Paradoks Rokok's

Assalamualaikum..

Teuh rukok sibak !!! Sapaan biasa yang kita dengar sehari - hari dalam pergaulan masyarakat dewasa ini.

Rokok tanpa disadari sudah menjadi kunci dalam memulai sebuah pertemanan, sangat mudah akrab orang yang saling sapa dengan sebatang rokok.

Saya tidak akan membahas status hukum rokok, saya hanya mencungkil sedikit hubungan rokok dengan dunia kesehatan yang entah saling menguntungkan atau merugikan.

Saya agak mengerutkan kening ketika membaca sebuah berita diakhir 2017, dimana Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani mengatakan akan menggunakan dana cukai rokok sekitat 5 triliyun untuk menutupi defisit anggaran BPJS Kesehatan. Wow penyebab sakit menyumbang untuk berobat.

Cukup paradoks bukan, rokok yang isinya racun bisa menyumbang untuk solusi penawar dirinya.

Dilema ini sudah sangat lama terjadi, antara rokok, perusahaan rokok, pekerja rokok, dan kesehatan masyarakat, namun sampai saat ini tidak ada solusi konkrit. Produksi rokok terus meningkat, biaya iklan kesehatan anti rokok juga meningkat. Yang dilakukan hanya membatasi promosi masif rokok tersebut sambil menghitung berapa pendapatan dari cukai rokok.

Akhirnya kembali ke diri kita masing - masing menilai dan mengambil kesimpulan tentang rokok, alangkah baiknya jangan merokok, saya tidak merokok walaupun saya sendiri menjual rokok 🙏🙏🙏..

Bagi perokok, Saya tau, dalam hati kecil kalian, kalian ingin berhenti.

Wassalam,
@arulkomand4n