Mengenang Salah Seorang Dosen Terbaik

in #indonesia7 years ago

image
Sumber: vebma.com

Tulisan ini terinspirasi dari postingan Kak @mariska.lubis yang berjudul Trik Memperbanyak dan Menguasai Kosa Kata Bahasa Asing Dengan Cepat. Beliau menceritakan bagaimana gurunya dulu mengajarkan sebuah cara untuk menambah pembendaharaan kata terhadap satu bahasa. Cara ini adalah sebuah cara pembelajaran klasik yang mungkin saja sekarang sudah tidak dipakai lagi seiring dengan meningkatnya penggunaan dan berkembangnya teknologi. Padahal, cara-cara klasik seperti inilah yang sangat efektif dalam pembelajaran. Selain dimudahkan, tanpa sadar kita juga sudah dilemahkan oleh teknologi. Dalam pembelajaran cara klasik, yang dibutuhkan hanya kemauan dan rutinitas untuk mengulang.

Setelah membaca postingan tersebut, saya jadi terkenang oleh salah seorang dosen saya. Nama beliau Jang Jahyadi. Beliau termasuk dosen senior, dan sekitar tahun 2015 beliau dipanggil oleh Allah SWT. Saya tidak begitu tahu mulai kapan beliau mengajar di kampus saya, tapi para senior angkatan 90-an mengaku sempat diajarkan oleh beliau. Beberapa mahasiswanya dulu, kini sudah mengganti perannya sebagai dosen di kampus.

Beliau adalah sosok yang perfeksionis dalam grammar dan menulis. Beliau tidak segan-segan marah ketika mahasiswanya salah meski hanya sedikit. Saya berkali-kali dimarahin hanya karena ide yang saya tuangkan ke dalam outline tulisan saya kurang nyambung dari ide pokok. Buku dilempar keluar lewat jendela, dicubit, atau dipermalukan di depan kelas adalah hal biasa. Ya itu sekitar tahun 2009-an, dan hal seperti itu masih biasa. Kalau dulu, kami diam saja dan tetap menghormati beliau, atau siapapun dosen atau guru kami yang seperti itu. Kalau sekarang, mungkin akan beda ceritanya. Ditambah lagi, beliau juga dikenal perfeksionis dalam pemberian nilai akhir. Dikarenakan hal itu banyak mahasiswa takut mengambil kelasnya. Termasuk saya yang pernah membatalkan kelasnya dan memilih tidak mengambil kelas Writing 1. Waktu itu, pihak prodi hanya mengizinkan kami memilih kelas berdasarkan waktu saja, nama dosen dirahasiakan. Makanya saya kedapatan kelas beliau. Mungkin takdir saya memang harus bertemu beliau, lolos di satu semester, dua semester selanjutnya saya kembali dapat bersama beliau, dan kali ini saya tidak bisa lari lagi. Meski sekarang saya mensyukuri karena sempat menyerap ilmu dari beliau, waktu itu tetap saja setiap masuk kelas beliau rasanya seperti masuk ke rumah hantu.

Dua kali dan dua semester masuk kelas beliau benar-benar membuat saya mendapat ilmu yang tidak biasa, melalui cara pembelajaran yang klasik. Beliau tidak segan mengulang di situ-situ saja jika mahasiswanya belum bisa. Bagi beliau, menguasai yang sedikit itu lebih baik dibandingkan banyak belajar namun tidak ada yang dikuasai. Beliau mengharuskan mahasiswanya menulis outline per paragraf untuk kemudian dijadikan sebuah tulisan. Beliau mengajarkan sangat bertahap. Diawali dengan membuat ide pokoknya terlebih dahulu. Lalu kalimat utamaya. Baru lah kemudian diikuti ide-ide bantunya untuk menjadi sebuah paragraf. Klasik dan lama, iya?

image
Sumber: msliewsclass.weebly.com

Tapi yang seperti ini lah yang memaksa otak kita bekerja dan membuat kita terbiasa. Kalau ide pokoknya kurang bagus, beliau minta ubah. Kalau ide bantunya tidak sesuai atau melenceng dari ide pokok, beliau minta ulang. Ya gitu saja sampai pas bagi beliau. Kalau berkali-kali belum pas, ya siap-siap saja kena semprot.

