Si Pegulat Tunggal di Hari Meugang ( Ketabahan )

in #indonesia6 years ago

Today..
Today is a Good Day. I do not want to write about the bustling meat in the conversation by those out there. "At least I can also feel it".
My life is being shattered, but my heart is still alright. Because my gratitude is greater, I have never complained, never complained to anyone, about my life.

Hari ini..
Hari ini Hari Baik. Aku tidak ingin menulis tentang daging yang ramai di perbincangkan oleh mereka di luar sana. “Setidaknya aku juga bisa merasakan nya”.
Hidupku memang sedang hancur berkeping-keping, namun hati ku tetap baik-baik saja. Karena syukur ku lebih besar, maka dari itu aku tidak pernah mengeluh, tidak pernah mengadukan diri kepada siapapun, tentang hidupku.

How come? As young as I am, I am all burdened by myself. So, any pain, any bitter when I am faced with a destiny, I am always ready.

Bagaimana tidak? Semuda ini usia ku semua beban aku tanggung sendiri. Jadi, sesakit apapun, sepahit apapun ketika aku di hadapkan dengan sebuah takdir, aku selalu siap.

Ramadan this year the family is no longer complete. Father first left about nineteen years ago. So also with the mother who had just eight months before the Creator.
And, for you whose parents are still there, the family is still complete, hopefully in the blessing of his age. Take care of him as best he can, care for him lovingly. If it is no longer there, regret no longer means.

Ramadhan tahun ini keluarga tak lagi lengkap. Ayah lebih dulu pergi sekitar sembilan belas tahun yang lalu. Begitu juga dengan Ibu yang baru saja delapan bulan menghadap Sang Pencipta.
Dan, untuk kalian yang orang tua nya masih ada, keluarga masih lengkap, semoga di berkah kan umurnya. Jaga dia sebaik mungkin, rawat ia dengan penuh kasih. Kalau sudah tidak ada lagi, penyesalan tiada lagi berarti.

It's not about who, it's about longing for the family. I am writing this not to be pitied, not to get attention, nor hope for praise. I just want to share a bitter story so we are not too happy.

Ini bukan tentang siapa, ini tentang rindu terhadap keluarga. Aku menulis ini bukan untuk di kasihani, bukan untuk mendapat perhatian, tidak pula berharap pujian. Aku hanya ingin sedikit berbagi cerita pahit agar kita tidak terlampau bahagia.

image

Before my life weighing this, bitter coffee, I never. I was as sweet as sugar.

Sebelum hidup ku seberat ini, sepahit kopi, aku pernah. Aku pernah semanis gula.

There was once the greatest woman who took care of me, looked after me, and never left me in any difficult circumstances.

Pernah ada seorang wanita terhebat yang merawat ku, menjagaku, dan tak pernah meninggalkanku dalam keadaan sesulit apapun.

There was once a great woman like a winged angel, whom I once knew in life.
He is my spirit, my tired days about the harshness of this world.

Pernah ada seorang wanita hebat bagaikan malaikat yang tak bersayap, yang pernah aku kenal dalam hidup ini.
Dialah semangat ku, hari-hari lelahku tentang keras nya dunia ini.

Without it now, I feel life is hard.
Not that I am not sincere about the destiny of this god, for I know that every soul will surely feel death. It's just that I am sad to break the prayers of a mother.

Tanpanya kini, aku merasa hidup ini berat.
Bukan aku tak ikhlas tentang takdir tuhan ini, karena aku tahu setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Hanya saja yang aku sedihkan terputusnya doa dari seorang Ibu.

My regret; I used to be more busy with my world, I can not mention one by one. A thousand regrets are now embedded in my mind.
But all in vain, all does not matter anymore.
It is the only prayer I can pray in every prostration.

Penyesalanku; Dulu aku lebih sibuk dengan duniaku, tak bisa ku sebutkan satu per satu. Beribu penyesalan kini tertanam dalam benak ku.
Namun semua sia-sia, semua tidak lagi berarti.
Hanyalah doa yang bisa ku panjatkan di setiap sujudku.

Today, tonight. I miss all about you;
There is no longer a woman who usually waits for me to come home at the door.

Hari ini, malam ini. Aku rindu semua tentangmu;
Tidak ada lagi seorang perempuan yang biasanya menunggu ku pulang di depan pintu.

No more worried about my existence.
No one cares about me anymore.

Tidak ada lagi yang mengkhawatirkan keberadaanku.
Tidak ada lagi yang peduli segala tentang ku.

You wake up early, early in the morning your hands smell the kitchen just to prepare breakfast for me. But now no more, I can no longer taste your handmade cuisine.

Kau bangun selalu lebih awal, rela pagi-pagi tanganmu bau dapur hanya untuk menyiapkan sarapan untuk ku. Namun sekarang tidak ada lagi, aku tak dapat lagi merasakan masakan buatan tanganmu.

For that, Today. Rendang that I ate was not as good as yours made first.

Untuk itu, Hari ini. Rendang yang ku makan tadi tak seenak buatan mu dulu.

image

image

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.18
JST 0.035
BTC 91087.60
ETH 3181.87
USDT 1.00
SBD 2.78