Touring and Positive Value of Motor Clubs (Bilingual)

in #indonesia6 years ago

Touring with motorbikes is an important part of a community in various countries. Some fans of certain types of motorcycles, or some who do not cultivate certain types of motorcycles, touring periodically to various places with various purposes. Not always touring is just for fun, showing off expensive motorbikes, or disturbing the comfort of others.

In Indonesia, people's perceptions of motorbike clubs are minuscule following many crimes that occur and involve a number of motorcycle gangs. Reporting about motorbike clubs is even more minus than plus, so its presence in Indonesia is less favored. In fact, not all motorcycle clubs are like that. There are also many motorbike clubs that do positive activities, but the echo is that with the various motorcycle gang crime acts.

People join a motorbike club for a number of reasons, for example, there are similarities in the interests of certain types of motorbikes and brands, similarities in certain football clubs, or a preference for nature. This equation makes them gather together and do joint activities including touring.

Travel to certain places, not only to celebrate togetherness on the way. By touring, ranging from planning, implementing during the trip back and forth, to the next meetings, lead to social interaction both fellow club members and other groups. This condition provides opportunities for motorcycle club members to hone social sensitivity.

Touring history

Motorcycle club members who often do tour do not necessarily understand when asked about the history of motorbike touring. It was George Adam Wyman who first traveled around half of the United States using a motorcycle in 1903. As noted by the Myman Memorial Project quoted by Kompas Klasika Saturday (03/25/2018), on a motorcycle he traveled 3,800 miles, starting from San Francisco on May 16, 1903. After going through the desert, mountains, and swamps, Wyman arrived in New York 50 days later.

Don't imagine the motorcycle used by Wyman is the same as a motorcycle now. Severe terrain and the condition of the motorbike that is not as sophisticated as now makes the motorbike damaged before the trip arrives. Finally, Wyman had to ride the bike like a bicycle. He does use a type of motorbike that can be used as a bicycle at the same time. Touring fans often take a quick breath following the journey Wyman had traveled. Of course not alone, but with club members.

Between hobbies and social care

Motorcycle club members are not only met because of similar interests and hobbies, it could be because of the love of social and natural activities. Not infrequently, motorcycle clubs make positive activities to visit certain beaches. Not only want to enjoy the atmosphere of the beach but also to clean the beach.

 When a disaster occurs somewhere like what happened in Lombok, West Nusa Tenggara, the motorbike club can initiate touring there to help earthquake victims. For activities like this, there are times when motorbike clubs coordinate with social institutions such as the Indonesian Red Cross (PMI). While testing the reliability of their favorite motorbikes to deal with tough terrain, motorcycle club members can also build solidarity and care for disaster victims. So, the motorbike club is not just showing off or disturbing the comfort of others.

*****

 

Image source: 1, 2, 3, 4, 5

*INDONESIA*

Touring dan Nilai Positif Klub Motor

Touring dengan sepeda motor menjadi bagian penting dari sebuah komunitas di berbagai negara. Beberapa penggemar jenis motor tertentu, atau ada juga yang tidak mengkultuskan jenis motor tertentu, melakukan touring secara periodik ke berbagai tempat dengan berbagai tujuan. Tidak selamanya touring itu hanya untuk bersenang-senang, memamerkan motor mahal, atau mengganggu kenyamanan orang lain.

Di Indonesia, persepsi orang terhadap klub motor sangat minus menyusul banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dan melibatkan sejumlah geng motor. Pemberitaan tentang klub motor pun lebih banyak minus daripada plus sehingga keberadaannya di Indonesia kurang disukai. Padahal, tidak semuanya klub motor seperti itu. Banyak juga klub motor yang melakukan kegiatan positif, tetapi gaungnya kalau dengan berbagai aksi kejahatan geng motor.

Orang bergabung dengan sebuah klub motor karena beberapa sebab, misalnya ada kesamaan terhadap minat jenis dan merek motor tertentu, kesamaan klub sepak bola tertentu, atau kesukaan terhadap alam. Persamaan inilah yang membuat mereka berkumpul bersama dan melakukan kegiatan bersama termasuk touring.

Melakukan perjalanan ke tempat tertentu, bukan saja untuk merayakan kebersamaan dalam perjalanan. Dengan melakukan touring, mulai dari perencanaan, pelaksanaan selama perjalanan pulang dan pergi, sampai kepada pertemuan-pertemuan berikutnya, menimbulkan terjadinya interaksi sosial baik sesama anggota klub maupun dengan kelompok lain. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada anggota klub motor untuk mengasah kepekaan sosial.

Sejarah touring

Anggota klub motor yang sering melakukan touring belum tentu paham ketika ditanya sejarah terjadinya touring dengan sepeda motor. Adalah George Adam Wyman yang pertama kali melakukan perjalanan mengelilingi separuh Amerika Serikat dengan menggunakan sepeda motor pada 1903. Seperti catatan Myman Memorial Project yang dikutip Kompas Klasika Sabtu (25/3/2018), dengan sepeda motor ia menempuh perjalanan sejauh 3.800 mil, dimulai dari San Fransisco pada 16 Mei 1903. Setelah melalui padang pasir, pegunungan, hingga rawa-rawa, Wyman tiba di New York 50 hari setelahnya.

