing, semua mulai sibuk mengabadikan momen matahari terbenam di ujung barat Pulau Sumatera ini.

Suasana gelap mulai terlihat, pertanda malam telah menjelang. Kini waktunya menyalakan api unggun untuk menghangatkan badan dari dinginnya angin pantai yang mulai bertiup kencang kala malam hari tiba. Di sini, Tidak sulit mencari kayu kering untuk dibakar sebagai bahan api unggun. Hanya perlu dikumpulkan saja, karena kayu-kayu kering memang telah banyak terdampar disepanjang pantai ini.

Nasi goreng yang sangat lezat hasil racikan chef @ruli dan @orcheva, menjadi menu makan malam kami. Ummm, nyummiii!! Nikmatnya menikmati nasi goreng ditemani hangatnya api unggun sambil duduk santai di atas pasir. Tentunya, ditambah lagi dengan desiran angin pantai yang berhembus, sehingga menjadikan suasana camping makin seru.

Malam semakin larut, air laut pun mulai surut. Tapi, semangat kami tak pernah surut. Berikutnya, kegiatan kami dilanjutkan dengan memancing ikan dan mencari kepiting. Walau tidak banyak yang diperoleh, tapi hasil tangkapan ikan dan kepiting sangat nikmat setelah dibakar.

Itulah sekilas yang bisa saya bagikan tentang kegiatan kami selama camping di Blang Ulam, sejak dari mulai berangkat sampai larut malam hingga kami terlelap dan bangun menjelang pagi. Setelah sarapan pagi dilanjutkan dengan rujak party. Akhirnya, mie bumbu Aceh yang sangat nikmat sebagai menu penutup makan siang kami sebelum pulang.

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

TERIMAKASIH KEPADA SEMUA ANGGOTA KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA, SALAM KOMPAK SELALU..!!!