Kontes Keindahan Angka Delapan untuk indonesia 2018: Delapan Jurus Penangkal Hoax

in #indonesia7 years ago (edited)

Percayakah anda, hoax alias berita bohong dan sejenisnya tak bisa ‘dibunuh’ dan belum ada formula sakti untuk menghentikan. Hoax akan terus meneror sepanjang manusia ada, sampai kiamat.

image
[Dokumen pribadi]

Hoax dahsyat: bisa menciptakan pembunuh, membuat perang, meresahkan warga, merasuki jiwa untuk iri dengki dan permusuhan, memecahbelah umat manusia dan bisa meruntuhkan martabat orang-orang. Sebuah tanya muncul di benak, siapakah pencipta hoax?

Saya kisahkan sebuah gambaran tentangnya yang hampir saja membuat kegaduhan. Oktober tahun lalu, sebuah kabar beredar cepat lewat media sosial dan pesan berantai, bahwa: “Masjid Muhammadiyah di Juli Bireuen telah dibakar massa.” Di ujung pesan ada seperti perintah, “sebarkan” dan “viralkan!”

Mendapat pesan itu, saya mencoba menghubungi beberapa kawan di Bireuen. Kenyataannya, yang dibakar bukanlah masjid, karena yang namanya masjid belum ada di sana, baru pondasi dan tiang serta gubuk pekerja yang sedang melakukan pembangunan.

Polisi setempat juga memberikan pernyataan resminya untuk meredam heboh. Tapi berita yang dinilai hoax dan tak lengkap, menyebar luas sampai seantero nusantara, mengalahkan laporan media yang memberitakan sebenarnya. Hoax itu oleh sebagian orang telah dipercaya sebagai kebenaran. Begitulah, karena pada dasarnya orang kebanyakan, sadar atau tidak, lebih mudah menangkap berita hoax karena ketidaktahuannya tentang itu.

Pemahaman orang-orang awam, tentu beda dengan #steemians yang telah biasa menulis tanpa hoax di #steemit. Kesadaran warga di sini penting untuk ditularkan ke luar sana, minimal yang namanya hoax dapat terkendali lajunya.

Ada delapan cara untuk mencegahnya, atau mungkin lebih. Tapi saya merangkumnya jadi delapan saja untuk sebuah syarat mengkuti kontes ini.

1. Jangan mudah terprovokasi
Ketika menerima sebuah pesan yang menurut anda merendahkan suku kita, agama kita, ras kita dan rasa persatuan kita, jangan langsung terprovokasi olehnya. Berusahalah tenang sambil mengingat “jangan-jangan ini Hoax.”

2. Cari Kebenaran
Setelah tenang, cobalah mencari kebenaran terhadap informasi yang beredar. Misalnya mencari apakah informasi tersebut mencantumkan sumbernya. Perhatikan situsnya dan juga teliti judul. Judul yang bombastis dan tidak sesuai isi dalamnya patut dicurigai.

Fakta lainnya, sebagian besar berita hoax akan mengajak orang-orang untuk menyebarkan lagi, misalnya dengan kata-kata: “Sebarkan untuk kepentingan bersama.” Mencari informasi yang benar juga dapat dilakukan dengan menghubungi kenalan, kawan atau bisa juga pacar lama yang mungkin ada di sekitar lokasi yang ditulis dalam berita.

3. Berhenti menyebarkan
Sambil mencari kebenaran, bersikaplah dewasa dengan tidak menyebarkan informasi yang belum tentu benar itu kepada jaringan anda. Jika melakukannya, walaupun hanya copy-paste atau ditambah dengan embel-embel “dari tetangga sebelah”, anda telah termasuk sebagai penyebar hoax. Maka berhati-hatilah. Saya pernah menasehati seorang kawan karena mengirim berita hoax melalui whatsapp. Saat itu, disebutkan SPBU Kuta Alam, Banda Aceh terbakar, lengkap dengan foto.

Kebetulan saya berada tak jauh dari tempat pengisian bahan bakar kenderaan itu, saya lihat ke langit di atas lokasi, tak ada asap hitam. Foto yang disebar saya ambil dan tempelkan di mesin pencari gambar google, hasilnya foto itu adalah kebakaran sebuah SPBU di Jawa yang terjadi beberapa tahun lalu. “Kau sebarkan lagi info itu, ku delete kau dari perkawanan,” saya mengancam.