Dalam menulis, beliau juga menekankan tidak adanya error, baik error dalam grammar atau terjadi typo dalam proses penulisan. Oleh sebab itu, beliau menekankan untuk mahasiswanya mau membaca lagi setiap tulisan yang mereka tulis sendiri. Sangat banyak kertas saya habiskan waktu itu hanya untuk membuat outline dan juga ketika membuat tulisannya. Sekarang barulah saya sadar betapa ilmu itu sangat berguna.

Soal dedikasi beliau tidak perlu dipertanyakan lagi. Rumah beliau dekat kampus. Ketika masih sehat, beliau jalan kaki. Hujan badai tetap datang dengan identik payung hitamnya. Semakin lama kesehatannya memburuk, beliau beberapa kali tidak masuk. Meskipun tidak banyak, tapi dibanding semester sebelumnya yang mana beliau selalu datang mengajar. Semester beliau mengajar kelas kami itu adalah semester terakhirnya beliau mengajar. Seharusnya beliau sudah lama pensiun, namun pihak kampus ingin beliau tetap mengajar.

Sekitar tahun 2014, dikabarkan beliau sudah tidak bisa bangun dan hanya bisa berbaring. Saya dan beberapa teman sempat datang menjenguk beliau. Di situ beliau berpesan bahwa jika kami bekerja nanti harus kerja yang benar. Yang jadi guru atau dosen, hendaknya mengajar dengan benar pula. Mendidik adalah sebuah tanggung jawab. Terakhir, beliau meminta maaf atas segala kesalahan beliau selama mengajar kami.

Setahun berselang, saya mendapat kabar beliau dipanggil oleh Allah SWT. Dan dimakamkan di kampungnya, saya lupa antara Pidie atau Pidie Jaya. Atas segala ilmu yang diberikan, saya sangat berterima kasih kepada beliau. Sistem pembelajaran klasiknya tersebut lah yang menginspirasi saya untuk mendalami teknik-teknik dalam menulis. Lalu, saya angkat cara pembelajaran tersebut menjadi judul skripsi saya.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk beliau. Jikalau masih banyak kekurangan, itu murni karena saya dulu mungkin kurang menyerap ilmu yang beliau berikan. Jikalau bagus, itu karena ilmu yan beliau ajarkan dan juga ridho Allah SWT. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah membaca sampai habis. Semoga ilmu yang bermanfaat ini menjadi penolong bagi beliau di alam sana. Juga, kepada teman-teman yang masih bersekolah atau kuliah, mari senantiasa menghormati guru dan dosen kita. Jangan dicaci, bertutur kata kasar, apalagi sampai dipukul. Demikian saja, wasallam.

Sort:  

Saya sangat terharu sekali membacanya dan sangat rindu dengan dosen yang benar berjiwa mendidik seperti guru saya dan juga dosenmu... Meskipun keras dalam mendidik, tetapi dari sanalah kita juga pada akhirnya sadar bahwa semua itu dilakukan karena jiwanya sebagai pendidik yang ingin muridnya itu hebat dan berhasil...

Memang setelah dijalani dan dilewati baru kita sadar betapa hal itu sangat berguna bagi kita ya Kak @mariska.lubis. Terima kasih Kakak sudah singgah. 😊

Mantap saya suka dengan postingan ini..

Terima kasih sudah mampir, Bang... 😊

Saya sangat senang atas artikel yg telah @ariefdermawan jelaskan .. terimakasih

Di bagian mananya yang buat senang, @kanamarina? 😅

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 56500.57
ETH 2341.32
USDT 1.00
SBD 2.33