Fenomena Steemit dan Masalah dalam Menulis
Dalam setahun ini Steemit menjadi sangat populer di antara para pegiat sosial media di Indonesia, khusunya di Aceh. Tak bisa dipungkiri, karena menulis steemit berbeda dengan menulis di media sosial lainnya seperti dan twitter. Dalam banyak hal, Steemit memberikan manfaat yang lebih kepada para penulis yaitu dengan sistem upvote dimana para penulis dapat menghasilkan uang dari apa yang mereka tulis.
Tentunya, fenomena Steemit menjadi begitu menarik karena dari sudut pandang saya, hal ini akan melahirkan para penulis yang notebene nya orang Aceh malas menulis. Hal ini dapat dilihat dari tidak banyaknya penulis di Aceh, khususnya penulis pemula. Sehingga dengan berbagai, motif kemunculan Steemit dapat mendorong para penulis pemula di Aceh untuk menulis di media ini, dan saya sangat yakin dalam beberapa tahun ke depan akan muncul sejumlah penulis di Tanoeh Lon sayang.
Sejauh ini, saya sendiri telah berkecimpung selama 6 bulan di steemit dan apa yang saya dapatkan cukup memuaskan menulis di media ini. Saya sendiri memilik banyak tulisan yang saya tulis selama kuliah yang memenuhi folder laptop saya khususnya dalam Bahasa Inggris karena sesuai dengan latar pendidikan saya. Tulisan yang sudah saya simpan selama 4 tahun tersebut akhirnya saya publikasikan secara bertahap melalui media Steemit dan tentunya setiap tulisan yang bersifat ilmiah tersebut menghasilkan serpihan-serpihan rupiah yang bisa saya nikmati.
Sejauh dari yang saya amati, para penulis yang berkecimpung dalam media ini juga datang dari berbagai profesi mulai dari jurnalis, guru, novelis, ilmuan, ahli ekonomi, ahli bangunan, mahasiswa, siswa, fotografer, hingga petani. Ini sangat menakjubkan bagi saya untuk membaca berbagai tulisan dari berbagai latar belakang. Sehingga saya mendapatkan berbagai tulisan mulai dari yang sangat penting, lebih penting, penting, tidak terlalu penting hingga kepada tulisan yang sama sekali gak penting.
Nah, Mungkin itu bukan hak saya untuk menilai tulisan orang lain karena perkara ini sangat subjektif. Bisa jadi, tulisan saya juga tidak penting bagi orang lain. Tapi yang perlu ditekankan dalam kemunculan steemit adalah akan kah fenomena ini melahirkan para penulis?
Permasalahan
Jelasnya, saya tidak ingin membahas permasalah bahwa ada beberapa penulis merasa tidak adil karena tulisannya yang bagus dan sistematis tidak mendapat imbalan yang sesuai dibandingkan dengan beberapa tulisan yang biasa saja tapi mendapatkan reward yang luar biasa. Karena hal tersebut sudah pernah dijelaskan oleh sang kurator @levycore dan @aiqabraqo.
Yang menjadi permasalahan adalah, menurut saya, fenomena munculnya para penulis pemula tidak diimbangi dengan minat membaca para penulis pemula. Saya percaya bahwa membaca dapat meningkatkan kemampuan menulis.Tidak perlu saya paparkan data yang scientific untuk hal ini, karena faktanya memang demikian. Munculnya Steemit mendorong para insan dari berbagai profesi untuk menulis, sehingga mereka lupa bahwa terlebih dahulu saya dan kita semua harus membaca agar dapat menulis. Bagi saya sendiri ini adalah sunnatullah (hukum alam) yang menyiratkan kepada kita untuk lebih banyak mendengar agar menjadi orator yang hebat dan untuk lebih membaca untuk menjadi seorang penulis yang handal.
Bayangkan jika kita keburu ingin menjadi penulis tanpa membaca, maka dalam proses menulis tersebut akan sangat membingungkan mulai dari menuliskan ide, memilih diksi hingga menghasilkan sebuah kalimat yang utuh. Belum lagi bagi sebagian penulis yang menterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris yang akan membuat Google translate kewalahan dalam menentukan pola kalimat yang kita tuliskan. Bisa jadi ini sebuah kezaliman karena memaksa Google untuk menentukan subject, verb, object, noun, adjective hingga adverb dari tulisan kita yang ambradur dan tidak berpola.
Oleh karena itu, Marilah sama-sama kita meningkatkan minat membaca untuk menghasilkan tulisan yang bermutu, minimal enak dibaca. silahkan kita membaca tulisan-tulisan yang ditulis oleh penulis yang handal yang tidak perlu saya sebut nama-namanya, karena mereka pun sudah lama berkecimpung
di media Steemit.
Banda Aceh, Penghujung Tahun 2017
SALAM MEMBACA KEMUDIAN MENULIS.
Sangat menginpitrasi bang,teurimong gaseh krena postingan ini aku menyadari beberapa hal dalam hal posting2 yang saya post...wajar kadang post sepi dari upvote steemian.
Terimaksih.
sama sama rakan. Yang penting tanyoe membaca bek keundo sagai @khusairi
Beres bang
Upvote long boh