4. Paparkan kebenaran
Setelah mendapatkan kebenaran bahwa berita yang dicurigai tersebut adalah hoax, jangan hanya anda simpan sendiri. Sampaikan kebenaran kepada kawan-kawan dan gunakan juga saluran yang sama, seperti yang dilakukan penyebar hoax.

image
Source

5. Laporkan
Sebaiknya laporkan saja informasi tersebut ke aparat kepolisian atau pihak berwenang lainnya, bahwa itu hoax. Polisi atau pihak terkait akan memeriksanya kembali dan melakukan penyelidikan. Mereka juga dapat melakukan sosialisasi ke masyarakat, jika informasi tersebut tak benar. Salah satu saluran aduan adalah [email protected]

6. Bangun komunitas
Membangun komunitas anti-hoax dimaksudkan untuk sosialisasi dengan kerja-kerja terstruktur dan sistematis. Bekerja sama, dimanapun lebih efisien dibandingkan dengan bekerja sendiri. Beberapa waktu lalu, saya ikut memfasilitasi diskusi terkait menangkal hoax yang diikuti oleh enam pers kampus di Banda Aceh. Diskusi kemudian melahirkan komitmen mereka untuk membentuk komunitas.

7. Ingatkan keluarga dekat
Ini bagian mudah tapi jarang kita lakukan, karena seperti sepele. Ingatkanlah keluarga, kawan, orangtua dan orang terdekat lainnya untuk tak melakukan copy-paste sembarang berita lalu melempar ke group whatsapp maupun media sosial, sebelum memeriksa kebenarannya. Paling gampang, hentikan saja penyebaran berita yang bernada provokasi dan ada permintaan sebarkan. “Apa untungnya anda?”

8. Kampanye anti hoax
Kampanye anti-hoax dapat dilakukan melalui komunitas dan sendiri-sendiri. Ini seperti kampanye dalam Pemilu biasanya. Misalnya menulis tentang bahaya hoax di media sosial, menempelkan stiker anti-hoax di kenderaan atau di meja kerja, bisa juga dengan membuat diskusi-diskusi di lingkungan kerja anda.

image
[Diskusi anti-hoax di kampus | Dok pribadi. Foto: Fahri]
#steemians pasti tahu, banyak berita-berita hoax yang telah membuat resah. Bohong dan fitnah dibuat oleh orang-orang yang punya kepentingan tertentu untuk keuntungan pribadinya. Ini telah lama ada, bahkan sebelum media sosial tumbuh berkembang seperti sekarang.

Saya masing ingat dulu, sampai setahun pasca tsunami. Media sosial tak seramai sekarang, karena handphone berbasis android langka atau malah belum ada. Tapi hoax menyebar juga lewat pesan berantai melalui SMS atau teriakan orang.

Saat orang-orang telah kembali membangun di kampung-kampung bekas tsunami, kalau gempa datang pasti ada teriakan “lari… lari, air laut telah naik, tsunami lagi.” Satu atau dua kali, metode itu ampuh, orang kalang kabut lari menjauh. Saat kembali, mereka kehilangan barang berharga. Penyebar hoax adalah maling. Metode ini kemudian dipelajari warga dan membuat mereka tak gampang tertipu.

Hoax telah lama ada, bahkan sebelum kita dan steemit ada. Penciptanya tercatat dalam kitab suci. Bukankah Iblis yang pertama membisikkan berita bohong kepada moyang kita, Nabi Adam dan Hawa? Sehingga mereka diusir dari surga, karena memakan buah yang dilarang Allah. Dan selanjutnya Iblis terus menggoda, menurunkan ilmu hoax kepada kita, yang dengan sadar atau tidak ikut dalam perangkapnya. Mungkin sampai kiamat.

Hoax tak bisa mati. Hanya dapat ditangkal dengan pengetahuan dan kesadaran. Minimal seperti di steemit ini, bersama menjaga untuk menancapkan bendera bagi mereka, karena kita anti-hoax. []

Sort:  

Postingan yang sangat menarik @abuarkan..
Kunjungi juga @ledysuheri

Lawan hoax bang @abuarkan

terprovokasi mungkin bang bukan terpropovasi, mungkin bang beuh. pajan ta jeip kupi ?

Yayayaya, thanks koreksinya @hendrafauzi. Maklum mata ka tuha.

Bang, makasih beh

Hana miswar.

Foto bikin salah fokus. Keuneng ija kroeng mat kamera. Bereh that ketua. :)

Bereh. Bak na ikot kontes lom. Haha

Tulisan yang sangat berguna dari steemian yang memiliki latar belakang paling tepat, dan karena itu tulisan ini menjadi sangat bernas.

Bereh bang. Memang makin bersemangat para steemian yang lain

Beruntunglah Steemit karena masih ada orang waras mau membagikan ilmunya di sini

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.16
JST 0.029
BTC 60935.14
ETH 2365.47
USDT 1.00
SBD 2.55