Education for our family
Edukasi Untuk Keluarga Kita
Hari ini mewakili lembaga, saya hadir pada acara Seminar Nasional oleh Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN). Di acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh perempuan Aceh seperti Ibu Darwati A. Gani (ibu penggerak PKK prov Aceh sekaligus Istri Gubernur Aceh), ibu Illiza Sa’aduddin Jamal (tokoh perempuan Aceh dan mantan walikota Banda Aceh), Bunda Meries (praktisi parenting dan Trainer STIFIn) yang mereka juga merupakan seorang ibu dalam keluarganya. Seminar ini membahas tentang "Kenali bahasa Cinta dalam Keluarga sebagai Penangkal Candu Narkoba". Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Kota Banda Aceh.
Target acara ini adalah bagi ibu-ibu, pemudi dan mahasiswi. Namun banyak juga di hadiri oleh bapak-bapak dan para pemuda. Acara ini dibuka oleh Ibu Darwati A. Gani, dalam pidatonya beliau berpesan :
- Menanamkan sejak dini tentang hidup sehat kepada keluarga, sehingga orang tua harus menjadi role model bagi anaknya.
- Memberikan informasi yg benar tentang bahaya narkoba.
- Peduli dengan lingkungan sekitar dimana anak kita tumbuh dan bergaul, sehingga langkah antisipasi dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan lingkungan rumah kita, dusun dasawisma atau dengan anak tetangga yang seusia. Kita bisa membuat sistem keamanan thd anak kita.
- Menjalin hubungan interpersonal yg baik dengan pasangan dan anak-anak kita. Karena kedekatan hubungan batin dengan orang tua akan membuat anak menjadi nyaman.
- Bagaimana kita bisa membangun cinta dengan seni berinteraksi terhadap anggota keluarga. Karena upaya menyangkut merubah seseorang dan menjalin hubungan harmonis tidak semudah membalikan telapak tangan namun harus ada kiat-kiat khusus.
Kemudian Ibu Illiza yang menjadi salah satu pembicara bersama Ibu Meries, berbagi pengalaman bagaimana beliau menjaga kekuatan dan berseni komunikasi dengan anaknya yang tertimpa masalah dengan sekolah dan gurunya sehingga beliau berhasil dan anaknya bisa dengan ikhlas dan berpikir positif dengan apa yang di alaminya dan sekarang mendapatkan hasil yang baik dan membanggakan.
Ibu Meries sendiri sebagai praktisi parenting dan trainer STIFIn berbagi pengalaman tentang bagaimana beliau berkomunikasi dengan pasangan yang berlawanan karakter dengannya dan juga menjelaskan apa itu STIFIn. STIFIn itu merupakan singakatan dari SENSING, THINKING, INTUITING, FEELING, INSTING. STIFIn ini adalah adalah karakter kecerdasan kita dan saat ini sedang menjadi trend tes kecerdasan saat ini. Tesnya dengan menggunakan alat dengan menggunakan kesepuluh sidik jari kita.
Keluarga sendiri merupakan lingkungan dasar sekaligus pondasi awal bagi seorang anak, untuk itu peran keluarga sangat besar karena dengan adanya suatu keluarga menjadi pembangunan karakteristik baru dari awal sebuah komunitas dan di sana kita diajarkan berbagai macam pengetahuan dasar dari kehidupan,dan kita tahu mana yang baik dan buruk juga berawal dari sebuah keluarga. Pengetahuan dasar itu yang nanti membentuk karakter dari anak dan sistem yang di tanamkan dalam keluarga juga beragam banyaknya sehingga ini yang bisa membedakan satu keluarga dengan keluarga yang lainnya sudah tentu hal ini juga berdampak pada peranan setiap anggota yang berada di dalamnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan keluarga, hampir sama dengan yang dikatakan oleh Ibu Darwati A.Gani di atas yaitu :
Orang-orang yang ada di dalamnya
Yang dimaksud adalah peran masing –masing keluarga seperti yang sudah di jelaskan diatas adalah adanya tokoh-tokoh yang berperan seperti adanya seorang ayah yang tugasnya adalah sebagai pemberi nafkah keluarga,dan seorang ibu yang berperan sebagai mediator di dalam keluarga.Aturan dan norma yang berlaku
Aturan dan norma yang berlaku sangat mempengaruhi keadaan keluarga karena di dalam kelompok masyarakat terkecil pun berlakunya aturan-aturan untuk menjadikan sesuatunya dalam keadaan yang teratur Sikap dan peranan orang tua(cara mendidik).
