Ketika Penerbit Menuhankan Penulis Berfollowers Banyak

in #indonesia6 years ago

Penulis berkualitas itu susah.jpg

Butuh waktu lama untuk membangun kepercayaan, tetapi tidak butuh waktu lama untuk menghancurkan kepercayaan.

Penerbit-penerbit di Indonesia kini sangat berani mempertaruhkan kepercayaan pelanggan karena tergiur oleh fenomena “karya yang telah dibaca jutaan kali”.

Bagi Anda yang bukan penghuni Dunia Oranye (baca: Wattpad) pasti asing dengan pernyataan “TELAH DIBACA JUTAAN KALI”. Wattpad merupakan platform kepenulisan yang bisa juga disebut sebagai versi buku online. Pemilik akun dapat menerbitkan karya dengan berbagai genre, lengkap dengan cover dan detail bab-nya. Tetapi sayangnya platform ini lemah keamanan sehingga orang lain dengan mudah bisa menjiplak karya yang sudah diposting dalam Dunia Orange tersebut.

Jumlah pembaca dan vote beserta peringkat karya ditampilkan pada karya tersebut sehingga daftar-daftar teratas karya populer menjadi rekomendasi untuk dibaca penghuni Wattpad yang bingung ingin membaca karya yang bagaimana.

Dampak Bagi Penulis

Dua tahun belakangan ini, penerbit tergiur untuk menerbitkan karya hasil dari Dunia Oranye. Kenapa? Ya jelas saja tergiur, karena jika suatu karya “TELAH DIBACA JUTAAN KALI” dalam bentuk online tersebut, mungkin akan banyak yang tertarik untuk membeli versi cetak, apalagi jika di versi Wattpad-nya karya tersebut sengaja dibuat ‘menggantung’.

Akibat dari fenomena silau dari Dunia Oranye tersebut, banyak penulis yang belum ‘matang’ tidak lagi fokus mematangkan diri, justru fokus membanyak followers dan angka “TELAH DIBACA JUTAAN KALI” hanya agar bisa menembus penerbit mayor yang bagi penulis pemula susah ditembus.

Penulis baru bisa menghalalkan segala cara untuk bisa memiliki label dibaca jutaan kali, seperti yang banyak terjadi di Dunia Oranye saat ini yaitu menulis ulang karya ulang di platform tersebut agar mampu menarik perhatiaan banyak followers. Sungguh sangat berbahaya, bukan?

Kini tampaknya prinsip penerbitan telah berubah. Budaya menerbitkan karya dari orang yang sudah terkenal, membuat banyak orang menilai bahwa “tidak perlu karya bagus yang penting diri sudah terkenal sehingga banyak orang yang mau membeli” Pernyataan tersebut semakin diperkuat dengan para SelebTwit ataupun SelebGram yang ditawari menerbitkan buku.

Sungguh sangat miris sekali dunia penerbitan saat ini. Memang tidak munafik, bahwa penerbitan membutuhkan banyak pemasukan agar mereka tidak gulung tikar. Tapi, apakah demi hal tersebut, aspek kualitas akhirnya tidak lagi jadi perhitungan?

Dampak dari penerbit menuhankan penulis berfolowers banyak, penulis berbakat yang tidak terkenal di media sosial, sulit memiliki kesempatan untuk menerbitkan karyanya. Atau pun jika sudah mendapatkan kesempatan menerbitkan buku, pada akhirnya sulit mendongkrak penjualan karena faktanya penulis berfollowers sedikit ini tidak dibantu melakukan promosi.

Saya menuliskan tentang hal ini karena saya merasakan sendiri novel saya mandeg penjualannya karena saya kalah telak dari penulis berfollowers banyak. Bahkan, sang editor tidak membantu mempromosikan pre-order novel saya, dibandingkan dengan penulis berfollowers banyak yang dibantu sana-sini untuk promosi.

Bahkan, saya telah berkomunikasi dengan manager distributor salah satu penerbitan, angka penjualan novel saya bagus untuk tahap pertama, tapi untuk tahap kedua langsung menurun drastis dan sudah pasti untuk tahap selanjutnya say good bye saja dari toko buku (baca: retur). Seandainya saja saya beruntung dibantu promosi, mungkin saya punya kesempatan untuk meningkatkan penjualan.

Pelajaran yang harus diambil

Pelajaran positif dari kasus ini adalah, zaman sekarang penulis harus melek media sosial agar mudah mempromosikan karyanya.

