Bertahan Bukan karena Cinta, 'Bercinta' Bukan karena Rindu

"Haahhh.. Kau lakukan itu lagi?" Tanyaku pada seorang belia dengan nada kesal.

Hanya dengan diam belia itu menjawab tanyaku. Kepalanya sedikit tertunduk, seakan memberi isyarat atas apa yang telah ia lakukan. Matanya mulai berkaca-kaca ibarat langit mendung nak menumpah butiran kristal dari langit.

Dengan nada pelan ku tanyakan lagi padanya yang sedang tertunduk lesu dihadapanku "Masihkah kau mengharap dia lagi? ataukah ini hanya sebuah permainan yang sedang kau lakoni?"

"Aku masih mengharap dia tapi tidak seperti dulu" pelan dan pelan kalimat itu keluar dari mulutnya. Dengan terbata-bata belia itu menyatakan bahwa cintanya tak lagi sepanas larva dan juga tak sedingin es dikutub.

Dalam kebisingan ia memberitahuku bahwa semua ini hanya untuk membalas sakit yang pernah ia rasa. "Tak lebih, aku hanya ingin melampiaskan kesalku. Bisa jadi, aku bertahan bukan karena cinta dan 'bercinta' bukan karena rindu"

Bagiku, untaian kalimat itu sudah menjawab semua tanyaku. Walau untaiannya sangat sederhana, tapi menyiratkan seribu makna. Pikirku, hanya mereka yang faham makna dibalik kalimat itu.