Sebelumnya saya pernah menceritakan sosok Arnis seorang pelukis muda yang rela memutuskan jenjang kuliah untuk lebih serius menekuni hobi melukisnya. Karena hobi yang digeluti dengan serius ini, dia sudah mendapatkan banyak tawaran baik di dalam Aceh maupun di luar Aceh seperti Yogyakarta atau Bali.

Setelah mendapat tawaran "job" melukis dari salah satu perusahaan semen, Arnis pun mengajak beberapa pelukis muda lainnya (@saifulramadhan dan @arifmunandar72) untuk melukis tembok yang terdapat dikota Bireuen. Saya menyarankan untuk melukis dinding tua stadiun sepak bola Bireuen agar terlihat indah. Tapi setelah dilihat sutuasi sekeliling, Arnis memutuskan untuk memilih dinding lainnya karena alasan cahaya yang tidak cocok. Akhirnya terpilihlah dinding pagar rumah yang terdapat di lorong Teuku Umar depan lapangan kali jodoh desa Geudong Teungoh Bireuen.

Setelah mendapat ijin dari ketua pemuda setempat, Arnis memulai menampakkan keahliannya. Dengan menggunakan cat semprot dia menggerakkan tangan yang sudah sangat lihai. Gerakan tangan Arnis sudah terlihat sangat profesional. Beberapa pelukis lainnya terlihat sangat bersemangat. Namun karena hari sudah menjelang malam, terpaksa pelukis lainnya melanjutkan keesokan harinya.

Kegiatan melukis dikerjakan pada sore hari sekirar pukul 16.00 Wib, selanjutnya giliran Saiful yang merupakan seorang steemian melanjutkan aksinya. Masih menggunakan cat semprot dia mengeluarkan kemampuannya.

Dinding satu lagi menjadi sasaran pelukis muda lainnya yang juga merupakan steemian Bireuen yang tergabung dalam komunitas BSC (Bireuen Steemit Community). Dengan nama akun @arifmunandar72 yang tetai setia dan terus mengembangkan bakat melukisnya. Pada awalnya dia sedikit malu dengan kemampuannya, namun setelah diberikan semangat oleh kawan yang lainnya akhirnya dia pun ikut dalam kolaborasi ini.

Kali ini Arif sedikit berbeda dengan dua pelukis lainnya, dia tidak menggunakan cat semprot tapi mengandalkan kuas dan cat air. Gambar yang dilukisnya pun belum sempurna karena hari itu hujan mengguyur kota Juang, sehingga Arif harus menyelesaikan dihari selanjutnya.

Dengan kolaborasi tiga pelukis muda ini diharapkan akan melahirkan generasi muda lainnya dan menimbulkan semangat kepada pelukis muda untuk terus mengasah keahliannya.