Pesan saya bagi penerbit adalah, MENCARI FOLLOWERS ITU TIDAK SESULIT MENCARI KUALITAS Jadi, berikan ruang pada penulis yang masih sedikit followers untuk bisa menerbitkan karya mereka. Apalagi, penerbit yang sudah banyak followers, bisa turut membantu menaikkan nama penulis tersebut agar followers penulis tersebut meningkat.

Dendam positif

Beruntung karena sudah mengalami kasus ini, saya punya dendam positif. Ibarat dendam positif karena diputuskan. Saya harus lebih baik lagi agar sang mantan menyesal memutuskan saya. Kini saya sudah lumayan memiliki followers banyak (di Wattpad, Instagram, Twitter) karena saya sudah paham polanya. Apalagi saat ini saya berprofesi sebagai Social Media Spesialist di perusahan media relation consultant. Jadi, memiliki banyak followers itu mudah. Memiliki kualitas dalam berkarya yang susah

Sekarang hanya beberapa penerbit yang mempertahankan untuk tidak terkena silau fenomena followers banyak. Saya berharap semoga ada penerbit yang punya hati untuk tetap berkontribusi mendukung karya anak bangsa.

Sekian curhat panjang saya, yang menjadi pengingat bagi saya untuk terus meningkatkan followers di zaman gila followers ini. Untuk apa? Agarbila suatu hari nanti saya memiliki penerbitan, saya bisa membantu teman-teman berbakat untuk menerbitkan karya dan mempromosikannya.

Oh ya, bagi teman-teman yang cuplikan karya ingin saya bacakan dan saya bantu share, silakan berkomunikasi melalui akun Instagram saya anggrek_lestari

Selanjutnya, saya akan menuliskan topik hal-hal kelemahan di platform Wattpad yang menciptakan budaya tidak sehat bagi penulis, atau topik mengenai cara memperbanyak followers beserta interaksi di media sosial. Saya butuh bantuan kalian untuk memberikan masukan hal apa yang harus saya tuliskan.

Terima kasih sudah membaca curhatan panjang saya ini.

Salam.

Anggrek Lestari

BIODATA ANGGREK.jpg

DQmfR6RJvcxEtcfyCfxqYumPaG7ARPJAPHUPNLYzJJhkHke_1680x8400.jpg

Sort:  

Dulu jaman 2012an, novel saya pernah diterima untuk diterbitkan. Editornya nyuruh naikin followers.
Sekarang, penerbit nyuruh banyakin followers dulu baru serahin naskah. Hehehe

Beda zaman nih. Ehehe

Pertama ignya sudah saya follow

Kedua, terkait konten. Memang benar, tapi tidak salah juga. Karena penerbit membutuhkan terbitannya terjual. Sehingga, bagi orang yang memiliki follower banyak dapat menguntungkan dirinya dan penerbit.

Ketiga, kita tetap harus menjaga semangat. Biarkan pembaca yang menilai.

Yeay, sudah saling follow!!!

Yuk tetap semangat meningkatkan kualitas. Yakin, pasti tulisan berkualitas yang akan menemukan pembacanya sendiri.

Salam kenal kak. Tulisan yg maniss...aku suka sekali...zaman now memang menerbitkan bukunya masih orientasi pasar

Salam kenal kembali.

Iya yang terpenting harus seimbang saja cara kita memperbanyak koneksi dan menambah kualitas diri. 😊

Yang pentibg semngatnya tetap terjaga. Nanti suatu waktu pasti ada jalannya...

tetap semangat

Jadi sekarang mbak paham banget dong kenapa penerbit lebih senang menerbitkan karya penulis yang followernya banyak? Tentu dari strategi marketing, hal itu jadi lebih memudahkan untuk penjualan. Jadi seharusnya ga perlu marah kalau penulis berfollower banyak di Wattpad lebih dilirik penerbit dari yang tidak. Kalau penulis tidak bisa 'menjual' karyanya sendiri dalam bentuk online, bagaimana karyanya bisa dijual dan memberi untung kedua belah pihak jika dijual dalam bentuk buku?

Iya paham. Tapi makanya saya berpesan agar tetap ada bagi ruang untuk para pemula di luar sana. Tapi ya itu tadi, kita tidak bisa hanya melihat dari segi "yang berfollowers banyak". Kualitas harus tetap diperhatikan. Ya sama sama kita ambil positifnya saja.

Terima kasih sudah mampir :)

Bisnis tetaplah bisnis. Penerbit tidak punya waktu untuk mencreat mesin pembuat uang. Kalau bisa lebih instan dapet sumber uang why not?

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 59702.71
ETH 2542.73
USDT 1.00
SBD 2.54