Aku sukses dibawa berkelana ke desa Padang Petua Ali oleh tutur kalimat yang terangkai di tulisan ini, Han. Kebayang gimana jalanan pada masa itu yang berlubang, tapi yang saat ini, tentu lubangnya ga sebanyak dulu itu lagi kan?

Terus, membayangkan kebun kakaonya, adakah dia semirip perkebunan kakao yang ada di Nias Selatan sana? Duhai, kenapa aku malah melayang ke memoar sebuah desa yang kini aku bahkan lupa namanya itu ya? Nias Selatan. Oh, tidak.

Anyway, selalu suka dengan tulisanmu, Han! Zenja pasti belum pernah ke sini ya? *uhuk