Jangan membayangkan sepeda motor yang digunakan Wyman sama seperti motor sekarang. Medan yang parah dan kondisi motor yang tidak secanggih sekarang membuat motor itu sudah rusak sebelum perjalanan tiba. Akhirnya, Wyman harus mengayuh motor itu layaknya sepeda. Ia memang menggunakan jenis motor yang bisa sekaligus digunakan sebagai sepeda. Para penggemar touring, sering melakukan napas tilas mengikuti perjalanan yang pernah dilalui Wyman. Tentu saja tidak sendiri, melainkan bersama anggota klub.

Antara hobi dan kepedulian sosial

Anggota klub motor bukan saja dipertemukan karena kesamaan minat dan hobi, bisa saja karena kecintaan terhadap kegiatan sosial dan alam. Tidak jarang, klub motor membuat kegiatan positif untuk mengunjungi pantai tertentu. Bukan saja ingin menikmati suasana pantai, tetapi juga untuk membersihkan pantai tersebut.

Ketika terjadi bencana di suatu tempat seperti yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, klub motor bisa menggagas touring ke sana untuk membantu korban gempa. Untuk kegiatan seperti ini, ada kalanya klub motor berkordinasi dengan lembaga sosial seperti Palang Merah Indonesia (PMI). Seraya menguji kehandalan sepeda motor favorit mereka untuk menghadapi medan berat, anngota klub motor juga bisa membangun solidaritas dan kepedulian terhadap korban bencana. Jadi, klub motor bukan sekadar mau pamer atau mengganggu kenyamanan orang lain.

*****

Sort:  

Setelah membaca postingan bang @aiqabrago, sekarang saya semakin bertambah lagi wawasan saya tentang sejarah touring klub motor. Dan ternyata banyak dampak positif dari aktivitas klub motoring, terimakasih bang @aiqabrago telah berbabagi pengetahuan mengenai manfa'at touring motor .

Saya sangat sependapat dengan sajian bg @aiqabrago kali ini, memang dari segi positifnya banyak kita lihat berbagai klub motor yang ada seluruh indosia khususnya tidak saja bertemu dan berkumpul, terlepas dari itu ada sisi-sisi positif serta sosial kemanusiaan yang mareka tunjukkan, walaupun pada lahiriahnya kehadiran mareka belum sepenuhnya mendapat tempat di tiap pola pikir masyarakat pada umumnya. Terimakasih sajiannya bg , sukses selalu dan saleum takzim lon tuan

Keren nih @aiqabrago, touring motor jika dibarengi dengan kepedulian dan bakti sosial. Fotonya juga keren

hobi berkelas namun bermanfaat bagi banyak orang. tidak seperti genk motor yang mengganggu kenyamanan orang lain

Semoga semakin banyak club atau community yang memiliki sikap peduli & membantu sesama.

Terima kash sdh berbagi Bang @aiqabrago..

Disaat komunitas dibangun dengan rasa kebersamaan maka muncullah rasa sosial di dalamnya.

tks @aiqabrago, baru tahu saya ternyata touring memiliki sejarah tersendiri

Mantat that kegiatan jih bg @aiqabrago

Sekarang banyak dari pihak perusahaan yang melakukan touring dengan klub motor untuk bekerja sama melakukan aksi sosial.

Semoga kebaikan kebaikan seperti itu tetap lestari

Baru tau klo turing ada sejarahnya. Berharap semua komunitas dapat mrmbuat aksi sosial kepada org yg tidak mampu

Ada dua hal yang saya cermati dengan perkumpulan para pecinta kendaraan roda dua terkait dengan nama Klub Motor dan Geng Motor. Memang masih sebatas persepsi dan cenderung subjektif. Menamakan perkumpulan dengan sesuatu yang punya kesan positif dan tidak diasumsikan negatif oleh orang maka pemilihan kata Klub lebih cocok. Ada standarisasi, ada kehadiran aturan disana, ada implikasi positif dari pihak lain, wibawa dan citra juga jadi bagian penting yang dijaga. Berbeda dengan menyebutkan perkumpulan itu dengan Geng justru ada kesan jumawa, kompak negatif, dicibir orang, tiada aturan dan norma disana. Ada hal yang paling mendasar jika ada sikap positif dimulai dan aura dukungan positif tanpa dugaan jelek dalam memulai sebuah organisasi. Sehingga akhirnya aroma2 pikiran dan pandangn positif mengalir lancar ke organisasi tsb, muncul juga tanggungjawab kegiatan dan pemikiran positif seperti kegiatan sosial. Siklus positif dari diri kita dan orang lain akan semakin kuat sehingga aroma2 negatif dan dugaan negatif semakin mengecil dan tidak mempengaruhi posisi sebuah organiasasi. Demikian pemikiran saya, semoga salah dan bisa diluruskan. Salam salut untuk kegiatan positif bang.

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64455.55
ETH 3147.84
USDT 1.00
SBD 3.94