Berbagi Cerita: BDF dan BDSC
Cerita ini saya tulis sesuai dengan permintaan beberapa teman mengenai kegiatan yang saya ikuti pada akhir tahun lalu. Kegiatan yang membuat saya satu pintu kedatangan dengan Bunga Citra Lestari, satu forum, tatap-tatapan hingga di like foto di instagram dengan Dian Sastrowardoyo, satu lift berdua dengan Cinta Laura saat turun ke ruang makan hotel, hingga satu pesawat pulang dengan Darius Sinathrya. Baiklah, semua akan saya kupas secara tajam setajam sikat menggosok dinding kamar mandi. FIX!
BDF DAN BDSC
Sebelumnya, Bali Democracy Forum adalah kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI). Sesuai namanya, pembahasan utama disana adalah seputar demokrasi baik di Indonesia maupun negara lain di dunia. Kegiatan ini melibatkan segenap para pemimpin dunia ataupun yang mewakili seperti Menteri Luar Negeri maupun Duta Besar Negara terkait. Pada tahun 2017 adalah tahun kesepuluh, tema yang diambil yaitu "Does Democracy Deliver". Istimewanya, pada tahun ini pertama kali didalamnya terdapat rangkaian BDSC (Bali Democracy Student Conference).
Hanya ada 50 mahasiswa mewakili Indonesia termasuk saya, dan sekitar 150an (kalau tidak salah) yang mewakili negara lain di dunia. Didalam agenda BDSC, kami membahas mengenai bagaimana sejauh ini peran pemuda dalam memperjuangkan demokrasi yang sebenarnya. Didalamnya terdapat dua panel discussion dengan pemateri dipilih secara sukarela baik dari Indonesia maupun negara lain. Sebelumnya terdapat juga paparan dari perspektif Dian Sastrowardoyo selaku artis, aktivis sosial dan juga ibu rumah tangga.
RANGKAIAN KEGIATAN
Sebenarnya, sesuai namanya yaitu Bali Democracy Forum kegiatan ini dilaksanakan di Bali. Namun mengingat aktivitas Gunung Agung yang saat itu sedang dipuncak "ngambek", pihak Kemlu memikirkan keselamatan para perwakilan negara dan akhirnya kegiatan pun dipindah ke Banten. (No problem, that conference still BDF even not Bali but Banten, we proud of Kemlu and all committee). Acara konferensi berlangsung di Banten, tepatnya di gedung ICE (Indonesia Convention Exhibition). Kegiatan dibuka oleh Bapak Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden RI (Bapak Joko Widodo berhalangan hadir). Sebelumnya ada juga sambutan oleh Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Lestari Marsudi yang juga menyinggung mengenai Palestina yang sedang menjadi permasalahan yang penting dan genting. Selanjutnya, kegiatan BDF di arahkan oleh bapak Wakil Menteri Luar Negeri, A.M Fachir. Dan penginapan, kami menginap di Gran Melia Jakarta. Selanjutnya, mengenai trip kami juga berkesempatan menuju Taman Mini Indonesia Indah, Gedung Pancasila, dan juga ke kota Bandung dengan disambut oleh bapak Ridwan Kamil.
PROSES PENDAFTARAN
Sebelumnya, saya mengetahui informasi kegiatan BDSC ini dari Mbak Orchid (Staf Direktorat Diplomasi Publik) dan juga dosen saya, Bu Ade (Dosen Pembimbing saya) dan Pak Azhari (Kepala Pusat Bahasa Universitas Malikussaleh). Persyaratan untuk kegiatan ini susah-susah gampang menurut saya. Salah satunya terdiri dari CV, surat rekomendasi dari Universitas (saya mendapatkan rekomendasi dari Pembantu Dekan III Universitas Malikussaleh), surat pernyataan, sertifikat TOEFL dengan minimal skor 500, dan yang terakhir adalah esai dalam bahasa Inggris mengenai Demokrasi dengan topik yang sudah ditentukan (saya menghantui beberapa teman saya untuk mengoreksi kata per kata). Semua berkas dilampirkan secara online dalam formulir yang sudah disediakan panitia. Hingga akhirnya sekitar dua bulan kemudian pengumuman berlangsung dan... Tadaaa, I found my name. Didalamnya kebetulan ada 3 perwakilan dari Aceh. Ada saya dari Universitas Malikussaleh-Aceh Utara, Rizka dari Universitas Syiah Kuala-Banda Aceh dan Heni dari IAIN-Langsa.
APA YANG BISA DIAMBIL
Banyak hal yang saya dapatkan di kegiatan ini, salah satunya saya mengerti bahwa demokrasi meskipun sempurna dalam teori tetapi tidak dalam praktik. Semua sesuai dengan standar dan idealnya bagi setiap negara. Semuanya tentang bagaimana kita menghargai kebijakan negara lain. Saya bisa belajar banyak dari teman-teman baru, pengalaman baru, tantangan baru hingga pelajaran baru yang bisa saya ambil untuk diimplementasikan dan dibagikan kepada yang lain. Kebaikan bisa dilakukan dengan cara apapun dan pada siapapun.
Mengenai kegiatan ini, yang paling ingin saya sampaikan adalah bahwa yang saya dapatkan ini bukan secara instan. Bukan semua hal yang saya apply langsung lulus sekejap mata. Ini merujuk pada perkataan beberapa teman-teman yang mengira saya lolos dalam sekali melamar. Beberapa waktu sebelum itu saya sedang dalam masa sedih-sedihnya karena melamar berbagai kegiatan dan TIDAK ADA SATUPUN YANG LOLOS (terimakasih Deedee selaku mentor saya di XLFL yang tetap memberi arahan baik sehingga saya tetap menjadi orang yang Insha Allah tahan banting). Saya harap, teman-teman bisa terus berjuang dengan mimpinya. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
Salam Man Jadda Wajada!
All photos source from : www.instagram.com/@annisazulkarnain
Best regards,
@levycore, @aiqabrago, @good-karma
Di dalam forum tersebut perwakilan negara mana saja yang aktif berdiskusi kak ? Pasalnya, tidak semua negara menggunakan sistem ini. @annisazulkarnain
wihh,, jadi kagum sam annisa
lnjutkan nis,
Nice kakak kece
Luar biasa kak, Terima Kasih telah berbagi pengalamannya kak
Mantap kali ni Kak,
Pengalaman yg berharga ya kak.
Bisa nambah pengetahuan ni
Fix, keren pengalaman yang sangat luarbiasa dan sudah mendapatkan kesempatan ini. Semoga menjadi pemudi yang sejati, like it @annisazulkarnain
mantap kak nisa
Oalaaahhh...rencana bunda minta kopas rencana mau nulis dimari,,,eh orangnya ada main #steemit juga..alahhai @annisazulkarnain
Mmg adek lon luar biasahhhh
kak Nisa. kakak jadi salah satu inspirator nia. sejak kakak jadi pemateri di acara diklat CM. kereennn kak Nisa.