Hal sikap dalam cara mendidik juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi keadaan keluarga contoh yang sangat mudah adalah apabila cara mendidik anak dengan pola yang tidak baik maka si anak akan terdidik secara tidak baik pula,bahkan juga sebaliknya yaitu apabila cara mendidik secara baik maka akan baik pula si anak kelak namun hal ini tidak menjadikan suatu jaminan karena kita tidak dapat menyalahkan hal tersebut,biar bagai manapun lingkungan juga dapat berpengaruh dalam mempengaruhi keadaan suatu keluarga.
Budaya dan tradisi
Budaya dan tradisi juga merupakan salah faktor yang mempengaruhi keadaan keluarga karena latar belakang terbentuknya suatu keluarga juga dapat kita lihat dari faktor budaya dan tradisi. Contoh adalah apabila seorang ayah membawa sebuah tradisi keluarganya maka hal tersebut masih tetap melekat dengan sendirinya dan juga seorang ibu yang membawa budaya dan tradisinya, maka hal tersebut sama dengan seorang ayah yang membawa tradisinya maupun budayanya. Hal ini dapat dilihat dalam kesehariannya dan juga dalam masalah peraturan-peraturan yang berlaku dalam keluarga tersebut.Lingkungan sekitar
Pada hal ini lingkungan perkembangan tidak hanya berlaku hanya dalam keluarga melainkan juga pada lingkungan sekitar mengingat kita hidup dalam satu lingkungan tertentu sehingga hal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu keluarga. contoh yang paling gampang adalah apabila kita berkembang dalam lingkungan yang mendukung untuk terciptanya situasi yang baik maka keluarga tersebut pun dapat menjadi baik pula,karena kita tidak hanya hidup dalam suatu ruang lingkup masyarakat yang terkecil melainkan hidup dalam masyarakat yang tingkatannya lebih yaitu lingkungan sekitar, pola bersosialisasi atau interaksi dalam lingkungan tersebut dapat menyebabkan distorsi-distorsi yang akhirnya membawa dampak atau pengaruh di dalam suatu keluarga yang berada didalamnya.
- Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam kedaan suatu keluarga, tingkat pendidikan merupakan hal yang dapat merubah bentuk keadaan keluarga itu sendiri dengan tingkat pemahaman dan penalaran perkembangan keluarga. Contoh : tingkat pendidikan keluarga yang bermasyarakat di lingkungan kumuh sangat sekali berbeda dengan sebuah keluarga yang tinggal di tempat pemukiman yang elite atau real estate,tingakatan pemahaman dan juga pemikiran sangat berbeda dengan yang tinggal di dalam sebuah masyarakat pemukiman elite tingkat kesejahteraannya pun juga berbeda yang satu hanya memikirkan bagaimana untuk menghidupi keluarga dengan hanya mencukupi kebutuhan dasarnya akan tetapi pada tingkat keluarga yang taraf hidupnya berkecukupan mereka berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan sekunder karena dalam pemenuhan kebutuhannya secara primer sudah tercukupi.
(Sumber : modul Recovery Center YAKITA Aceh)
Makna Cinta dalam keluarga itu sendiri bukanlah harus lemah namun cinta itu tegas atau keras. Cinta keras adalah jenis cinta kasih yang dipenuhi dengan kepedulian mendalam sehingga bersedia untuk melakukan apa saja untuk kebaikan, walaupun hal tersebut menyakitkan, tetapi bukan untuk merusak, namun hal tersebut bisa membuat memberikan kebaikan kelak.
Kemudian tugas kita juga belajar, belajar dari orang lain dan siapa saja dengan berpikir positif dan cara berkomunikasi yang baik dalam keluarga akan sangat menentukan masa depan orang yang hidup dalam keluarga tersebut.
Demikian sharing saya hari ini, semoga bisa membawa manfaat.
Salam bahagia dan tetap tersenyum..
Thanks for sharing! postingannya luar biasa dan di dalamnya terdapat ilmu yang sangat bermanfaat, khususnya bagi para orangtua agar lebih memperhatikan anak-anak mereka supaya terhindar dari hal-hal yang merugikan orang banyak, terutama sekali diri sendiri dan keluarganya.
Alhamdulillah.
Terima kasih telah membaca dan memberi vote...