Di Steemit, Jangan Jadi "Besi”

in #indonesia6 years ago

Perjumpaan dengan sesama pendatang baru di #steemit, kadang selalu melahirkan kisah tentang celoteh, keluhan, cemooh dan suka duka yang berakhir tawa.

image
Dokumen pribadi

Sebuah cerita disampaikan kawan, yang demi martabat saya sembunyikan identitasnya. Sebut saja Ghandari, mengambil nama Istri Destarata yang buta dalam lakon Kitab Mahabarata. “Aku hampir putus asa, kuabaikan saja akun ini,” katanya.

Saya tertawa sambil melepas canda, bahwa semuanya butuh proses, tak mungkin akun seumur jagung mengharap nilai besar. Saya mencoba membangunkan dia, tentang kisah pertemanan yang juga pelan-pelan. Bukankah tak cukup sekali bertemu dengan seorang kawan, lalu kita menjadi akrab.

Begitu juga di #steemit, mengenal kawan baru yang satu kelas maupun abang kelas juga butuh waktu, tak semudah membalik telapak tangan. Ada membangun kepercayaan di sana, saling berbagi, membantu, berdiskusi dan yang paling penting adalah bertemu untuk juga bercerita tentang dunia maya ini.

Banyak kejadian, kawan seprofesi saya yang selalu bertemu tapi malu-malu untuk mengaku bahwa dia juga #steemian. Padahal, mengenalkan diri di dunia nyata juga ampuh mendongkrak nilai. Ini soal mental dan kemauan.

Lain lagi urusan menggoda para #minnow, #dolphin dan #whale agar menempelkan tangannya pada postingan kita. “Ini tentu harus dengan postingan berkualitas, kalau tak percaya coba saja,” kata saya kepada Ghandari. Dia diam dan tak meneruskan keluhannya. Saya tak pasti apa yang dipikirkannya.

Berbaur dan tak membuat batasan-batasan dalam pertemanan di steemit adalah intinya. Siapa saja ajaklah berkawan dan jangan pernah anggap sebagai saingan. Saya teringat sebuah tembang lawas berjudul “Nak 2” yang dilantunkan idola saya, Iwan Fals: Jadilah karet, jangan besi karena karet paham kondisi. Juga cobalah bunglon dan jangan sapi. Karena bunglon pandai baca situasi. Begitulah ibaratnya.

image
Source lirik Iwan Fals

Tapi, masih dalam lirik Iwan Fals, saya tak setuju menjadi bandit yang berkedok jagoan supaya orang-orang menganggapmu pahlawan. Ini ada lho di #steemit, menawarkan sesuatu kepada kita dengan iming-iming menaikkan dollar. Entahlah, mungkin saya salah menilai.

Satu lagi wahai Ghandari ku, tujuan kita di sini diakui atau tidak memang mengejar piala alias reward. Tapi ingatlah ada banyak hal yang perlu selain itu, tentang belajar menulis, belajar memotret, belajar video, mencari kawan baru, menemukan kawan lama, berkomunitas, membangun jaringan dan menguatkan mental saling membantu. “Jika tak mendapat piala, minimal kau menemukan kawan baru.”

Hei kawan, janganlah kau seperti Ghandari di kitab itu. Yang di ambang perang Pandawa dan Kurawa, memilih menutup mata dengan kain agar tak bisa melihat seperti suaminya yang buta. Dia memilih hidup tanpa cahaya, karena dia tak sanggup lagi melihat jauh, perang saudara yang muncul karena juga ulahnya.

image
Source Gandhari dalam film

Maka sabarlah, jangan mengeluh, mencaci, memusuhi, menebar fitnah apalagi sampai mengajak perang. Kalau sudah begini, tinggalkan saja akun untuk mati. []

@abuarkan

Sort:  

Kalheuh long engkol bacut

Makasih tgk @dsatria dan dek @albertjester dan bung @harock, ka berkunjung. Nyoe lon jamak ju sige, bandwidth minus... hiks

Setuju bang.... kuncinya kesabaran....

Oooh Ghandari.... adak sukla bibi, bek supot mata 😃

nice pic my friend,

Memang nah tulisan nyoe lage kuah tuhe jampu boh drin Tangse. Leumak dan menggoda selera. Kalheuh lon engkol sineuk che'k. Ubena daya.

macam droeneuh, kahawa boh drien nyoe. hooo awak tangse ka, pue hana kiriman meusaboh kotak

Sama seperti kita, berawal dari bayi hingga dewasa. Tentu tak ada yang instan karena semua butuh proses. Yang instan hanyalah mie instan @akubaihaqi

sudah di upvote yaaa, upvote back

Great!! Dapat pelajaran banyak ne....thank abuarkan...

@abuarkan can you help vote me?

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.031
BTC 61123.62
ETH 2642.27
USDT 1.00
SBD 2.59